Sesuai rencana mereka tadi, sepulang sekolah mereka akan pergi.
"Mau kemana emangnya?" Tanya Zia.
"Kamu maunya kemana?" Bukannya menjawab, Nathanio malah balik bertanya.
"Ihh, di tanya malah balik tanya," ucap Zia sembari menarik tangannya, dan melirik sinis kekasihnya.
"Gimana kalo kita nonton?" Tanya Nathanio sembari menoel pipi Zia.
Zia memegang jidat kanannya dengan satu jari, "em, boleh deh. Tapi nanti pulangnya beli es krim," ucapnya dengan kedua mata dikedipkan.
"Boleh sayang," jawab Nathanio sembari merangkul Zia.
Mereka berjalan menuju motor Nathanio yang masih terparkir.
"Mau kemana kalian?" Tanya Calvin mencurigai.
"Zia belum izin sama kakak?" Tanya Nathanio sembari melirik Zia, Zia yang dilirik hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hehe lupa, kak nanti bilang ke ayah sama mamah ya. Aku pulang telat."
"Hm."
"Jangan bilang aku pergi sama kak Nathanio ya, bilang ke mereka kalau aku kerja kelompok. Nanti pulangnya kakak jemput aku ya."
"Iya, jangan malem-malem pulangnya," ucap Calvin sembari menatap Nathanio tajam.
Nathanio yang ditatap seperti itu menjawab dengan bibir bergerak, "siap kak," sembari mengangkat tangannya hormat.
"Makasi kak," ucap Zia kegirangan dan langsung memeluk Calvin erat.
"Iya," ucap Calvin sembari mengelus kepala Zia dengan lembut.
"Dada kak," pamit Zia saat melewati Calvin yang sedang menaiki motor.
"Hati-hati," ucap Calvin yang di jawab dengan jari jempol Zia.
💔💔💔
"Katanya mau nonton, kok malah kesini," ucap Zia lesu, pasalnya ia sudah bersemangat.
"Disini dulu sayang, kalau nunggu disana lama. Takutnya nanti kamu bosen," ucap Nathanio dengan lembut.
"Emangnya kamu gak mau disini? atau mau kemana?" Lanjut Nathanio.
Zia menggelengkan kepalanya, "emangnya masih nunggu berapa lama?"
"Sekitar setengah jam, aku udah cek sama udah pesen tiketnya."
"Kapan kamu pesennya?" Tanya Zia heran, ia tak melihat Nathanio bermain ponsel.
"Ada deh."
"Ishh, ini kita mau ngapain disini?"
"Bikin buket bunga buat kamu."
"Pake bunga itu semua?" Tanya Zia sembari menunjuk berbagai macam bunga yang ada di toko bunga depan mereka.
"Kurang tau, kita masuk aja," ajak Nathanio dengan menggandeng tangan mungil Zia.
"Kak, ini konsep membuat buketnya gimana kak?" Tanya Nathanio kepada salah satu pegawai 'the flowers bucket'
"Kalian pilih aja bunga semau kalian, terus nanti setelah kalian puas dengan bunga yang kalian pilih. kalian bisa ke sana untuk membuat buketnya, di sana nanti ada juga karyawan yang membantu kalian. Jika kalian kurang faham nanti bisa tanya karyawan di sana," jawab salah satu karyawan dengan menunjukkan arahnya.
"Makasih ya kak."
"Kamu mau keliling dulu, atau udah nemuin bunga yang kamu mau?" Tanya Nathanio.
"Kamu kok tau tempat ini sayang?" Zia tak menjawab pertanyaan dari Nathanio, sedari tadi matanya salfok menatap kagum melihat banyaknya bunga yang sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Tanpa Air : Menyimpan Luka Tanpa Bercerita (ON GOING)
Ficção AdolescenteSakit? Kecewa? Jelas!! Bagaimana tidak? ketika tidak dipercayai keluarga bahkan orang-orang di sekitar. Zia Lettana Adhiesa, gadis dengan beban dipundaknya, luka di hidupnya yang tak ada habisnya. Apapun penjelasannya orang-orang tak akan memperca...