11. Tak Datang Menjemput

94 14 2
                                    

"Aaaaaa"

Langit telah gelap, menandakan malam kini telah tiba.

Suasana ruangan Sada cukup ramai, sebab Qia kini bersuara sembari menyuapi adiknya itu.

"Ya Pak? Soal itu"

Keduanya menoleh, menatap sang Ayah yang kini berjalan keluar ruangan dengan ponsel yang melekat pada salah satu telinganya.

Menyadari itu Qia segera bertindak, kembali menyuapi adiknya guna mengalihkan perhatian.

Lagi dan lagi soal pekerjaan. Ayahnya gila pekerjaan, ia tahu itu, maka dari itu ia harus dengan segera mengalihkan perhatian adiknya.

"Oh ya! Junghwan bilang besok akan datang dengan yang lain"

"Besok?"

"Iya, katanya mereka rindu. Cih! Basi sekali kata-katanya"

Satu cubitan pada pinggang Qia dapatkan. Oh ayolah, sifat mereka begitu berbanding terbalik. Sebut saja Sada yang begitu baik lemah lembut dan Qia yang begitu keras dan terlalu melindungi.

"Biarkan saja mereka datang"

"Tapi kan besok setelah pemeriksaan harus banyak istirahat"

"Biarkan saja, toh hanya sesekali"

Akhirnya Qia mengalah. Lebih baik ia diam mundur dari pada harus berdebat dan berakhir kalah juga.

"Ish iya iya"

Ceklek

Keduanya menoleh, menatap Ayah mereka yang memasuki ruangan dengan terburu.

"Ada apa?" Tanya Qia, heran dengan Ayahnya yang mengambil jas pada sofa.

"Ayah ada urusan sebentar" Jawab Guanlin mengecup dahi Sada dan mengusak surai si sulung kemudian.

"Jaga adikmu"

Satu kalimat terakhir sebelum pintu tertutup.

Lagi dan lagi. Ah sudahlah lebih baik ia segera menyelesaikan makannya lalu tidur.

Tangan Qia yang menyodorkan sesendok makanan itu ia dorong pelan, memilih segera meminum obatnya.

Sepertinya hari ini sudah cukup, waktunya beristirahat. Esok adalah hari baru.

Qia juga memilih tak banyak bicara-hanya melihat apa yang adiknya lakukan dengan mulut tertutup tak berniat ingin bertanya.

Sepertinya kakak satu ini mengerti akan apa yang sang adik itu rasakan.










"Asal kau tahu, Mingrui mendadak pintar tahu semenjak kau sakit ini!"

"Oh ya? Wah keren"

"Iya! Aku serius, entah otak baru dari mana dia dapat"

Sada mengangguk senang, menanggapi setiap ucapan Junghwan yang tengah duduk disisi bangsalnya. Sedangkan yang tengah menjadi bahan obrolan kini tengah asyik memainkan permainan online bersama Qia di sofa.

SAVAGE

"YES!"

Dengan cekatan tangan Junghwan terangkat, menunjuk Mingrui yang baru saja heboh dengan gamenya sendiri.

"Kau lihat? Kelakuannya selalu seperti itu saat jam istirahat tapi saat masuk BOOOOM! Dia bisa maju disaat yang lain susah mengerjakannya"

Sada hanya tersenyum, menggaruk tengkuknya tanda kukik. Junghwan terlalu ekstrofert untuknya yang sebaliknya.

Tapi tak apa!

"Menurut ku dia memang pintar" Sahut Sada.

Mingrui memang pintar, hanya kan tertutup oleh rasa malasnya dikelas. Tidak nakal, hanyakan dia lebih suka pelajaran olahraga, sama seperti Qia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Segalanya || GuanRen 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang