Part 3

676 108 61
                                    

Dari atas pohon, sepasang netra safir tak henti memandangi seorang gadis yang kini telah tinggal sendirian sambil memandang satu makam dengan tatapan sendu.

Naruto terus melihat setiap gerak gerik yang dibuat Hinata. Dada nya yang semula sudah sesak, pun bertambah sesak, hingga menjadi begitu sakit ketika melihat gadis itu yang kembali menangis, bahkan telah terisak tanpa mangucapkan kata apapun lagi.

Sungguh Naruto tak kuasa, lelaki itu pun turun dari atas pohon tempatnya bersembunyi, tanpa permisi, menarik dan memeluk Hinata dengan satu tangan nya, membuat gadis itu terkejut.

Hinata sedikit memundurkan tubuh nya namun Naruto semakin memeluknya erat sekali "N-naruto?"

"Jangan menangis sendiri, maaf Hinata, karena aku Neji pergi" dengan suara tercekat, Naruto memejam mata erat menahan sesak di dada nya.

Mata Hinata pun bergetar, ia menggigit bibir nya kuat-kuat agar isakan nya tidak lepas.

Hinata pun membalas pelukan itu seraya mencengkram erat baju di punggung Naruto, lalu menggeleng tak setuju dengan ucapan lelaki itu "ini bukan salah mu Naruto-kun, jangan menyalahkan diri"

"Mulai detik ini aku yang akan melindungi mu, aku telah berjanji pada Neji" nafas Naruto memburu, satu tetes air mata akhirnya lolos melewati pipi tan berguratnya.

Mendengar suara lelaki itu yang tercekat, membuat air mata Hinata semakin deras, ia mengangguk, lalu mengeratkan pelukan dan membenamkan wajah nya di bahu Naruto, mencoba setegar mungkin untuk merelakan dan mengikhlaskan kepergian sang kakak.

•••

Entah ide siapa, sore tadi para Shinobi angkatan Naruto satu persatu datang hingga berkumpul di kamar inap Naruto.

Mereka berbincang ria, saling meledek hingga memuji satu sama lain membahas peristiwa peperangan waktu itu, serta menceritakan tentang mimpi-mimpi yang mereka alami dan banyak hal lainnya.

Sementara di luar ruangan, Hinata yang bermaksud datang berkunjung pun hanya sanggup berdiri di depan pintu dengan perasaan yang begitu gugup.

"Masuk?"
"Tidak?"
"Masuk?"
"Tidak?"
"Ahhh—"

Gadis itu terus membatin gelisah, ini waktu nya lelaki itu makan malam, namun di dalam sana terdengar sangat ramai membuat Hinata malu untuk bergabung.

Hinata tau siapa saja yang berada di dalam, ia tadi sempat menggunakan Byakugan nya dengan sekilas, sebab rasa penasaran nya yang begitu besar, ia pun menemukan Shikamaru, Chouji, Shino, Sai dan juga ada Lee yang berpakaian pasien di dalam sana.

Hanya lelaki, tanpa teman perempuan, membuat Hinata merasa segan untuk bergabung, namun ia sedikit gusar sebab melihat nampan makan malam Naruto masih belum tersentuh, yang berarti lelaki itu menunggu dirinya datang.

"Yaampun bagaimana ini" gumam Hinata melepaskan gagang pintu dan meremas jari-jari nya, begitu tak sanggup untuk menggesernya.

"Apa yang kau lakukan?"

Suara yang begitu di kenalnya pun berhasil membuat Hinata menegang, ia menoleh dengan senyuman kikuk.

"K-kiba-kun" wajah Hinata memerah, sebab tertangkap basah berdiri di depan pintu kamar Naruto.

Kiba menyipitkan mata, berjalan cepat dan berdiri di hadapan Hinata, lalu membungkuk mensejajarkan wajah mereka.

"Kau malu yaa~" ucap Kiba dengan nada mengejek membuat pipi Hinata memerah malu, ia pun cemberut, sebab telah terbiasa di usili lelaki yang satu ini.

Kept For So Long |CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang