4. Mimpi

144 10 0
                                    














Naren yang tengah berada ditempat indah, yang dimana sekeliling banyak bunga-bunga cantik dengan pemandangan yang sangat cantik..

Sekelebat dibuat silau oleh cahaya yang begitu terang, Naren menyipit matanya dan seketika Naren dibuat terkejut oleh kehadiran sang ayah..

"Ayah Naren ayah ketemu" ujarnya sembari berlari memeluk tubuh sang ayah.
Naren seketika langsung menangis dengan begitu hebat, sosok yang ia sangat rindukan kini sudah muncul dihadapannya.

"Ayah, Naren kangen ayah datang kenapa tidak dalam mimpi?" Ujarnya lagi dengan suara yang terputus-putus akibat menangis

"Maaf ya sayang, udah lama ayah gak datang ke mimpi kamu ya nak. Ayah lagi ada urusan disinih jadi gak bisa datang ke mimpi Naren."

"Naren kenapa bisa ada disinih sayang?" Tanya Bara sang ayah seraya mengelus surai Naren

"Ayah, Naren pukul nakal bunda. Naren marah buat bunda. Naren pukul-pukul sakit ayah" adunya pada sang ayah dengan mata yang memerah dan kembali menangis.

Sungguh sakit mendengar penuturan anaknya tersebut, bagaimana bisa anak bungsunya ini diperlakukan seperti hewan. Tidak dikasihani dan tidak di adili. Perasaan semasa ia hidup Naren tidak pernah mengeluhkan apapun tentang ibundanya, tapi kenapa selepas ayahnya pergi ia menjadi seperti ini.

'Apa yang telah kamu perbuat Kilya terhadap anak kita' batin Bara

"Ayah ikut Naren ikut mau ayah'" ujarnya sambil menangis tersedu-sedu,

"Belum bisa sayang, Belum waktunya. Perjalanan kamu masih panjang, ayo menjadi kuat sekali lagi. Bertahan sampai kamu menemukan kebahagiaan kamu ya" ujar Bara lembut seraya mengelus surai cantik milik Naren.

Bara memeluk erat tubuh Naren dan tak lupa untuk mencium kening nya, ia segera melepaskan pelukannya dan bangkit,
"Ayah pergi dulu ya nak, jaga diri baik-baik" ujar Bara seraya berjalan kearah cahaya yang begitu mengkilap

"Ayah Naren tunggu, ayah pergi jangan. Ayah mohon Naren ayah" ujarnya sambil terus menangis



~~~~



"Pasien mengalami henti jantung sesaat, suster siapkan segala alat" ujar sang dokter.

Bang Maven dan Jefan seketika lemas dan panik ketika melihat suster yang terus berdatangan ke arah ruangan Naren, apakah Nalen kita baik-baik saja?

'Ayah tolong jangan bawa Naren, Kita masih butuh Naren' batin Jefan

'Ayah, Maven mohon tolong jangan bawa Naren. Abang gagal udah jagain adek, tapi jangan hukum Abang kayak gini, Bukan mau Abang kayak gini' batin Maven dengan perasaan putus asa

'Bara, lihat kan anak kamu ini? Anak kamu itu banyak menyusahkan aku. Kenapa kamu yang pergi mas? Bukannya anak idiot itu aja yang pergi' batin Kilya





~~~




Setelah melakukan berbagai macam perawatan, Serta alat yang menempel pada bagian tubuh Naren. Dokter pun keluar dari ruangan dengan mata yang sudah sembab,

Maven dan Jefan yang melihat sang dokter keluar pun segera bangkit dan menghampiri,
"Dok, Gimana keadaan adik saya?" Tanya Maven dengan suara yang bergetar

Doktor menghela nafas,
"Allhamdulillah setelah melewati masa-masa kritis Naren bisa diselamatkan. Anak itu begituh kuat, Saya saja sampai menitikkan air mata dengan perjuangannya ia untuk tetap bersama keluarganya. Sementara kami pindahkan dulu ke ruang inap, Baru kalian bisa masuk melihatnya" kata sang dokter

"Dan untuk kalian, ada yang perlu saya bicarakan tentang kondisi Naren" katanya lagi

DEG!

Puji syukur, keluarga kita masih utuh tanpa Kehilangan untuk yang kedua kalinya lagi, walaupun kini kita belum tau perkembangan keadaan Naren seperti apa,

'Yaallah makasih banyak, Ayah makasih udah gak bawa Naren. Abang janji bakal jagain Naren terus' batin Maven dengan tangis yang pecah

Maven seketika langsung memeluk tubuh sang adik dan bundanya, merasa lega atas kabar yang dokter berikan walaupun masih sedikit takut dengan kabar yang belum diketahuinya





'Naren kuat harus kata ayah, Naren kuat harus'
-Nalen






Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang