7. Bertanya-tanya

98 12 0
                                    














Naren yang tidak mendapatkan kasih sayang setelah ayahnya pergi, Naren yang selalu mendapatkan perlakuan kasar dari sang bundanya. Tapi tak pernah membuat Naren membenci sang bunda. Karena ia sadar ia anak yang tidak bisa diandalkan, Maka dari itu ia selalu menerima ketika dirinya dibuat hancur oleh tangan sang bunda.




~~~~



Maven yang sedang bekerja, namun ia dibuat tidak fokus karena mengingat kembali luka dipunggung adiknya, ia bertanya-tanya siapa yang sudah membuat tubuh adiknya tersebut terluka. Luka yang terlihat seperti luka bekas pukulan bukan luka akibat terjatuh atau apapun itu.

Maven mengambil benda pipih untuk mengetikan beberapa kalimat kepada adiknya,


Maven mengambil benda pipih untuk mengetikan beberapa kalimat kepada adiknya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maven sangat tidak menyangka justru yang membuat  adiknya terluka adalah ibundanya sendiri, sakit sangat sakit ketika melihat pesan dari adiknya yang mengatakan bahwa sang ibundanya yang telah melakukan kekerasan terhadap Naren.


'Dek, kenapa kamu gak pernah cerita ke Abang?' batin Maven mencelos

Satu sisi Jefan pun tengah melihat isi chatnya dengan Naren setelah malam kemarin ia tak melihat Naren keluar kamar dan pintu yang selalu dikunci.

Satu sisi Jefan pun tengah melihat isi chatnya dengan Naren setelah malam kemarin ia tak melihat Naren keluar kamar dan pintu yang selalu dikunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Dek, Topeng kamu tebal banget ya. Sampai-sampai Jenjen gak bisa nebak kalau kamu terluka secara fisik dan batin' gumam Jefan



~~~~



Berbeda dengan Kilya yang kini tengah gencar menyiksa kembali Naren, sebab Naren tak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan milik ibundanya.

Siang itu Naren tengah asik bermain, berlari kesana kemari didalam ruangan tanpa memperhatikan langkahnya ia tak sengaja menyenggol vas bunga kesayangan milik bundanya,

PRANGGGGG!!!

Naren terkejut ia terlihat bingung harus bagaimana,
"Pecah, sudah pecah Naren sengaja tidak" ujarnya seraya tangan yang sibuk dimainkan

Ia berlari untuk menghampiri sang ibunda berharap ia akan mendapatkan bantuan untuk membereskannya, namun prasangkanya salah.
Ibundanya justru marah besar dengan apa yang telah Naren perbuat, walaupun tidak sengaja tidak membuat Kilya mengerti. Dengan kekurangan yang Naren miliki.

Naren berlari menghampiri sang bunda,
"Bunda, sinih bunda lihat sengaja tidak Naren bunda" ujarnya seraya menarik lengan ibundanya, dengan terpaksa Kilya mengikutinya.

"Ck, apa sih kamu tuh. Mau kemana coba?" Ujar sang bunda

Saat sudah sampai diruang tamu Kilya dibuat terkejut dengan apa yang ada dihadapannya . Vas bunga yang sudah pecah dan berserakan dimana-mana dengan bunda yang sudah rusak juga,

"APA?! INI APA? KAMU NGAPAIN SAMPAI BIKIN VAS BUNGA KESAYANGAN BUNDA INI PECAH HAHH? KAMU TAU GAK INI DARI SIAPA? INI HADIAH DARI AYAH KAMU TAU! VAS INI LEBIH BERHARGA DARI PADA DIRI KAMU YANG TIDAK BERGUNA ITU!" ujarnya dengan amarah yang sudah memuncak.

Kilya menarik paksa tubuh Naren, lalu menjatuhkan dengan sekuat-kuatnya.

BRAKKK

Naren terjatuh dilantai dan mengenai serpihan vas pecah tersebut, yang membuatnya terluka di kebagian lengan.

"Dasar anak tidak tahu di untung kamu ya!" Ujarnya seraya memukul tubuh Naren menggunakan sapu tanpa ampun.

Dengan darah segar mengucur di lengannya akibat luka dari pecahan vas tersebut mengenai tangannya, dengan luka memar yang ia dapat Naren menangis begituh pilu

"Maaf bunda maaf, Naren sengaja tidak. Pukul berhenti Naren. Sakit Naren, berhenti mohon bunda" ujarnya sambil terus meraung-raung.

Tak habis disanah saja Naren ditarik oleh sang bunda menuju kamarnya, ia di bawa ke arah kamar mandi ia dijatuhkan kembali dengan sangat kencang,

BRAKKK

"Bunda gak akan segan-segan buat terus pukul kamu kalau kamu terus buat kekacauan. Dan ini hukuman yang pantas kamu terima, sebab kamu sudah membuat kekacauan hari ini." Ujar Kilya

Naren terus menangis meminta agar berhenti namun usahanya gagal, Kilya kembali melayangkan pukulan tepat pada kepalanya lalu mengambil shower dengan air yang suhunya lumayan panas.

Ia menyiramkan keseluruhan tubuh Naren tanpa melihat kini Naren sudah kesakitan dan kepanasan,

"Panas bunda Naren , berhenti mohon sakit bunda."

"Panas bunda panas, panas bundaa" dengan tangis yang semakin pecah tak kuasa menahan panas disekujur tubuh dan rasa sakit akibat kulit yang mulai memerah.

"Kamu bunda kunci! Jangan berani-beraninya kamu bikin masalah selama kamu dikunci didalam kamar!" Ujar final sang bunda lalu pergi meninggalkan Naren dan tak lupa untuk mengunci pintu kamarnya.

Naren menangis hebat, dan melihat dirinya yang sudah berantakan. Dengan sekujur tubuhnya yang sudah memerah akibat siraman air panas tersebut, belum lagi luka pada lengannya yang terasa perih. Tubuh yang serasa hancur serta hati yang ikut hancur berkeping-keping.

Naren terduduk lemah dengan isi pikiran yang kacau dan memeluk kakinya, berharap sang ayah datang untuk membawanya pergi dari neraka ini.




'Ayah Naren ikut ayah, bawa tolong Naren" batinnya dengan sangat sakit.







Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang