Happy reading!!
Jack baru saja mengantarkan Boom ke gedung apartemennya milik Ben, setelah memastikan bahwa benar Ben yang menyewa Boom, Jack pun pergi dari sana.
Ben terlihat seperti anak baik, berkacamata dan berpakaian sangat rapi. Oh, dia juga sangat ramah dan memperlakukan Boom dengan baik dalam perjalanan mereka menuju kamar apartemen.
Apartemen Ben berada di lantai 5, sebuah lantai yang terlihat sepi dan gelap, padahal hari masih begitu sore."Ayo masuk," ajak Ben setelah keduanya berada di depan pintu apartemen dan Ben membukakan pintu untuknya.
Boom terlihat sedikit ragu, tapi kemudian tetap masuk ke dalam apartemen.
Ben kemudian masuk ke dalam kamarnya setelah memastikan Boom sudah masuk ke dalam apartemen, meninggalkan Boom yang terlihat sibuk melihat isi apartement sembari berjalan semakin jauh ke ruang tengah.Ceklek.
Boom menolehkan kepalanya saat mendengar suara pintu dibuka, lalu munculah Ben dan seorang pria yang tak ia kenal datang dari kamar tersebut.
Terlihat Ben menerima uang dari pria tersebut kemudian berjalan menuju pintu utama Apartement."Tuan Ben!" Panggil Boom, segera ia berlari mencoba mengejar Ben namun segera rambutnya ditarik oleh pria tersebut hingga jatuh ke lantai.
Luke, pria itu.
Tersenyum menyeringai pada Boom dengan ikat pinggang yang sudah ia lepas dari celananya.
Melihat itu, Boom segera mencoba melarikan diri bergerak mundur."Apa yang akan kau lakukan? Siapa kau!"
Satu pecutan berhasil melukai lengan Boom yang tertutup oleh sweater tebalnya.
Luke yang merasa Boom memiliki baju pertahanan, Luke pun memilih untuk memaksa Boom melepaskan pakaiannya lebih dulu, dan setelah berhasil baru dia kembali melepaskan pecutan ikat pinggangnya ke tubuh Boom uang bergerak liar mencari perlindungan sembari berteriak kesakitan dan memohon agar Luke berhenti.
.
.
.
.
Sebelum mengantar Boom ke apartemen Ben, Jack lebih dulu mengantar Khaotung ke apartemen James.
James masih bekerja dan menyuruh Khaotung untuk menunggunya saja di apartemen.
Apartemen James sangat rapi, tidak seperti milik Luke atau Aou yang sedikit berantakan, Aiden tidak pernah membawanya ke apartemen, tapi dipastikan anak itu tak Serapi ini."Mungkin disini lebih bagus."
Khaotung duduk di sofa dengan lengan sofa yang tinggi, tiba-tiba tersenyum membayangkan jika First melakukan doggy-style disini.
"Sialan, aku bahkan masih horny padahal yang dia suka Boom."
Drrrrt.
Khaotung lalu membuka ponselnya, pesan dari James yang mengatakan bahwa dia akan sangat terlambat pulang jadi memintanya untuk sabar.
Lalu, pesan lainnya datang dari Aou yang baru diketahui mengirim pesan padanya, Aou memberitahu Khaotung jika hari ini berangkat keluar kota bersama First."Pasti pulang malam," gumam Khaotung. Sudah tahu bagaimana perjalanan pekerjaan keluar kota Aou, mereka tidak akan tinggal lebih lama Diluar kota, jika sudah selesai biasanya akan langsung pulang pada hari itu juga.