6I Preman

36 1 0
                                    

~Happy Reading~

Bel pulang sekolah sudah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu namun Aira, Tasya, Sandra, dan Raina belum ada yang beranjak dari kelas. Mereka masih sibuk merapikan buku dan mengobrol santai, menikmati suasana kelas sebelum meninggalkan area sekolah hari ini.

Ting...

Sandra mengecek ponselnya setelah mendengar notifnya berbunyi, ternyata ibunya sudah menyuruhnya untuk pulang.

"Gue pulang dulu ya guys nyokap udah nyariin nih," kata Sandra sambil menyampirkan tas ranselnya ke bahu.

"Gue juga mau pulang soalnya ojol pesenan gue udah dateng, duluan ya guys," timpal Raina lalu mengikuti Sandra yang sudah keluar kelas.

Tasya melirik Aira yang masih duduk di sebelahnya, "Lo mau bareng gue ga ra?"

Aira menoleh lalu menggelengkan kepalanya, "Makasih ya Tasya tapi aku nunggu bang Kenzo aja," tolak halus Aira.

Tasya tersenyum lalu mengangguk, "Ya udah gue pulang dulu kalo gitu, bye Aira bocil," pamit Tasya menyubit pipi Aira gemas lalu berlari meninggalkan Aira yang menggerutu.

Aira mengelus pipinya panas, cubitan Tasya memang ga kira-kira. Ia menghela napas dan melihat ke luar jendela, menunggu sabar abang tercintanya yang hingga saat ini belum muncul batang hidungnya tadi abangnya tercintanya itu mengatakan ada rapat sebentar dengan osis membahas lomba yang akan diadakan sekolahnya.

Suara getaran ponsel menyadarkan Aira, ia melirk ponselnya ada nama kakaknya disana. Tangannya bergerak cepat menekan tombol hijau.

"Hallo dek," ucap pria di sebrang sana.

"Hallo bang, kok lama sih?" kata Aira kesal.

"Sorry abang belum bisa pulang sekarang, kamu dijemput Pak Budi aja gimana?" tawar Kenzo lembut.

"Yahhh gimana sih abang, ga usah deh aku naik taksi aja bye," kesal Aira mematikan telpon sepihak. Sedangkan Kenzo disebrang sana merasa bersalah sekaligus khawatir terhadap adiknya, ia mondar-mandir di depan pintu ruang osis lalu ia menatap lapangan basket matanya menatap Aksa disana.

"AKSA WOI SINI!!!" teriak Kenzo sambil melambaikan tangan.

Merasa terpanggil Aksa menoleh, ia melihat Kenzo melambaikan tangan ke arahnya lalu berjalan menghampiri Kenzo yang sedang berdiri di depan ruang osis.

"Gue minta tolong sama lo buat anterin adek gue pulang, gue masih ada rapat sama osis buat lomba minggu depan," ujar Kenzo setelah Aksa berdiri di depannya.

Aksa mengerutkan alisnya ia merasa keberatan, mulutnya terbuka ingin menolak Kenzo.

Melihat raut wajah keberatan dari sahabatnya membuatnya tidak ingin menyerah begitu saja. "Please sa bantuin gue," sambungnya memelas.

Aksa membuang napas pelan, "Oke," jawabnya singkat.

Kenzo menepuk pelan bahu Aksa sebelum meninggalkannya untuk masuk ke ruang rapat osis, "Thanks bro, anterin adek gue jangan sampe lecet awas lu," ucap Kenzo sebelum benar-benar meninggalkan Aksa.

***

Aira berdiri di depan gerbang sekolah kepalanya menoleh kanan kiri berharap ada taksi lewat namun sepertinya tidak ada tanda-tanda taksi lewat karena menurut informasi dari satpam sekolah memang sekolahnya jarang dilewati taksi kalau sudah menjelang sore. Ia menatap nanar ponsel yang digenggamannya setelah mematikan panggilan telpon Kenzo tadi tak lama ponselnya mati karena baterainya habis dan ia lupa belum memesan ojek online.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang