...
ceklek
Pintu apartemen itu terbuka,Chandra pulang dengan wajah lusuh dan rambut yang acak-acakan. Ia benar-benar pusing,mengenai perdebatan antara dirinya dan Jerry tadi sesungguhnya sudah berakhir namun tetap saja menjadi pikiran baginya.
Kaki itu melangkah begitu saja tanpa ada kefokusan, memijit pangkal hidungnya pelan sambil bergumam tak jelas.
"O-ouh lo udah balik?"pertanyaan itu,Chandra dengan cepat menoleh ke arah samping. Di sana ada Danur sedang duduk sambil menonton film ditelevisi, tersenyum cerah ke arah nya.
"S-ssenyum itu?"Chandra membenak dalam hati nya,terkejut dengan apa yang ia lihat. Selama 3 hari ini Danur banyak diam atau bahkan mengurung diri di dalam kamar,sekarang ia tampak segar dan baik-baik saja.
"A-aa iya, kaya yang lo liat. Btw lo udah enakan?"jawab nya tergagu.
"Iya,gue udah lumayan enakan."jawabnya
Chandra mengangguk lalu tersenyum canggung, benar-benar tidak terbiasa dengan situasi seperti ini.
"E-eeh bagus deh kalo gitu,gue seneng denger nya. Gue harap lo selalu...-"
"Nanti sore gue balik,makasih ya karena udah ngijinin gue nginep di apartemen lo. Pasti gue ngerepotin banget,lain kali gue traktir lo."sela nya
Chandra sukses terkejut, apa katanya?balik?apa Danur sudah benar-benar baik-baik saja tentang itu?apa dia hanya pura-pura saja?Chandra benar-benar bingung sekarang. Apa yang harus ia katakan?apa menyetujui apa ia harus protes?
"Gue harap hubungan lo sama bokap lo kembali baik,gue berdoa yang terbaik buat lo."
Bodoh.
Chandra merutuki dirinya sendiri sebab berbicara tak mengikuti hati nya,mengapa ia harus mengatakan itu?seharusnya Chandra katakan yang sejujurnya bila sebaiknya Danur tetap tinggal untuk sementara waktu, biarkan dia benar-benar tenang dan bisa lebih sabar mengambil keputusan.
"Lo kenapa, Ndra?"tanya Danur karena sejak tadi Chandra tampak diam.
"E-eeh gak,gue cuma lagi stres aja. Banyak tugas,belum ada satupun yang selesai."katanya
Chandra duduk di sofa sebelah Danur, menatap nya lalu tersenyum. "Lo benaran udah baik-baik aja kan?"tanya Chandra
"Hmm iya,gue udah baik-baik aja kok. Cuma gue kepikiran Miko aja jadi pengen pulang, kasihan dia tidur sendirian."
Bukan kelegaan yang didapatkan Chandra melainkan kegelisahan, mendengar alasan Danur pulang membuat nya semakin khawatir. Danur itu lumayan tertutup, jika ada apa-apa tidak akan mau berbagi pada orang lain karena baginya itu merepotkan.
"Gue sebenarnya gak rela lo balik secepet ini,tapi kalo ada apa-apa ngomong sama gue ya kalo gak anak Ragitya yang lain. Gue ke kamar dulu ya,mau mandi juga....ehh lo udah makan belum?maaf kalo gue tadi pagi gak masak,gue kesiangan."
"Gue udah makan kok,"jawab Danur
Chandra bergegas ke kamar nya,meninggalkan Danur yang kembali fokus menonton.
"Bunda,"Danur memanggil sang ibu yang tengah duduk di ruang keluarga sendirian. Wanita ayu itu menoleh lalu tersenyum merekah ketika mendapati putra keduanya sudah pulang, dengan terburu-buru wanita itu berlari menghampiri putranya lalu memeluk nya erat.
"Bunda kangen banget sama kamu,Danur. Darimana saja?jangan membuat Bunda khawatir nak."katanya sambil memeluk erat putranya.
"Danur tidak kemana-mana, Danur disini bareng Bunda."jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OR DIE || HEESEUNG [ HIATUS ]
FanfictionSuka tapi sakit, cinta atau mati. Ia harus belajar berbohong untuk menutupi luka, lalu tertawa untuk menyamarkan rasa sakit. "Di rumah ini aku bahagia tapi aku juga terluka," "Siapa yang peduli aku terluka atau tidak, aku ada atau tidak ada. Aku t...