06 : Aku Menyukai Kebodohanmu

64 3 1
                                    


HALLO GUYS AKU UPDATE!! jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf biar aku makin semangat dan makin rajin update!!

Typo Bertebaran

REVISI SETELAH END.

||Happy Reading||












"Hallo papa!!" sapa Alea yang berdiri di depan pintu menyambut kedatangan ayahnya yang baru saja pulang dari kantor.

Jingga tersenyum pada Alea kemudian menggendong anak perempuannya itu "Hallo sayang, gimana sekolahnya tadi hm?"

Alea mengangkat tangannya dan mengalungkannya di leher sang ayah "Seruuu bangett, Alea senang sekali!!" jawab Alea dengan antusias.

"Papa kenapa pulang lebih awal?" tanya Alea yang baru menyadari jika ayahnya pulang dari kantor lebih awal dari hari biasanya.

Jingga mengalihkan pandangannya dari Alea saat menyadari kehadiran Thira yang berjalan kearahnya "Loh, kamu udah pulang?" heran Thira, sama seperti Alea ia pun bingung mengapa tumben sekali Jingga pulang lebih awal dari kantor.

"Iya, aku pulang lebih awal karena malam ini kita bakal pulang ke Indonesia."

"YEYYYY ALEA GAK SABAR KETEMU OPA-OMA!!" pekik Alea antusias ketika Jingga mengatakan bahwa mereka akan pulang ke Indonesia.

"Yaudah biar cepet ke bandaranya Alea masukin barang-barang Alea ke dalam koper ya, nanti mama yang ngambilin kopernya. Sekarang siap-siapin aja baju yang mana yang Alea mau bawa." Jingga menurunkan Alea dari gendongannya, gadis kecil itu berlari dengan gembira menuju kamarnya untuk memilih baju apa saja yang akan ia bawa ke Indonesia.

Setelah memastikan Alea sudah menaiki tangga dan benar-benar masuk ke dalam kamarnya Jingga menarik tangan Thira.

Jingga menarik Thira keluar dari rumah, alhasil mereka sekarang sedang berada di halaman rumah. "Ada apa sih narik-narik? terus kenapa tiba-tiba pulang ke Indonesia?" tanya Thira yang sangat bingung.

"Kenapa? lo gak mau ikut?" Jingga menatap Thira dengan tatapan sengit, ia merasa Thira tidak ingin ikut pulang ke Indonesia bersamanya.

"Yaudah kalau gak mau, biar gue sama Alea aja yang pulang."

Jingga hendak pegi masuk ke dalam rumah meninggalkan Thira namun perempuan itu menahannya "Bukan gitu, aku cuma bingung. Kenapa semuanya mendadak?" tanya Thira dengan nada suara yang lembut, ia tidak ingin menyulut emosi Jingga karena jika marah laki-laki itu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Dan Thira tidak mau Alea melihat pertengkaran diantara mereka.

Jingga membalikkan badannya kembali menghadap Thira "Ini permintaan dari klien papa, kita pulang atas permintaan papa. Walaupun mendadak semua ini akan menguntungkan."

Thira terdiam berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan oleh suaminya itu "Menguntungkan?" gumamnya.

"Kalau gue mau pulang untuk menemui klien papa, papa janji akan membatalkan perjodohan Herlin."

Thira terdiam seribu bahasa, lagi-lagi semua ini tentang Herlin. Ia sangat muak, mengapa seolah-olah dunia hanya berpusat pada Herlin?

Dadanya terasa sesak jika fakta mengenai perasaan Jingga yang masih seutuhnya untuk Herlin terlintas di benaknya.

"Lo mau ikut kan?"

Thira mengusap matanya yang mulai berembun, kemudian tersenyum kecil. "Iya aku ikut, aku bakal batu kamu buat ngebatalin per-" jawabnya dengan nada yang bergetar.

Jingga's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang