Bab 21

12.2K 1.9K 1.2K
                                    

Ustad Faruk menepati perkataannya, ia pulang sebelum pukul 8 malam, selepas shalat Isya berjamaah di Pesantren, pria itu segera pamit pulang karena tak ingin meninggalkan Zyana seorang diri terlalu lama di rumah.

Saat pria itu mengetuk pintu rumah, Zyana tak kunjung membukakannya, kemudian Ustad Faruk masuk ke dalam rumah menggunakan kunci cadangan yang ia bawa. Pria itu mengernyit karena keadaan rumah tampak sunyi sekali.

"Sayang?" Panggil Ustad Faruk, ia tak mendapati Zyana di ruang tengah atau pun dapur dan kamar mandi, ia pun membuka pintu kamar, ternyata wanita itu tengah berbaring di atas sajadah dengan mukena yang masih terpasang.

"Zy?" Isakkan kecil Zyana terdengar saat Ustad Faruk berjalan mendekati istrinya.

Pria itu berlutut, ia memegang bahu Zyana yang membelakanginya, seketika wanita itu menyentak tangan Ustad Faruk dan beranjak duduk.

Betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Zyana yang sangat sembab dan berderai air mata, wanita itu mendorong tubuh Ustad Faruk hingga Ustad Faruk terjatuh duduk.

"Jangan sekali pun berani menyentuh aku, pembohong!"

Tentu Ustad Faruk tak mengerti perkataan Zyana, ia mengerutkan alisnya, "maksud kamu apa, Zy?"

"Kamu pembohong, Alfaruk! Kamu pembohong!"

"Hei, aku gak ada bohong apa pun sama kamu, Sayang. Aku bener-bener gak mengerti apa maksud kamu."

Zyana beranjak berdiri, ia duduk di tepi ranjang dan membuka laci untuk mengambil sesuatu yang ia simpan di sana, wanita itu melayangkan benda tersebut di hadapan suaminya.

"Siapa Asih, Al?" Tanya Zyana penuh penekanan.

Ustad Faruk terdiam, wajahnya berubah menjadi sangat datar, membuat Zyana terkekeh sumbang, lalu tersenyum miring menatap wajah terkejut suaminya.

"Tadi perempuan itu dateng mencari kamu, dia kaget ngeliat aku, aku pun kaget karena dia mengaku sebagai calon istri kamu. Kamu udah punya calon istri di sini tapi malah nikah sama aku dan bersikap seolah kamu pria baik-baik, brengsek kamu."

Ustad Faruk memejamkam mata mendengar umpatan istrinya, kemudian ia menghela napas panjang sebelum akhirmya kembali membuka mata, "bisa kasih aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, Sayang?"

"Gak perlu, kamu laki-laki terjahat yang pernah aku temuin!" Pekik Zyana, yang kemudian kembali menangis terisak.

Ustad Faruk mencoba untuk merengkuh tubuh istrinya, tetapi wanita itu menolak, Zyana terus mendorong Ustad Faruk yang mencoba mendekat. Tangannya meremas sebuah foto yang Asih berikan tadi.

"Suami? Kamu istrinya Kang Faruk?"

Zyana mengangguk, "iya, kamu siapa?"

"Saya Asih, calon istrinya Kang Faruk." Air mata perempuan bernama Asih itu terjatuh, begitu pun dengan Zyana yang terkejut mendengarnya.

"Ca—calon istri?"

Asih mengangguk, setetes air matanya terjatuh, "jadi, Kang Faruk udah nikah?"

"Bisa kamu ceritakan diantara kalian berdua ada hubungan apa?" Tanya Zyana langsung, ia menahan rasa sesak di dadanya, tetapi ia tak ingin menangis di hadapan perempuan yang tak ia ketahui siapa ini.

"Namaku Asih, aku udah mengenal Kang Faruk dari aku masih kecil karena kita satu desa, aku suka sama Kang Faruk dari aku masih SD, kita sering ngobrol di sawah saat Kang Faruk lagi ngebajak sawah dan aku main di sawah, sampai waktu itu Kang Faruk pergi ke Jakarta untuk kuliah, aku sedih banget, dia janji kalau dia akan balik lagi ke sini menemui aku. Aku denger kabar dari Tika kalau beberapa minggu yang lalu Kang Faruk pulang, tapi aku gak bisa menemui Kang Faruk karena aku lagi ke luar kota. Dan sekarang aku tau dari Kang Deden kalau Kang Faruk ada di sini, aku langsung ke sini untuk nemuin Kang Faruk, tapi ternyata dia pulang gak sendirian." Asih bercerita seraya menangis terisak, ia menyerahkan sebuah foto yang ia simpan di dompetnya pada Zyana, wanita itu menerimanya.

ATHARRAZKA 3: ZyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang