Waktu

11 2 0
                                    

...

Matahari tidak tampak hari ini, hujan deras mengguyur kota sejak semalam. Suasana terasa sepi dan udara sangat dingin pagi ini, Danur baru saja mengelap motornya karena kemarin malam ia pulang kehujanan membuat motornya lumayan kotor.

Pagi ini memang hujan namun tak sederas tadi malam, Danur pun ada kelas pagi dan sore hari ini. Tak ada waktu untuk bermalas-malasan.

"Wahid,tumben gak berangkat bareng Harry?"tanya Danur ketika ia membuka pintu gerbang, ada Wahid yang sedang berdiri didepan gerbang kos-kos an.

"Iya bang, kak Harry lagi pulang kampung. Ibunya sakit,jadinya gue naik bus."jawabnya

"Bareng gue aja,gue juga mau berangkat. Takutnya hujan makin deres,lo malah telat nanti. Biasanya kalo hujan, bus suka telat datengnya."

Wahid tampak menimbang-nimbang tawaran Danur,lumayan juga sebenarnya tetapi ia merasa sungkan.

"Oke deh bang,makasih ya."katanya lalu membonceng.

Wahid memang dekat dengan Danur, tetapi anak itu cukup pemalu. Tak jarang dia tampak begitu sungkan bila Danur memberikan perhatian kepada nya,Danur sendiri sudah menganggap Wahid seperti adiknya karena keduanya sudah kenal cukup lama.

"Danur,"panggil seseorang, Danur yang sedang berjalan dilorong dibuat terkejut dengan panggilan seseorang.

"Hai,"sapa nya

Dia Aletta, gadis yang sudah berbulan-bulan ini mendekati Danur dengan sangat terbuka. Danur tentu menyadari, tetapi ia tidak begitu peduli.

"Masih inget aku kan?"tanya nya

"Iya,kenapa?"jawab Danur

Gadis itu tersenyum, bagi Danur gadis itu bila tersenyum begitu manis namun entah mengapa ia tak pernah merasa bagaimana dengan itu. Bahkan untuk menyukai,sepertinya belum sampai sana.

"Nanti sore kamu ada waktu gak?"tanya Aletta

"Gue ada kelas sore ini,kenapa?"jawab Danur santai

Raut wajah gadis itu tampak berubah, terlihat kecewa. Danur tentu melihat itu,bagaimana senyum itu bisa terlihat begitu palsu setelah senyuman merekah gadis itu perlihatkan.

"O-ooh gitu ya,gak papa kok cuma nanya. Semangat ya kelas hari ini, sampai jumpa lagi."katanya lalu pergi.

Sebenarnya Danur tak pernah merasa terganggu dengan kehadiran gadis itu disekeliling nya,namun ia hanya khawatir bila gadis itu ternyata begitu berharap kepada nya dan berakhir kecewa padahal ia sendiri tak pernah memberi harapan apapun kepada nya.

"Gue liat-liat lo kelihatan biasa aja waktu Aletta ngajak ngobrol lo,gak merasa risih atau gimana."ucap David ketika Danur sudah berada dikelas.

Danur yang sedang mengerjakan sesuatu dilaptop nya tampak tak begitu terusik, tetap fokus pada apa yang dikerjakan.

"Yang bilang gue risih siapa, Vid?lagian selama dia gak ganggu gue banget, gue gak bakal marah."jawab Danur

"Lo suka Aletta?"tanya David

"Gak,"jawab Danur santai

David tampak mendesah lelah,bersandar pada bangku nya lalu mengusap wajahnya pelan.

"Dia suka lo,Dan. Lo tau kan?apa jangan-jangan lo gak tau."

"Tau kok,kenapa?lagian dia gak ada confess ke gue."

Benar juga.

Aletta tak pernah mengakui perasaan nya kepada Danur, tak salah bila Danur tampak santai dan tak risih. Sebab gadis itu pun tampak diam soal perasaan nya. Jadi bila ternyata gadis itu berharap lebih,bukan salah Danur bila ia tak berikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE OR DIE  || HEESEUNG [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang