Pagi menjelang.
Suasana yang tena-
"AYAAAAAAAH!"
Bruk
"Bangun bangun ayo bangun cepat, kita harus membangunkan Ayah" Ujar Qia membantu adiknya yang baru saja terjatuh.
Dua pasang kaki kecil itu bergerak, menghampiri sang Ayah yang masih tertidur dengan lelap.
Saling melirik, kemudian dengan cepat menaiki kasur dengan terburu.
"Ayah ayo bangun, AYOOOOO!"
sementara dilantai bawah.
"Tuan Muda kembar di mana?" Tanya Maid dengan dua buah gelas berisi susu ditangannya.
"Tidak tahu kemana, tadi sempat turun sebentar meminta susu. Sepertinya di at-"
"Astaga! Tuan pasti masih tidur. Titip ini sebentar"
Manik elang itu terbuka, berkedip beberapa kali sebelum bangkit menatap kedua makhluk yang mengganggu tidurnya.
"Apa?" Tanya Guanlin khas orang baru bangun tidur.
"Ayah tidak pergi?" Tanya Sada sembari turun dari ranjang, mengambil dan memberikan sang Ayah segelas air minum.
"Tidak, ini hari Minggu"
"Oooooh" Sahut keduanya kompak.
Guanlin tak menanggapi, tetap menegak air minumnya dengan nyawa yang berusaha ia kumpulkan. Ini hari Minggu, ingin rasanya ia tidur lebih lama lagi.
Tak
Guanlin menaruh gelas itu pada nakas, menyugar surainya dan menurunkan si sulung dari ranjang.
"Ayo, kita mandi-"
"Bunda"
Guanlin terdiam mendengar celetukan dari si bungsu, yang tengah menatap sebuah foto disamping gelas. Akhirnya ia berlutut, mengelus sayang kedua anaknya dengan senyuman.
"Mau ke sana?"
"Mau"
"Kalau begitu ayo segera mandi-"
Tok tok tok
"Biar Qia yang buka"
Pintu itu kini terbuka, menampilkan seorang Maid dengan wajah tak enak pada Guanlin.
"Maaf Tuan telah merusak hari libur Anda" Maaf Maid itu sembari memberi kode pada si kembar untuk datang padanya.
"Tak apa. Kebetulan, bisakah kau urus mereka dulu?"
"Tentu Tuan. Ayo kemari, Bibi sudah membuatkan susu untuk kalian"
Pintu tak lama tertutup, menyisakan Guanlin yang terdiam menatap dari kejauhan foto terakhir sang Ibu dari anak-anaknya.
Belum lama itu terjadi, sebuah panggilan telepon masuk, ternyata dari Ibunya.
"Ya Bu, ada apa?"
"Bisakah kau bawa si kembar? Ibu rindu dengan mereka"
"Iya, akan kubawa kesana siang nanti"
"Sudah lama Ayah tidak bermain dengan mereka, jadi bawalah secepatnya"
"Iya Ayah"
Setelahnya sambungan terputus dari pihak seberang, memberikannya waktu untuk segera bersiap.
Jika di pikir-pikir, kembaran itu lebih sering dengan kedua orang tuanya dari pada pihak keluarga sang istri. Mungkin sebulan dua kali.
Bukan karena Jaemin tidak suka pada kedua bocah itu, hanya kan malas saja jika sudah bertemu dengannya, jadi terkadang sikembar dibawa kesana dengan dampingan Maid sebagai pengganti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segalanya || GuanRen 2
Fanfiction"Akan ku rawat mereka dengan hati yang tertutup rapat dan habis pada dirimu. Percaya itu" "Jadi... Selama ini Ayah?" "Tidak Nak bukan begitu! Ayah bisa jelaskan padamu" "Ayah tak menginginkan diriku begitu?" "Sudahlah, semuanya telah berlalu" "Semua...