Bab 9

13.5K 2K 770
                                    

Vote commentnya jangan lupaa yaahhh

Happy reading!🫶🏻

****

Hari pernikahan semakin dekat, kondisi Zyana sudah pulih, gadis itu kembali menjalankan koasnya, tetapi semenjak Arshaka mengatakan jika Zidan sudah pergi ke Singapura, sikap Zyana menjadi berubah. Gadis itu menjadi gadis yang pendiam. Tak ada lagi Zyana yang sangat ceria.

Arshaka memaklumi itu, saat ini Zyana tengah merasakan patah hati, walaupun cara Zyana dan Zidan salah, tetapi Arshaka tahu jika Zyana benar-benar mencintai Zidan. Maka dari itu Arshaka membiarkan saja Zyana yang tengah menyembuhkan lukanya, setiap malamnya Zyana menangis, setiap hari Zyana melamun, Arshaka tahu semua itu.

Kini mereka tengah makan malam bersama, ada Aryan juga. mendekati hari pernikahan Zyana, Arshaka meminta Aryan untuk sering pulang, karena sebentar lagi Abyzar akan berangkat ke Mesir untuk melanjutkan pendidikan, mereka harus memanfaatkan waktu kebersamaan.

"Sampai kapan ujiannya, Zy?" Tanya Arshaka membuka percakapan.

"Besok."

"Lusa udah free?"

"Hm."

"Kalau begitu lusa Faruk dan keluarganya ke sini untuk mengkhitbah kamu secara resmi."

Zyana tak menanggapi, membuat Arshaka kembali berbicara, "acara pernikahan kamu seminggu lagi, kamu gak mau fitting baju?"

"Enggak, pake punya Umma aja."

"Abang gak tau di mana Umma nyimpan gaun nikahnya."

"Nanti Zyzy cari."

Aryan melirik Arshaka dan Zyana bergantian, suasana meja makan menjadi dingin seperti ini, berbeda sekali seperti biasanya yang selalu hangat.

"Zyana, can you stop acting like this?" Akhirnya Aryan berbicara.

"Like what?"

"Ini bukan kamu, kamu yang biasanya gak pernah begini, kamu selalu ceria, membuka topik hangat, dan mencairkan suasana."

Zyana tersenyum miring, "kenapa? Ngerasain perbedaannya, ya? Ini semua karena Bang Shaka, kalau aja Bang Shaka gak maksa Zyzy untuk nikah sama Faruk, Zyzy pasti masih sama Kak Zidan."

"Shut up, Zyana." Geram Aryan.

"Syat ap itu apa, Baba?" Tanya Arka.

Abyzar segera turun dari kursinya menghampiri kursi kedua keponakannya, "bukan apa-apa, kita makan di ruang keluarga aja yuk sekalian nonton youtube." Abyzar mengajak kedua keponakannya ke ruang keluarga, lalu ia membawa makanan mereka untuk melanjutkan makan di sana.

"Ini emang salah Abang, Abang minta maaf, Zy." Arshaka bersuara.

"Enggak, ini bukan salah Abang, apa yang Abang lakuin emang udah bener, Zyana yang seharusnya sadar diri, dia boleh cinta sama Zidan itu, tapi dia harus sadar kalau dia gak akan bisa bersatu sama Zidan," sahut Aryan.

"Bang Aryan tau apa soal Kak Zidan?" Tanya Zyana.

"Abang tau banyak tentang Zidan," ucap Aryan penuh penekanan. Ia menatap mata adiknya yang sudah berkaca-kaca, "kamu pikir selama ini Abang diem aja? Enggak, Zy. Abang juga mau yang terbaik untuk kamu, emang awalnya Abang merasa simpati sama kamu dan Zidan, tapi setelah Abang tau gimana keluarga Zidan, sampai kapan pun Abang gak akan merestukan kamu sama dia."

"Kalian baru kenal Kak Zidan sebulan, Zyzy yang udah kenal Kak Zidan selama bertahun-tahun!" Ucap Zyana tak terima.

Aryan tersenyum kecil, "kamu tau, beberapa tahun lalu Kakak Iparnya Zidan bunuh diri karena merasa tertekan sama tuntutan keluarga Zidan? Kamu tau, kenapa Ibunya Zidan kritis? Kamu tau, gak? Abang udah tau semuanya, Zy. Maka dari itu Abang gak mau kamu masuk ke dalam keluarga yang penuh dengan tuntutan itu. Apa kamu gak sadar kenapa Zidan sangat ambis untuk menjadi Dokter Hewan yang hebat? Karena itu satu-satunya cara supaya Zidan bisa menentukan pilihannya sendiri yang mau menjadi Dokter Hewan, syaratnya harus sukses dulu. Kalau enggak, Zidan harus mengikuti tuntutan keluarganya yang mau Zidan jadi penerus perusahaan mereka. Zidan gak mau menjadi penerus perusahaan karena itu bukan passionnya, akhirnya dia berusaha untuk menjadi Dokter Hewan yang sukses!"

ATHARRAZKA 3: ZyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang