03 : Cantik & Indah Menjadi Satu

77 5 3
                                    

HALLO GUYS! aku update nih, Kira-kira siapa aja yang nungguin aku update? absan dulu!

Ayo vote dan komen di setiap paragraf biar aku makin semangat nulis dan makin rajin update!!

TYPO BERTEBARAN!!

||Happy Reading||









Di Bandara Indonesia.

"Al, nanti Herlin bakal jemput kamu di bandara setelah pesawatnya mendarat di Singapura." ucap Dikta memberitahu Albara agar laki-laki itu tidak perlu pusing untuk mencari taxi setibanya di Singapura.

"Nih, ini fotonya Herlin biar kamu gak bingung nyari dia di bandara nanti." Dikta menyerahkan selembar kertas yang berisi foto Herlin kepada Albara.

Albara menerima foto itu dan menatapnya sejenak, dari melihat fotonya saja membuat jantung Albara berdetak lebih cepat dari biasanya. Yang membuatnya terpaku adalah mata Herlin yang begitu indah.

Melihat Albara yang begitu lekat menatap foto Herlin membuat Dikta terkekeh pelan "Gausah lekat gitu liatin fotonya, nanti kamu bakalan ketemu dia secara langsung. Tenang aja, aslinya Herlin lebih cantik dari pada di foto." ucapnya sembari menepuk-nepuk pundak Albara.

Albara hanya bisa tersenyum kikuk saat ia ketahuan memandangi foto Herlin begitu lekat, "Di Singapura nanti kamu tidak perlu menyewa apartemen, kamu bisa tinggal bersama Jingga anak saya."

"Iya om, terimakasih."

"Kalau nanti di sana kamu liat Herlin sedih tolong hibur dia ya? jangan biarkan dia terlarut dalam kesedihan. Jaga Herlin, saya percaya sama kamu." ucapnya sembari tersenyum menatap Albara, hanya laki-laki itu yang bisa ia percaya untuk menjaga Herlin.

****

"Papa, tau kan Alea suka makan apa?" tanya Alea di sela-sela bermain bersama ayahnya, gadis kecil itu sedang duduk di karpet bersama ayahnya di ruang tamu.

Jingga tersenyum kecil, ia tau maksud Alea menanyakan hal itu. Putri kecilnya ini pasti sedang kelaparan "Kenapa hm? kamu pengen makan ayam goreng?"

Alea mengangguk antusias, ia senang ayahnya selalu mengingat makanan apa yang paling ia sukai "Ayo pa, suruh mama buatin ayam goreng!" Alea berdiri dari duduknya sebari menarik tangan Jingga agar ayahnya itu berdiri.

Jingga mengangguk kemudian berdiri.

"Thira." panggilnya, dan saat Jingga memanggil namanya Thira langsung bergegas menghampiri laki-laki itu.

"Kenapa?" tanya Thira langsung.

"Masakin Alea ayam goreng ya, dia pengen makan ayam goreng." pinta Jingga pada Thira, ayam goreng buatan Thira adalah makanan terfavorit bagi Alea maupun Jingga sendiri.

Thira menatap Alea sekilas kemudian mengangguk "Tapi nanti ya, mama harus beli ayamnya dulu ke supermarket."

"Yah ... padahal Alea pengennya sekarang." ucap gadis kecil itu kecewa, ia sangat menginginkan ayam goreng itu.

Alea mengerucutkan bibirnya sebari bersilang dada, sepertinya Alea tengah ngambek.

"Yaudah, mama beli ayamnya sekarang ya? jangan cemberut gitu dong." rayu Thira, tangannya mengelus pelan pipi Alea. Ia tidak tega melihat Alea yang seperti ini.

Jingga's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang