Jadilah pembaca yang baik dengan meninggalkan jejak untuk author🙌
Happy reading all 🖤
•••
"Ngapain sih kak?" Ucap Zia saat menyadari Nathanio mengikutinya dari belakang.
"Emang kenapa? ada yang salah?"
"Terserah," ucap Zia mengabaikan Nathanio yang terus berjalan mengikutinya dari belakang.
"Kenapa?" Tanya Nathanio saat melihat Zia tiba-tiba berhenti.
"Gak," jawab Zia cuek, kemudian ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju parkiran.
"Kak," sapa Zia dengan mata berbinar, kesempatan buat kabur dari Nathanio.
"Kenapa?" Tanya Calvin sembari mengeluarkan motornya dari parkiran.
"Kak pulang bareng ya?" tanya Zia sembari mengeluarkan puppy eyes.
"Gak bisa Zi, Gue ada rapat kelompok," jelas Calvin, ia ingin pergi ke rumah temennya.
"Nath, anterin Zia pulang ya, bisa kan?" Lanjut Calvin yang diangguki langsung oleh Nathanio.
Zia yang mendengar menatap Nathanio dan Calvin malas, niat ingin kabur dari Nathanio gagal.
Zia terpaksa mengikuti Nathanio, ia berjalan menjauhi Calvin dan menuju ke motor Nathanio yang jaraknya sedikit jauh dari motor Calvin.
"Naik," suruh Nathanio setelah selesai mengeluarkan motornya dari parkiran.
Zia hanya mengikuti apa yang Nathanio suruh, ia malas berdebat dengan manusia yang berada didepannya.
"Lo laper?" Tanya Nathanio, pasalnya dari tadi mereka hening tiba-tiba Nathanio mendengar perut Zia yang kroncongan.
"Sotau lo," jawab Zia malas, padahal di dalam hatinya ia sangat malu.
"Mau makan apa?"
"Gak."
"Gue traktir."
"Gue bisa bayar sendiri kali."
"Yaudah, kalau gitu mau makan apa sayang?" Tanya Nathanio dengan nada lembut.
Zia yang mendengar seketika melebarkan matanya.
"Apa lo bilang? sayang?!" Ucap Zia marah.
"Iya sayang, kenapa?" Bukannya takut, Nathanio menjawab dengan embel-embel 'sayang' yang semakin membuat Zia marah.
"Ngomong sayang lagi gue jambak!" Ancam Zia.
"Mau makan apa sayang," ejek Nathanio, ia mengalihkan spionnya menghadap ke muka Zia yang merah.
"Gue jambak beneran nih!"
"Jambak aja kalo bisa, gw aja pake helm," ucap Nathanio.
"Yang ada lo yang bisa gue jambak, liat tuh rambut lo masih keliatan," lanjut Nathanio sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Tanpa Air : Menyimpan Luka Tanpa Bercerita (ON GOING)
Novela JuvenilSakit? Kecewa? Jelas!! Bagaimana tidak? ketika tidak dipercayai keluarga bahkan orang-orang di sekitar. Zia Lettana Adhiesa, gadis dengan beban dipundaknya, luka di hidupnya yang tak ada habisnya. Apapun penjelasannya orang-orang tak akan memperca...