SC-28

167 23 4
                                    

Tiga minggu kemudian....

Hari ini hari senin, dan Renjun sudah siap karena akan pergi kuliah, yeayy!! Renjun keluar dari kamarnya dan turun tangga dengan riang namun tetap hati hati, takut nyusruk.

Dia pergi menuju dapur dan melihat bibi Kwon dan Yura sedang memasak.

"Selamat pagi bibi, Yura!!" sapa Renjun riang. Ibu anak itu pun menoleh menatap Renjun.

"Ciee yang udah kuliah. Salamat ya kak" ucap Yura.

Renjun hanya tersenyum malu sambil menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, salting.

"Bisa aja hehe. Makasih ya" ucapnya yang masih malu malu gajah.

"Sarapan udah siap nyonya. Ayo kit-"

"Renjun!! Mana susu nya Minji?" tanya Minju yang tiba tiba muncul dibelakang Renjun dengan menggendong anaknya.

"Eh, maaf. Aku belum buat, bentar ya" ucap Renjun lalu langsung membuat susu untuk Minji.

"Tangan masih normal kok nggak digunain dengan benar" ketus Yura, dia sungguh muak dengan sikap istri kedua tuannya ini.

"Yura, kamu diam saja. Bantu ibu nata makanan" ucap bibi Kwon lalu menarik anaknya menjauhi Minju.

"Cih, dasar pembantu kurang ajar!!"

"Siapa yang kurang ajar?" tanya Jaemin yang sudah berdiri disamping Minju.

"Pembantu kamu sama anaknya itu!! Kamu pecat mereka aja!! Mereka udah kurang ajar sama aku!! Apalagi anaknya!!"

"Maksu-"

"Ini susunya"

Renjun pun datang sambil membawa botol susu Minji. Dia menyerahkannya yang langsung diterima kasar.

"Aku nggak bisa pecat mereka. Kalau kamu ada keluhan, kamu ngomong aja sama papa" ucap Jaemin.

"Mecat siapa mas?" tanya Renjun bingung.

"Gak usah kepo!!" marah Minju lalu pergi meninggalkan Jaemin dan Renjun yang terdiam.

"Dia kenapa sih?" gumam Renjun cukup keras hingga Jaemin bisa mendengarnya.

"Ekhem. Kamu, mau kemana?" tanya Jaemin.

"Ha? Oh itu. Aku mau kuliah mas, hari ini ada kelas pagi" balas Renjun.

"Kuliah? Kamu udah diterima memangnya?"

"Udah kok mas. Tiga hari yang lalu aku baru aja selesai MOS"

"Kok nggak bilang mas?"

"Mas sibuk sama Minju sih. Jadi nggak tau kan" ucap Renjun. Lalu dia merutuki ucapan yang keluar dari mulutnya. Dia berdehem canggung saat matanya melihat Jaemin yang terdiam.

"Ekhem, eum. Maaf mas, nggak sengaja. Keceplosan. Mending ayo kita sarapan. Nanti aku telat" ucap Renjun lalu pergi duluan meninggalkan Jaemin yang masih terdiam.







"Heyyo watssap my broooo!! Kembali lagi dengan Lee Donghyuck and...?" seru Donghyuck semangat lalu dia menunjuk Jeno disampingnya.

"Lee Jeno" lanjut Jeno datar.

"Yeah!! We aree...?"

....
......
.......

"Jeno kok diem aja sih? Aku terlalu berisik ya? Maa-"

"WE ARE TWO LEE!! YEAYYY!!"

Jeno langsung saja berteriak mendengar ucapan Donghyuck, gawat jika sampai pemuda manis itu ngambek. Kalau bujuk nanti mulus dompet Jeno.

"YEAYY!!" teriakDonghyuck semangat sambil bertepuk tangan.

"Kalian random banget sih"  celetuk Renjun. Dia sudah lelah dengan kedua sahabatnya ini. Semenjak bertemu Donghyuck, Jeno si cowok cool jadi random+aneh. Kalau kata Yeonjun "Virus Donghyuck nular Ke Jeno."

"Bicik deh. Cuka cuka ku lah"

"Terserah"

Renjun langsung pergi meninggalkan kedua temannya menuju kelasnya. Temannya yang bertingkah, dia yang malu.

"Yak!! Renjunnie!! Tunggu oppaa!!" seru Donghyuck lalu berlari menyusul Renjun.

"Kok aku ditinggal sih?" ucap Jeno cemberut saat ditinggalkan Renjun dan Donghyuck.

"Ewh, lo nggak cocok kek gitu Jen. Malu sama otot. Kek bwotie" celetuk salah satu cewek yang lewat.

"A show" umpat Jeno lalu menyusul langkah Renjun dan Donghyuck.

Mereka sedang berada di fakultas kesenian. Fakultas Renjun dan Donghyuck. Sebenarnya hanya Renjun yang mengambil jurusan kesenian, Donghyuck mengambil jurusan kedokteran. Namun, dia nggak mau jurusan kedokteran. Alasannya karena fakultas kedokteran dan fakultas hukum, fakultas Jeno jaraknya dekat. Dia tidak mau, jadi banting setir.

Sedangkan untuk Jeno, dia mengambil jurusan hukum karena ingin membantu orang orang. Cita cita nya dari kecil itu membantu orang orang yang mencari keadilan tanpa di pungut biaya. Untuk apa meminta biaya, dia sudah kaya kok.

Dan, alasan kenapa Jeno bisa berada di fakultas kesenian padahal jaraknya sangat jauh bahkan menghabiskan waktu hampir satu jam? Emang ada ya yang jaraknya sejauh itu? Ya nggak tau, aku belum kuliah kok.

"Hyuckkie!! Bisa bisanya kamu meninggalkan aku?" ujar Jeno.

"Eh? Maaf ya Jeno. Aku harus segera menyusul Renjun karena lima menit lagi kelas aku mulai. Udah kamu balik aja ke fakuktas kamu. Aku masuk kelas dulu, bye Jeno" ucap Donghyuck lalu terburu buru masuk ke kelas.

"Donghyuck nggak mau ketemu aku lagi?" gumamnya sedih.

"Jelek banget sih. Kamu kenapa Jeno?" celetuk salah satu pria manis yang satu kelas dengan Donghyuck dan Renjun.

"Bad jink and!! Gosah sok asik. Aku nggak kenal kamu" ucap Jeno lalu pergi meninggalkan pria manis itu.

"Dasar gaje. Bisa bisanya Donghyuck suka. Eh, lupa. Kan jodoh"











𝗧𝗕𝗖

𝖧𝖾𝗒𝗒𝗈, 𝗁𝖾𝗁𝖾. 𝖲𝖾𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖺𝗎 𝗎𝗉 𝖻𝖾𝗌𝗈𝗄 𝗌𝗂𝗁, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗀𝖺𝖻𝗎𝗍 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗇𝗎𝗅𝗂𝗌 𝖺𝗃𝖺.

𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝗋𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀, 𝗌𝖾𝗆𝗈𝗀𝖺 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝖺𝗇𝖽 𝗌𝖾𝖾 𝗒𝗈𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎 ♡︎

𝖲𝖾𝗅𝖺𝗌𝖺, 30 𝖩𝗎𝗅𝗂 2024
—𝖫𝗎𝗇𝖺🌙

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang