It's published💌
Aku lihat kak Alya melongokkan kepalanya keluar saat pintu depan dibuka, kelihatannya dia sedang melihat-lihat apakah suasana di luar sedang ramai atau tidak. Sedangkan aku, masih saja terus asyik memperhatikan bagian belakang tubuh kakakku.
Sungguh beruntung aku sebagai adeknya bisa melihat semua ini, bahkan cowok kak Alya saja kurasa tidak pernah melihat kondisi kakakku seperti sekarang ini, yang mana sebentar lagi kak Alya akan keluar memberi sumbangan kepada peminta-minta, dengan hanya mengenakan atasan tank top saja!
Ugh, membayangkannya saja sudah membuat kepala atas dan bawah terasa panas dingin, aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti.
"Adeek.. liatin kakak yah.. Hihihi.."
Kak Alya yang selesai memperhatikan keadaan sekitar segera berjalan keluar, melewati teras rumah, dan langsung menuju ke pagar rumah kami!
Aku memperhatikan dengan tegang dari balik pintu yang sengaja sedikit kubuka untuk mengintip. Kak Alya benar-benar keluar cuma pakai tanktop putih saja. Tidak memakai bawahan apapun sama sekali. Kak Alya berani banget! Bener-bener nakal nih Kak Alya.
Mana jalannya pakai lenggak-lenggok sambil sesekali menoleh ke arahku dan mengedipkan matanya. Entah Pak Tua itu melihat atau tidak, karena dari yang kulihat, tinggi badan Pak Tua itu hanya sedikit di atas batas atas pagar rumah kami. Untungnya sisi tengah pagar kami ditutupi plastik fiber berwarna gelap, jadi badan bawah kak Ochi tidak terlihat jelas. Sepertinya.
"Iya Pak.. ada yang bisa saya bantu?" suara kak Alya merdu banget saat menyambut orang itu dari balik pagar. Orang tua berpakaian kemeja putih dan membawa map.
"Ehm.. Eh, iya non.. anu.. maaf mengganggu.. saya dari Yayasan Penampungan Anak-Anak Terlantar, non.. Adapun kedatangan saya untuk meminta sumbangan dari si non.. seikhlasnya.." si Bapak peminta sumbangan itu yang berbicara dengan bahasa sok rapi mendadak gelagapan melihat kak Alya.
Siapa sih yang tidak salah tingkah melihat kak Alya? Apalagi kak Alya kini mengikat rambutnya dengan mengangkat kedua tangan nya, hingga otomatis dadanya terlihat membusung maju kedepan. Kakakku seakan sengaja memberikan pose dan tontonan gratis bagi Orang itu.
"Panggil Alya saja Pak.."
"Oh iya.. non Alya.. hehe.. sampai lupa memperkenalkan diri, nama saya Pak Amin.."
"Pak Amin, Alya nyumbang nya berapa yah?"
"Aduh non Alya.. berapa ajalah kalau dari si non, seikhlasnya.. ini sih, demi anak-anak terlantar juga non.. hehe.." jawab orang tua itu cengengesan, terlihat kumisnya yang mulai ubanan melebar tersungging. Dasar muka mesum! Matanya mulai jelalatan kemana-mana ngelihatin kakakku ini.
"Berapa aja atau apa aja nih Pak? Hihihi.."
Sambil sekilas melirik kearahku kak Alya bertanya padanya dengan menyilangkan kedua tangannya dibawah dadanya sehingga 2 susu kak Alya yang hanya terbalut tank top putihnya seperti mau menyembul kedepan.
Gila kak Alya, berani amat mamerin susu dan cetakan pentil di depan orang itu. Baru saja aku memuntahkan pejuhku, kini sudah ada dorongan lagi untuk onani. Aku benar-benar tak tertolong.
"Hah? Anu neng.. eh, non.. berapa aja juga boleh.. kalo apa aja juga boleh kok, hehe" senyumnya makin lebar tuh orang. Pasti isi kepalanya udah terisi dengan bayangan yang engga-engga tentang kakakku..
"Hihi.. ya udah, yang berapa aja dulu deh Pak… Ini Alya mau sumbangin lima puluh ribu.. tapi Alya adanya uang seratusan Paak?" kata kak Alya yang sengaja suara di manja.
"Ooh.. sini Bapak tukarkan dulu deh.. kebetulan ada warung di dekat sini.. nanti saya kembali lagi ya.." tiba-tiba si Bapak itu sudah pergi untuk memecahkan uang kak Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengalaman Alya 18+
ActionMenceritakan tentang seorang wanita cantik yang bernama Alya Krasniqi yang cantik, cerdas, seksi & adik nya bernama Aldi Berisha yang masih kelas 2 SMU. Kita hanya tinggal berdua, karena kedua orang tua kami tinggal di kota yang berbeda.