Chapter 0 : Akademi Starstream

139 10 0
                                    

Remaja laki-laki dengan surai berwarna hitam terlihat berjalan di koridor yang penuh dengan murid, baik yang sedang berjalan maupun berhenti untuk sekedar berbincang dengan teman mereka.

"Inilah kenapa aku malas ke Cafetaria,"

Remaja itu mendengus kesal, ia terpaksa ke Cafetaria karena ia tidak sempat membuat bekal tadi pagi. Salahkan pada seorang professor tak tahu diri yang dengan kejamnya memberikan setengah tugas padanya.

"Saatnya kembali ke kelas..."

Gumannya pelan.

***

Akademi Starstream, merupakan akademi sihir terkemuka yang telah dikenal hampir di seluruh daratan. Bukan hanya ujian masuknya yang sulit, tapi kehidupan di sana juga cukup keras. Mengingat itu adalah akademi tertutup dengan asrama di mana tidak memperbolehkan muridnya keluar dengan mudah.

Selain itu, materi yang diberikan juga setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan semua pengetahuan sihir yang ada. Ada tiga jurusan utama di akademi ini;

Pertama itu adalah Jurusan Sihir, memiliki banyak peminat dan juga salah satu jurusan terfavorit di sana. Karena sihir merupakan elemen utama dari seluruh dunia, tentu semua orang ingin mempelajarinya.

Kedua, Jurusan Pedang Sihir. Jurusan ini juga populer karena keunikan dalam pengunaannya yang mirip seperti seorang pendekar pedang, hanya saja dengan tambahan elemen sihir.

Lalu ketiga, Jurusan Penjinak. Jurusan ini kurang populer, tapi ada beberapa murid yang mengambil jurusan ini karena tertarik dengan binatang dan cara membuat mereka patuh dengan sihir.

Ketiga Jurusan inilah yang membentuk pilar kekuatan pada Akademi Starstream untuk terus berdiri kokoh sebagai akademi terkemuka di seluruh daratan, dan tidak ada akademi sihir yang bisa menyaingi Akademi Starstream hingga saat ini.

***

"Dokja, kamu dari Cafetaria?"

Seorang gadis dengan surai coklat menyapa ramah, remaja laki-laki yang baru saja masuk ke kelas. Gadis itu bernama 'Yoo Sangah'.

"Eh? Iya, aku lupa membuat bekal pagi tadi..."

Remaja bernama 'Kim Dokja' itu menjawab dengan sedikit ragu. Ia mulai berjalan masuk dan duduk di tempat duduknya.

"Tumben sekali, tapi sesekali ke Cafetaria juga tidak masalah bukan?"

Yoo Sangah berkomentar dengan senyuman terukir di wajahnya. Sekilas itu membuat Kim Dokja terdiam membeku.

"Iya itu benar,"

Tanpa sadar Kim Dokja mengatakan hal yang berlawanan dengan apa yang ingin ia katakan. Tapi mau bagaimana lagi itu sudah terucap dari mulutnya.

Tak lama kemudian Yoo Sangah pamit kembali ke tempat duduknya, dan Kim Dokja memutuskan untuk memeriksa loker meja miliknya hingga ia menemukan sebuah surat bertuliskan 'surat tantangan'.

"Apa ini?"

Tiba-tiba seorang gadis dengan surai hitam pendek muncul dan menatap surat yang dipegang oleh Kim Dokja lekat.

"Wah 'surat tantangan', dari siapa itu Dokja?"

Gadis itu bertanya dengan penasaran, tapi Kim Dokja langsung menyembunyikan surat itu di dalam jubah miliknya.

Rivals?? [JongDok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang