Part 9

590 88 60
                                    

Di tengah kesibukan para Shinobi yang masih membantu warga desa, Naruto mencuri sang kekasih sebab tak ingin gadisnya merajuk lagi seperti kemarin.

Hingga disinilah mereka kini berada, Hinata bersandar pada pohon besar dengan Naruto yang berdiri di hadapannya, satu tangan lelaki itu mengurung Hinata bertumpu pada pohon dan satu lagi menggenggam tangan sang kekasih.

"Sayang, jangan terlalu lelah" Ucap Naruto begitu lembut seraya mengecup-ngecup jemari Hinata membuat gadis itu tersenyum malu dan mengangguk kecil.

"Aku hanya membantu memasak" jawab Hinata dengan senyuman.

Kedua alis Naruto pun terangkat dan ia mengangguk kecil "Ah masakan mu sangat enak, aku jadi ingin memakannya setiap hari"

Saat kencan pertama mereka di atas bukit, ia melahap habis seluruh hidangan yang di masak Hinata sampai kekenyangan, hingga setelah itu tertidur pulas di paha gadisnya. Dan sebetulnya ia menginginkan lagi, namun rasanya terlalu enggan untuk merepotkan Hinata.

"Naruto-kun mau ku buatkan tiap hari?" Tanya Hinata penasaran.

"Memangnya kau mau?" Naruto balik bertanya dengan raut malu-malu tapi mau.

Hinata mengangguk antusias "Tentu saja, aku sangat senang bila Naruto-kun makan dari masakan ku" setelah menyelesaikan ucapan, gadis itu malah menunduk dan memainkan jari, entah kenapa jadi malu sendiri karena terlalu bersemangat.

"Kalau begitu AKU MAU!!!"

Sorak Naruto lantang tak kalah semangat, membuat tersentak mendengar teriakan keras kekasih nya. Hinata pun menoleh kekanan dan kiri, berharap tak ada yang melihat mereka disini, Gadis itu lalu mencubit gemas perut sang kekasih.

"Aduh"

"Jangan berteriak!" Bisik Hinata kesal.

•••

Hari sudah gelap, udara semakin dingin dengan salju yang masih berjatuhan, suasana sepi di depan pintu gerbang kediaman Hyuga terasa begitu romantis, namun Naruto malah menghela nafas berat sebab ia harus berpisah dengan sang kekasih.

Sejak kencan pertama mereka, setiap pagi Naruto sudah berada di kediaman Hyuga untuk menjemput sang kekasih, lalu malam nya ia akan mengantar gadisnya kembali hingga ke depan kediaman Hyuga.

Sebab lelaki itu bersikeras akan selalu begitu selama ia berada di desa. Hinata pun hanya menurut, selama itu yang di inginkan kekasihnya, maka ia akan senang hati menerima perhatian meluap-luap yang di curahkan lelaki itu untuknya.

Hinata menggeleng kecil melihat ekspresi muram Naruto "Naruto-kun besok kita juga bertemu lagi" ucapnya menenangkan Naruto yang malah semakin cemeberut.

Lelaki itu lagi-lagi menghela nafas "Seperti biasa" ucap Naruto seraya menangkup pipi sang kekasih hingga Hinata mendongak.

Senyuman geli dari raut Hinata pun menghilang menyadari apa yang di minta sang kekasih.

"Naruto-kun"

"Hm?"

"Jangan terlalu lama, Tou sama sudah pulang, takut Tou-sama melihat kita lagi" sungguh Hinata begitu malu saat ayah nya tiba-tiba mengintrupsi mereka yang sedang berciuman panas di depan pintu gerbang.

Naruto tersenyum kecil, dan tak menanggapi ucapan sang kekasih, perlahan ia semakin menunduk hingga akhirnya bibir mereka pun bertemu, Naruto menutup mata seraya melumat lembut bibir manis kekasihnya.

Kept For So Long |CANON -NaruHina- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang