part 14

1.9K 2 0
                                    

  It's published💌

Aku benar-benar panik. Kak Alya pun ikut panik ketika harus membersihkan pejuku yang belepotan di wajahnya. Namun setelah itu dia terlihat lebih tenang meski aku tetap bisa melihat ketegangan di wajahnya, seolah-olah aku bisa mendengar degup jantung kakakku yang memburu.

“Kak, di rambutnya masih ada peju tuh!”

“Duh, mana mana? Kamu sih dek pejunya banyak banget…”

Kesal banget aku dengan gaya kak Alya yang sok santai ini. Padahal orang-orang bermotor itu sudah parkir dan mematikan kendaraan mereka. Itu berarti mereka bisa kapan saja masuk ke dalam mini market!

“Duh, Kak! Gimana niihh…?”

“Ya gimana dong… Kakak juga gak tau nih, tapi kayaknya mereka bukan kriminal kok… paling cuma mau beli minum kayak kita, ga bakal ngerampok… mas kasirnya aja nyantai tuh dek”

“Bukan itu masalahnya kak!” Sanggah ku pada kak Alya sambil melihat kondisinya yang saat ini.

“Duh, iya yah dek… kakak gak pake baju, gimana dong?” Ujarnya berlagak seperti baru tersadar kalau dia sedang bugil total.

“Kakak sih pake dibuang segala mantelnya” ujarku yang dibalasnya dengan memelet kan lidah. Sungguh bikin aku gemas!

Sambil terus berusaha memposisikan diri dan kak Alya agar tidak mencurigakan dari luar, aku terus memperhatikan orang-orang yang baru saja datang itu. Empat motor diparkirkan di depan, sedang yang berboncengan ada dua orang, total jumlah mereka ada enam orang.

Enam orang yang mungkin akan segera masuk dan memenuhi mini market ini. Aku hanya berharap mereka takkan mengetahui ke beradaan aku dan kakakku di sini. Entah apa jadinya kalau mereka melihat gadis secantik kakakku bertelanjang di mini market.

Sebenarnya perawakan mereka biasa saja, tapi dandanan mereka yang lusuh dengan jaket kotor dan celana jeans sobek-sobek membuatku jadi tidak nyaman untuk berada di sini, apalagi bersama kakakku yang sedang tak berpakaian sedikitpun.

Usia mereka sepertinya sedikit di atas kak Alya, namun ada satu diantara mereka yang badannya agak sangar berbadan gempal walaupun lebih pendek dari yang lainnya, sepertinya dia yang dianggap seperti bosnya, aku menebak itu karena suaranya yang cukup keras tiap kali ia berbicara.

Mereka mulai masuk ke dalam. Aku semakin panik. Namun aku berusaha tampak wajar dan diam di sini bersama kakakku. Kulihat mereka langsung menuju ke showcase minuman yang letaknya di tepi satu sisi ruangan dan mulai memilih-milih.

Aku agak lega ketika mereka mulai berhenti di sana, tapi kekhawatiranku segera menyergap kembali ketika salah satu dari mereka mulai menyusuri beberapa showcase minuman yang searah menuju tempat kami berdiri. Karena apabila mereka mencari makanan ringan, di tempat kami berdirilah daerah makan ringan berada.

Hanya saja di rak sisi kami bersembunyi adalah makanan ringan seperti kue-kue kering dan roti, sedang makanan ringan seperti kacang-kacangan, coklat, dan sejenisnya berada di rak depan kami tempat sebelumnya penjaga kasir yang mengobrol dengan kak Alya. Aku berharap mereka bukan mencari kue-kue kering untuk teman merokok dan minum-minum, melainkan kacang.

Aku lega dugaanku benar, karena salah seorang yang mendekat kearah kami berhenti persis di rak bagian depan kami. Sehingga aku dan kak Alya kembali berhadap-hadapan dengan orang lain yang kuharap tak mengetahui kalau kakakku ini sedang bugil, jika tidak habislah kak Alya.

Namun memang tidak perlu waktu lama untuk si orang itu sadar kalau ada cewek cantik di depan matanya. Untungnya hanya sebatas leher dan kepala kak Alya saja yang terlihat olehnya.

Pengalaman Alya 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang