part 17

2K 5 0
                                    

   It's published💌

“Plak plak plak!” terdengar suara peraduan kulit yang semakin keras.

“Ahhh… kakak jahat! Dasar kakak perempuan nakal!” racauku sambil mempercepat kocokanku.

“Iya…. Kakakmu perempuan nakal dek…. Kamu bayangin yah dek… kakakmu yang keseharian berpakaian sopan... dan berjilbab... lagi dientotin sekarang... sama pria tua gak jelas… Deeeekkk… bayangin dek… bayangin… enggggghhh” erang kak Alya.

Aku sungguh tidak kuat mendengar omongan kakakku, Persetubuhan mereka juga sungguh sangat heboh. Belum pernah aku merasakan seperti ini sebelumnya. Tanganku juga semakin cepat mengocok penisku. Sepertinya sebentar lagi aku akan muncrat.

“Kak Alya…. Aku pengen muncrat nih…” teriakku.

“Bapak juga dek Aldi…” malah pak Amin yang menyahut.

“Ya sudah barengan aja yah kalian muncratnya… Pak Amin keluarin di vagina Alya, tapi adek keluarin di pintu aja yah dek… gak apa kan dek?” ujar kak Alya yang tentu saja aku tidak terima.

“Yah… kak, aku juga pengen muncrat di dalam memek kakak…” rengek ku.

“Hihihi… Jangan dong dek… ntar kakak bisa hamil anak kamu. Masa kakak dihamili adek sendiri? Gak boleh ya adikku sayang…” tolak kak Alya.

Jadi dia lebih memilih sperma pak Amin untuk memasuki rahimnya? Pria tua yang tidak jelas itu?

“Agghhh…. Kak Alya nakal… kak Alya lontee!” teriakku yang hanya disambut desahan kak Alya.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka sedikit, kak Alya mengeluarkan kepalanya. Tubuh telanjangnya masih tertutup pintu, begitu juga tubuh pak Amin yang sepertinya masih menggenjot tubuh kakakku dengan kasarnya, terlihat dari guncangan-guncangan tubuh kakak.

“Gini aja yah dek? Cukup kan?” ujar kak Alya.

Kak Alya rese, aku cuma kebagian ngelihat wajahnya saja sedangkan pria tua itu dapat dengan nikmatnya dapat melihat seluruh tubuh bugil kak Alya, bahkan menghujam vagina kakak kandungku yang cantik ini.

Tubuh kak Alya terhentak-hentak dengan hebatnya, tapi dia masih saja berusaha tersenyum padaku, bikin aku tambah horni dan semakin tidak tahan saja. Tampak wajah kakakku memerah dan mandi keringat. Di mulut, pipi, bahkan mungkin seluruh wajah kak Alya juga ada banyak cairan bening yang sepertinya adalah liur pak Amin yang menambah kilapan cantik pada wajah kak Alya.

“Ngghhh… kak… Aku keluar!“

“Iya deeek… keluarin aja…”

“Bapak juga pengen muncrat non Alya… terima nih peju... bapak bikin hamil lo!” erang pak Amin, kak Alya juga mengerang manja

“Croooooooootttttt” tumpahlah pejuku di hadapan kak Alya.

Dibalik sana, pak Amin juga sepertinya sedang memindahkan benihnya ke rahim kakakku. Terlihat dari tubuh kakak yang sedikit terdorong kedepan seolah ingin menghujamkan sampai mentok ke mulut rahim kakakku.

Aku tidak dapat membayangkan kalau akhirnya nanti kak Alya bakal hamil, hamil anaknya pria tua lusuh ini. Aku yang terengah-engah kecapean akhirnya mundur dan duduk di kursi di belakangku.

“Udah kan dek…? Enak?” tanya kak Alya dengan senyum manis padaku.

“I-iya kak, enak…” Sial! Kenapa aku menikmati ini semua!?

Tiba-tiba pak Amin melontarkan kepalanya dan mencium bibir kak Alya, lalu berkata padaku.

“Enak ya dek Aldi? Bapak juga enak… nih kontol bapak masih nancap di memeknya kakak kamu… kayaknya bakal bisa satu ronde lagi deh… boleh kan dek Aldi kalau bapak entotin kakakmu sekali lagi?”

Pengalaman Alya 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang