2. Sepucuk Kertas

350 45 8
                                    





























Berbulan-bulan telah berlalu.

Berawal didalam kotak inkubator selama lebih dari sebulan, hingga kedua bocah kembar itu kini telah beranjak besar.

Tak terasa tiga tahun telah terlewati, begitu cepat terasa namun sesak masih begitu membelenggu didalam dada.

Tiga tahun yang begitu gelap dan menyesakkan, untung saja ada dua pelita sebagai pengganti pelita utama yang telah tiada.

Senyum itu tercipta, mengulurkan tangannya membersihkan krim kue yang tersisa dari sudut bibir sang anak, juga menggendong kedua anak kembarnya menuju kamar mandi.

Cukup acara makan kue ulang tahun sang daffodil malam ini, waktunya istirahat.

"Sudah ya? Sekarang kita sikat gigi dulu"

"Siap!"

Selama ini memang dia yang merawat dua anak itu, pagi hingga sore akan ia titip pada pembantu rumah, dan malam hingga pagi menyambut dirinya sendirilah yang mengurus.

Ia tidak sebejat itu untuk melupakan kewajibannya sebagai orang tua tunggal.

Acara sikat gigi telah selesai, berganti menjadi dua bocah yang kini berlari menuju ranjang besar milik Ayah mereka.

"Selamat malam Ayah!"

"Malam... Selamat tidur, mimpi indah" Balas Guanlin mengecup kening si kembar.

Surai-surai itu masuk, terselip kedalam sela jemari Guanlin yang dengan lembut mengelus kepala dari dua bersaudara itu.

Helaan napas terdengar, memilih beranjak dengan lesu, terdiam dengan pandangan yang seolah kosong.

Namun sesuatu yang menyilaukan kini menarik perhatiannya, beralih menatap benda itu kemudian menghampirinya.

Sebuah kertas juga bunga kuning diatasnya.

Apa ini?

Dari pada penasaran, ia ambil dan bacalah tulisan yang ada di kertas itu.

"Terima kasih"

Jantung itu semakin berdegup, maniknya seolah terkunci, menatap lekat tulisan itu dengan manik yang tak berkedip.

Ini... Mimpi?

Belahan bibir bawah itu ia gigit, menarik napas dalam dengan manik yang terpaku.

Terlihat mengalir tenang, tapi tidak dengan sebabnya.

Tidak, ini bukanlah mimpi, ia yakin itu.

"Terima kasih kembali, maafkan aku"






TBC

Kita mulai pemirsa, siap?

Btw ini adegan setelah bonchap ultah Renjun.

*Sorry For Typos*

Tertanda :
Selasa, 25 Juni 2024
09.17

Segalanya || GuanRen 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang