...
Pagi berganti siang, sinar matahari sudah menyapa kepala Danur membuat pemuda kelahiran Oktober itu kepanasan, Danur pun bangkit dari duduk nya lalu mengambil gelas dan piring yang sudah kosong tak bersisa. Membawa nya lalu meletakkan nya di wastafel dapur, lalu meninggalkan dapur menyisakan cucian kotor. Ayolah Danur tetap saja pria yang tidak begitu suka cuci piring, persetan dengan sang bunda yang akan mengomel dan membuat kuping nya sakit.
Baru saja akan menaiki tangga menuju kamar nya seseorang berteriak memanggil namanya dengan tidak wajar.
" BANG DANUR!! "teriak seseorang, siapa lagi jika bukan si bungsu kesayangan keluarga nya ini.
Danur langsung berlari menuju sumber suara yang kebetulan dari arah kamar nya itu,Danur membuka pintu dengan tergesa dan melihat si bungsu sedang berdiri dengan tatapan tajam.
" Ada apa teriak-teriak?"tanya Danur ketus
Miko menatap kakak nya lalu menunjuk sesuatu di bagian pojok rak buku milik Danur yang berukuran besar itu.
" Apa?"tanya Danur yang heran dengan bocil satu ini.
"Komik Miko ilang, pasti abang kan yang ambil."ucap nya dan membuat Danur melotot.
"Buat apa gue baca komik lo, lagipula gue gak pernah baca komik. Gak ada waktu, lebih baik baca buku pengetahuan aja."Jawab Danur realistis saja.
" Tapi komik Miko ilang, kalau bukan abang siapa lagi."rengek nya.
" Lo bisa gak sih sehari aja gak usah cari perkara sama gue, mana gue tahu Miko. Tanya yang lain sana, main tuduh aja lo. Suudzon aja kerjaan nya, dosa lu sama abang sendiri. "
"Ya kan yang se kamar sama Miko kan cuma abang."jawab Miko dengan sedikit kekehan.
" Bukan berarti yang ke kamar ini cuma kita berdua, ingat yang bersihin kasur lo siapa kalau bukan bunda."Danur agak kesal sejujurnya, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.
" Abang tuduh bunda yang ambil, dosa tahu bang kaya gitu sama orang tua."kata Miko dengan nada menyalahkan.
Danur menghela nafas lalu menepuk si bungsu dengan pelan.
" Gue gak nuduh bunda, gue cuma nyuruh lo nanya sama bunda. Kali-kali bunda lihat, siapa yang tahu."ucap Danur lantas pergi mengambil kunci motor nya dan mengambil kemaja kotak-kotak nya lalu melenggang pergi meninggalkan si bungsu yang masih terdiam.
Setelah kepergian Danur yang entah kemana, Miko benar-benar bertanya pada sang bunda yang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca majalah hari ini.
" Bunda lihat komik Miko tidak?"tanya Miko
" Lihat, kenapa?"ucap bunda sambil membaca majalah
Miko merengut, ia akan sangat merasa malu jika sampai kakak tengah nya tahu jika pelakunya adalah bunda. Bisa di ledekin habis-habisan dan akan menjadi bahan bullyan oleh sang kakak.
" Sini,Miko mau baca."pinta nya
"Tidak, baca buku pelajaran dulu baru komik. "ucap bunda
"Aaaa ayolah bunda, Miko sudah mau baca setengah buku nya. Masa berhenti di tengah jalan ya tidak asik, ayo lah bunda. "rengek Miko
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OR DIE || HEESEUNG [ HIATUS ]
FanfictionSuka tapi sakit, cinta atau mati. Ia harus belajar berbohong untuk menutupi luka, lalu tertawa untuk menyamarkan rasa sakit. "Di rumah ini aku bahagia tapi aku juga terluka," "Siapa yang peduli aku terluka atau tidak, aku ada atau tidak ada. Aku t...