Part 5

666 96 66
                                    

"Aku juga berfikir bahwa itu kau Naruto, namun seperti nya kau tidak terta—"

"Tou-sama"

Suara yang mengalun begitu lembut itu pun mengalihkan fokus Hiashi hingga ucapannya terhenti, ia tersenyum lembut pada sang putri.

Selepas peperangan berakhir, banyak keluarga  yang telah kehilangan anggota keluarga nya, termasuk Hiashi, ia telah kehilangan keponakan yang begitu berharga, walau tampak tegas dan tak bersahabat kepada Neji, sebenarnya Hiashi begitu bangga pada anak itu.

Setelah kehilangan, ia baru menyadari betapa berharga anak-anak nya, dan bahwa selama ini ia begitu keras sebagai pemimpin Klan dan sebagai seorang ayah hingga membuat anak-anak nya menderita.

Semenjak perang usai, Hiashi berubah melunak dan penuh perhatian, namun itu hanya pada kedua putri nya. Sebagai pemimpin Hyuga, ia masih sama tegas dan kerasnya.

Sementara Naruto mengerjap dan terpaku mendengar ucapan ayah Hinata yang terputus barusan, "aku!?" Gumam nya tak percaya, 'apa aku salah dengar!?' ingin rasanya kembali bertanya namun Hinata telah duduk di sebelah nya.

"Tou-sama, aku yang mengajak Naruto-kun kesini, dia sedang sakit namun belum makan" ucap Hinata gugup selepas membantu maid menata makanan di meja.

Hiashi mengangguk, lalu tersenyum melihat meja yang kini telah penuh dengan berbagai hidangan.

"Setelah selesai, lekaslah kembali ke rumah sakit Naruto, Kou yang mengantar" Ucap Hiashi tegas bermaksud mewanti putri nya agar tidak mengantar. Sebab Hiashi telah tau bahwa Hinata menyukai Naruto.

Beberapa hari lalu saat berbicara serius tentang pernikahan, Hinata menolak mentah-mentah bahkan sampai merajuk dan akhirnya mengaku bahwa ia telah menyukai Naruto dari lama.

Setelah beberapa hari menimbang, ia berpikir bahwa Naruto juga merupakan calon yang layak, anak itu seorang pahlawan dunia, dia begitu kuat dan hebat, serta kini sangat terkenal hingga ke desa-desa lain, juga sangat di takuti dan di hormati.

Sang pemimpin Hyuga berpikir jika pemuda itu nanti menjadi menantu nya, Naruto akan semakin meninggikan derajat Hyuga serta akan membuat Klan lain semakin takut dan segan pada Hyuga.

Serta tadi ketika berbicara pemuda itu juga sangat sopan, membuatnya semakin yakin saja, namun jika lelaki itu tak menyukai putri nya, tidak mungkin ia memaksa.

Hinata mengangguk kecil, begitu malu sebab teringat telah mengaku menyukai Naruto pada ayah nya, dan malam ini tanpa ijin malah membawa lelaki itu kerumah.

Sementara Naruto terus menatap Hiashi dengan penasaran penuh tanda tanya, berharap mendengar kembali ucapan sang pemimpin Hyuga itu yang terputus.

Namun tubuh nya terasa kaku dan bahkan lidah nya kelu hanya untuk menahan pria itu untuk tidak pergi dan melanjutkan perbincangan mereka tadi.
.
.
Naruto terus menyambut suapan demi suapan dengan tersenyum, walau pikirannya kini sedang melalang buana, begitu bingung dan gelisah dengan perbincangan nya dan Hiashi tadi.

"Hinata" panggil Naruto begitu lembut.

"Um?"

Hinata menunduk memandang mangkuk yang telah kosong dengan pipi bersemu, Naruto selalu saja memanggil nama nya dengan nada lembut membuat darah Hinata berdesir, ia selalu suka saat lelaki itu menyebut nama nya.

"Benarkah kau akan di jodoh kan?" Tanya Naruto ragu-ragu, takut bila Hinata tidak nyaman dengan pertanyaan ini.

Mendengar pertanyaan itu membuat Hinata tersentak, ia semakin menunduk malu, sedikit kesal pada ayah nya karena membeberkan dengan mudah hal memalukan seperti itu.

Kept For So Long |CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang