SC-21

139 19 2
                                    

Pagi hari, jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Jaemin baru saja pulang dari kantornya. Berjalan lesu memasuki rumahnya. Kaki jenjangnya melangkah menuju dapur. Saat dirinya sedang berada di ruang tamu, dia terdiam mematung.

Netranya menatap seseorang yang sudah menjalin hubungan pernikahan dengannya. Bukan, bukan Minju, melainkan Renjun. Pemuda manis itu sedang berkutat dengan alay dapur. Berjalan kesana kemari, sibuk dengan kegiatannya tanpa menyadari ada seseorang yang menatapnya.

Jaemin berjalan pelan mengdekati Renjun yang masih asyik. "Renjun?" panggilnya.

Sang empu nama tersentak kaget, dia langsung memutar tubuhnya kebelakang. Menatap terkejut Jaemin lalu kemudian memasang senyum hangat ketika tau bahwa Jaemin yang memanggilnya.

"Mas Jaemin. Selamat pagi, mas. Mau kekantor?" sapa Renjun.

Jaemin hanya diam saja menatap istri pertamanya. Kenapa, kenapa Renjun masih memperdulikannya? Dia kira Renjun tidak akan kembali kesini lagi.

"M-mas, baru saja pulang" jawabnya gugup.

"Hah?! Baru pulang?! Mas nggak cuti??"

"Enggak"

"Kenapa? Harusnya kan mas ambil cuti, kan mas masih pengantin baru" ujar Renjun yang dijawab hening. Jaemin hanya diam saja. Kepala nya perlahan menunduk menatap sepatunya.

"Um, mas mandi dulu aja. Atau nggak istirahat aja. Pasti mas capek habis lembur. Aku mau lanjut masak dulu" ucap Renjun lalu membalik badannya dan kembali melanjutkan acara memasaknya.

Jaemin melangkah pelan menuju kulkas dan membukanya. Isi nya penuh, padahal seingatnya hanya terdapat minuman di kulkas.

"Tadi pas mau kesini aku sekalian belanja bulanan. Takut nanti nggak ada bahan bahan, ternyata bener emang nggak ada. Adanya cuman minuman" celetuk Renjun saat suaminya hanya diam sambil menatap kulkas.

Jaemin tak menjawab, tangannya terulur mengambil botol minum sedang dan meminumnya. Setelah dirasa hausnya hilang, dia mengembalikan lagi botol itu dan menutup kulkas. Netranya kembali menatap Renjun yang sedang memindahkan masakannya ke piring.

"Kamu, kamu tinggal disini?"

"Iya, kalau nggak disini aku mau kemana lagi?" ujar Renjun sambil menatap masakannya diatas meja.

"Mas mandi dulu, lalu bangunin kak Minju. Kita sarapan bareng" titah Renjun yang dituruti Jaemin.

Jaemin melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Renjun kembali berjalan menuju dapur untuk melepas appron nya. Berjalan menuju wastafel dan menyalakan keran air lalu mencuci tangannya.

Setelah selesai dia mematikan kerannya, terdiam didepan wastafel. Menghela napas gusar lalu mendongak keatas.

"Semangat Renjun, kamu pasti bisa"

Skip selesai sarapan...

Renjun sedang mencuci piring. Dia, Jaemin dan Minju baru saja selesai sarapan. Kedua pasutri itu sedang istirahat dikamar Jaemin. Saat sedang fokus mencuci piring, dia dikejutkan oleh sebuah suara.

"Kamu tinggal disini selamanya?" tanya Minju pada Renjun.

Pemuda manis itu menatap istri kedua Jaemin. "Tentu, ini rumahku dan suamiku, aku berhak tinggal disini" ucap Renjun lalu kembali sibuk menatap piring di rak.

"Kenapa?"

"Maksudnya?"

"Kenapa masih mau tinggal disini? Padahal Jaemin sudah menikah lagi denganku"

"Lalu, kenapa dirimu masih mau menikah dengan Jaemin? Padahal kau sudah tau Jaemin sudah menikah denganku"

"Tentu saja karena Minji membutuhkan ayahnya" ucap Minju tenang dengan seringai tipisnya.

"Dan, untuk pertanyaan mu tadi. Itu karena sebenarnya ini adalah rumah ku. Rumah ini tertulis atas nama ku. Karena apa? Tentu saja karena ini rumah hadiah dari orang tuaku atas pernikahan ku dengan mas Jaemin. Jadi, aku punya hak penuh atas rumah ini. Kau dan mas Jaemin, hanya menumpang disini" balas Renjun tenang lalu berjalan meninggalkan Minju yang menggeram marah.







Malam hari kemudian...

Renjun baru saja selesai bersih bersih. Sekarang dia sedang duduk dibalkon kamarnya, ingin melamun. Sambil menunggu jam makan malam. Sesaat dia tersadar akan sesuatu. Pemuda manis itu beranjak dari duduknya dan berjalan pelan kearah meja belajar. Menyeret kursi dan mendudukkan badannya disana.

"Aku mau ngapain ya?" gumamnya. Dia lupa akan ngapain tadi, kebiasaan sekali. Terdiam cukup lama untuk mengingatnya namun dia tidak ingat apapun. Renjun pun memutuskan bangkit dari duduknya.

"Astaga!!" 

Renjun hampir saja jatuh terduduk lagi ketempat duduknya karena terkejut. Bagaimana tidak, Jaemin berdiri tepat dibelakangnya. Seperti hantu saja.

"Mas kapan masuk? Ngagetin aja sih!!" omelnya.

"Tapi pas kamu ngomong sendiri"

"Oh. Em, ngapain kesini?"

"Nggak boleh?" tanya balik Jaemin. Kaki jenjangnya melangkah menuju kasur Renjun dan duduk disana menghadap kepala ranjang membelakangi Renjun.

"Boleh kok. Maksudnya ada apa kesini?"

"Sini" titah Jaemin sambil menepuk bagian kasur didepannya.

Renjun pun menurut meskipun dia heran dan bingung dengan suaminya. Pemuda manis itu duduk didepan Jaemin. Sedetik kemudian kepala Jaemin sudah menempati paha nya.

"Pinjam sebentar" ucap Jaemin. Kedua matanya tertutup. Tangan Renjun reflek bergerak mengelus rambut halus suaminya.

Keheningan melanda mereka, terlalu sibuk dengan pikiran masing masing.

"Minju lagi keluar sama Minji" celetuk Jaemin.

"Kenapa nggak ikut?" tanya Renjun, masih mengelus rambut Jaemin.

"Kata Minju mau hangout berdua aja"

"Oh. Tapi, kenapa Minji juga diajak. Padahalkan udah malem, udara nya nggak bagus buat newborn kaya dia. Nanti dia jadi sakit" tutur Renjun.

Jaemin membuka matanya yang langsung menatap tepat pada netra penuh bintang milik Renjun. Mereka terdiam dengan saling memandang. Lima menit kemudian, Jaemin kembali menutup matanya dan menyamankan posisinya.

"Mas mau tidur bentar. Nanti kalau Minju udah pulang bangunin mas" ucapnya.

"Bentar mas, aku benerin posisiku dulu"

Renjun membenarkan posisinya menjadi bersandar pada kepala ranjang dan kakinya dia selonjorkan.

"Nah, udah, sini" ujarnya sambil menepuk paha nya. Jaemin pun merebahkan kepalanya disana.



𝗧𝗕𝗖



𝖧𝖺𝗂𝗂𝗂, 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍 malamm. Up juga akhirnya, udah di paksa up sama temenku, dia baca doang, nge vote enggak😖😖but, is okee.

Secuil momen Jaemren yang membuat ku salting sambil nulis, padahalkan ada bantal disitu Jaem, masih aja pake paha Njun😌😌

𝖲𝖾𝗆𝗈𝗀𝖺 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝖺𝗇𝖽 𝗌𝖾𝖾 𝗒𝗈𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎𝗎 ^^


𝖲𝖺𝖻𝗍𝗎, 20 𝖩𝗎𝗅𝗂 2024
—𝖫𝗎𝗇𝖺🌙

Second ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang