6. Ulang Tahun

107 11 0
                                    














Pagi yang cerah dengan suasana menyegarkan, Naren sudah terbangun lebih awal dari biasanya.
Kini ia berjalan menuju suatu arah, ia mengambil barang tersebut lalu membawanya pergi keluar kamar.

Ia berlari kegirangan dengan tangan yang sibuk membawa barang tersebut, kini ia mulai berjalan menuju arah kamar sang ibundanya.

Naren membuka pintu lalu menghampiri,
"Bu-bun- nda ba-ba-ngun ti-ti-up li-lin bun-nda Na-na-ren ti-ti-up li-lin, li-hat Na-na-ren ti-up li-lin bu-nda" katanya dengan menunjukan sebuah kalender yang ia bawa dari kamarnya. Berusaha membangunkan sang bunda dan memberitahu bahwa hari ini ia tengah berulang tahun.

Kilya yang merasa terganggu akhirnya terbangun dengan perasaan emosi ia segera mendorong tubuh anaknya,

BRUKKK

"Bisa gak sih kamu tuh gak usah ganggu bunda hahh? Idiot gak ada kerjaan! Sanah pergi kamu keluar dari kamar bunda!" Katanya dengan nada tinggi

Naren yang meringis pun hanya bisa terdiam dan bangkit untuk keluar kamar




'Naren tiup lilin bunda' batinnya dengan tangan yang terus dimainkan





~~~~


Siang ini Naren tengah asih bermain lego sendiri walaupun tengah bersedih sebab ulang tahunnya tidak dirayakan tapi tak luput untuk menghilangkan kebahagiaannya..

Seperti anak kecil yang tengah asik  bermain dengan dunianya, Naren merasa bahagia dihari ulang tahunnya walaupun tidak ada ucapan dari sang bunda dan tanpa perayaan.


~~~~


Satu sisi Jefan dan bang Maven kini tengah menyiapkan satu buah cake beserta lilin yang dimana ada angka 19 tahun diatasnya,

"Jangan berisik nanti Naren denger dek" ujar Maven memperingati adiknya bahwa jangan membuat kebisingan agar Naren tidak mengetahui apa yang sedang kita lakukan.

"Udah siap nih bang, kita masuk aja. Naren juga ada diruang tamu lagi main tuh" kata Jefan sambil sibuk menyalakan lilin

Tanpa sepengetahuan Naren, kini Abang dan kembarannya pun berjalan masuk dengan diam-diam dan kini mereka sudah berada dibelakang nya,

1...
2...
3...
Bisik berdua,

"Selamat ulang tahun Naren sayang" ucap serentak keduanya yang membuat Naren terkejut.

Maven berjalan menuju Naren,
"Selamat ulang tahun adek nya abang" ucap Maven yang dibumbuhi kecupan manis di keningnya,

Begitu juga dengan Jefan yang berjalan ke sisi Naren,
"Selamat ulang tahun jagoannya Jenjen" katanya seraya mengelus surai cantik milik Naren.

Naren terlihat senang,
"Ti-ti-up li-lin Na-ren ti-up li-lin! Se-se-nang Na-ren se-nang sa-ngat" ujarnya dengan sangat girang karena tak menyangka akan mendapatkan kejutan dari sang Abang dan kembarannya. Melupakan sejenak tentang kesedihannya.

Bang Maven dan Jenjen turut tersenyum bahagia melihat senyuman manis terpancar indah dari wajah Naren,

"Adek bicaranya pelan-pelan saja ya, jangan terburu-buru nanti adek nya capek" ucap bang Maven yang di angguki patuh Naren.

Berbicara Naren kini sedikit demi sedikit telah ada perubahan walaupun tidak banyak, Tapi tidak pantang menyerah.
Abang Maven dan Jenjen selalu bergantian untuk melatih Naren, dan Naren pun menerimanya dengan baik dan selalu bersemangat untuk berlatih..

Namun dari koordinasi gerak, kini Naren telah kembali normal walaupun kebiasaannya tidak pernah hilang, selalu memainkan jari jemarinya


~~~~


Setelah tiup lilin dan makan kue, kini mereka sedang asik bermain bersama menikmati hari spesial Naren walau tanpa sang Ibunda.

"Ayo dek sekarang kita buka kadonya" ucap Maven

Naren pun kegirangan lalu berlari ke arah bang Maven,

"Jangan lari-lari adek nanti jatuh" ujar Jefan yang membuat Naren terkekeh kecil,

Naren sibuk membuka kado dari bang Maven,
"Wa-wahh i-ini le-go ke-su-kaan a-dek. Ma-ma-ka-sih a-bang" ujarnya dan langsung memeluk tubuh sang Abang yang dibalas tak kalah eratnya.

Kini Jefan menyodorkan kado,
"Nih kado dari Jenjen semoga adek suka ya" ujarnya dengan tangan yang sibuk mencubit pipi gembul Naren

Naren mengangguk dan langsung segera membuka kadonya,
Mata Naren menatap bingung dengan isi kado yang diberikan kembarannya tersebut, yang membuat sang Abang pun bertanya-tanya juga,

"Jeff, gak salah ngasih hadiah kan?" Tanya bang Maven
"Kagak bang, buat hiburan juga kalau dia dirumah sendiri" jawabnya yang mendapati anggukan dari sang Abang.

"I-ini a-pa je-jen?" Tanya Naren bingung

Jefan menghampiri Naren,
"Ini namanya handphone. Bisa digunakan buat ngehubungi Abang sama jenjen dan juga nonton video kelinci kesukaan adek. Nanti Abang ajarin okee?" Ujar Jefan seraya mengelus pipi

Naren mengangguk ngerti, dan mulai belajar menggunakan handphone bersama kembarannya.




'Naren senang, lihat ayah Naren senang' batinnya




"Bahagia lebih lama lagi dek" gumam Maven yang tanpa disadari tengah tersenyum manis ke arah mereka.






Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang