2. Sunflower

2.8K 600 199
                                    

31st of August, 2018

"Siapa yang mengizinkanmu Melakukannya?"

Kala itu, cuaca di sore hari sangat cerah. Namun tidak untuk perasaan Jennie yang berkecamuk. Ketika sang ayah membanting sebuah majalah ke hadapannya.

Sampul yang berisi dirinya itu terpampang nyata. Hingga mampu dilihat oleh ibunya yang juga ada disana. Sangat terkejut dengan Jennie yang melakukan sesuatu tanpa izin mereka.

"Jennie-ya, dimana pikiranmu?" Park Eunbin ikut mendesak Jennie.

Sesungguhnya apa yang salah dengan langkah Jennie ini? Ia ingin menjadi model. Impian yang selaras dengan adiknya. Impian yang bisa membuat Jennie terus berada di dekat adiknya walau mereka tak ada dalam atap yang sama.

"Aku tak perlu meminta izin siapa pun untuk melakukannya." Tapi Jennie terlalu berani untuk menentang kedua orang tuanya.

Dia sudah menginjak 17 tahun. Dia memiliki impiannya sendiri. Seharusnya mereka mendukung Jennie. Seharusnya mereka memperlakukan Jennie sama dengan kakaknya. Dimana sejak satu tahun lalu kakaknya ingin menjadi penulis.

Respon yang keduanya dapat sangat berbeda. Jika mereka dengan suka rela memberikan dukungan untuk Jisoo, maka tidak dengan Jennie.

"Jika kau bekerja seperti itu, siapa yang akan melanjutkan perusahaan Appa?" Jennie terkekeh ketika sang ibu kembali bicara.

"Itu bukan tanggung jawabku." Namun seakan tak mau kalah dalam perdebatan itu, Jennie terus melawan.

"Jang Jennie---"

"Wae? Kau ingin mengatakan jika aku dilahirkan hanya untuk itu?" Jennie seakan termakan dengan emosinya.

Berada dalam keluarga yang selalu menuntutnya, membuat Jennie tumbuh menjadi pemberontak. Jika saja Jennie tidak memiliki dua adik yang juga berada di rumah itu, ia sudah lama memilih pergi.

"Eomma melahirkanku hanya untuk menjadi penerus Appa. Eomma melahirkan Chaeyoung dan Lisa hanya untuk menjadi teman Jisoo Unnie. Apakah sekali saja kami tidak bisa dianggap sebagai anak?" Air mata Jennie meluruh ketika mengatakan hal itu dengan lantang.

"Apa maksud perkataanmu? Dengan kalian tinggal disini dan semua keinginan terpenuhi, apakah tidak cukup?"

Jennie mengepalkan tangannya ketika Jang Geunsuk bicara. Mengapa ia harus mengungkit hal ini yang hanya akan membuka lukanya?

Kenyataan bahwa kehadirannya maupun kedua adiknya bukan keinginan pasangan suami istri itu selalu membuat Jennie sakit hati. Hanya karena memikirkan Jisoo tak akan memiliki banyak teman, membuat orang tua mereka memutuskan untuk memiliki anak kembali.

Alasan kehadiran mereka disini hanya Jisoo. Tidak lebih. Karena hal itu, sampai sekarang Jennie terus membenci kakaknya. Walaupun sesungguhnya Jisoo pun tak berniat demikian.

"Bagaimana kami bisa merasa cukup jika kalian tidak pernah menganggap kami sebagai anak?" Ucapan Jennie terdengar sudah keterlaluan untuk Geunsuk. Dia melangkah maju, hendak melayangkan tamparan pada wajah berlinang air mata itu.

"Jika kau lukai kakakku seujung kuku pun, aku akan lupa jika kau adalah ayahku." Suara dingin itu, dengan tangan yang menahan lengan Geunsuk membuat Jennie membuka matanya.

Lisa dengan seragam sekolah berdiri di depannya. Menahan sang ayah agar tidak melukainya semakin dalam. Tidak cukupkan perasaan Jennie yang sudah perih? Mengapa sang ayah harus menambah luka Jennie lagi?

"Ayo ikut aku, Unnie." Setelah menghempaskan tangan ayahnya, Lisa menarik Jennie untuk mengikutinya.

Di dalam rumah itu terasa sesak. Lisa memahaminya dan memilih membawa sang kakak ke halaman belakang rumah mereka yang hanya ditanami beberapa bunga.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang