"Dimana cardigan pink gue?!"
Hari masih pagi, namun kamar asrama sudah mulai terdengar kegaduhan seperti biasa. Reva sudah ribut sejak pukul setengah enam, mengobrak-abrik lemari dan kotak penyimpananㅡsibuk mencari cardigan pink kesayangannya. Suara gemerincing hanger dan berbagai suara gedubrak memenuhi udara, sementara Reva terus menggerutu, "Argh! dimana sih? kemarin yakin banget masih disini!"
Di sudut lain, Wilona juga ribut mencari crown-nya. "Duh, dimana sih! kayaknya kemarin aku yakin banget taruh di atas meja rias," katanya sambil mengacak-ngacak meja tersebut. "Oh ketemu!" ternyata, crown itu terselip di laci, tersembunyi di antara aksesoris rambutnya yang lain. Wilona menghela napas lega saat akhirnya menemukannya.
Lizzia, seperti biasanya, bimbang memilih parfum yang ingin dipakainya. Dia memegang dua botol parfum di tangan, satu dengan aroma bunga yang lembut, dan satu lagi dengan wangi citrus yang segar. "Yang mana ya, kira-kira?" tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada kami.
"Lula, menurut kamu aku kudu pake yang mana?"
"Yang kanan cocok buat hari Kamis yang manis sih, Kak."
"Hmm.. oke, aku pake yang kiri aja deh!"
Oh ya, apa aku pernah cerita sebelumnya? sebenarnya kami memakai aku-kamu atau gue-lo sesuka hati saja tergantung suasana dan mood. Tapi sebagian besar jika tengah berbicara dengan Wilona atau Lula, kami biasanya menggunakan aku-kamu.
"Kurang asem," ujarku disertai kekehan di akhir kalimat.
Sementara itu, aku dan Lula hanya bisa geleng-geleng kepala. Kami sudah terbiasa dengan keributan pagi yang sepertinya sudah menjadi rutinitas harian di kamar asrama ini.
Oh, dan Jenna? Seperti biasa, dia sudah menghilang sejak pagi. Dia biasanya memang selalu bersiap dan keluar awal untuk mengecek rutinitas pagi di asrama. Mengecek kelengkapan anggota kamar-kamarㅡmemastikan tidak ada yang bolos atau keluar asrama diam-diam. Mengecek kamar mana saja yang anggotanya belum bangun, mengecek apakah ada yang sakit dan perlu izin absen sekolah, mengecek kebutuhan lainnya yang tidak bisa mereka katakan kepada Ibu asrama. Sisanya yah, memberi tahu seluruh asrama putri jika sarapan sudah siap.
Memang jika bel sarapan sudah berbunyi, semua siswi harus sudah siap dan rapi dengan seragam sekolah. Atributnya juga harus lengkap, termasuk crown silver di kepala masing-masing siswi. Jika tidak, mereka akan tertinggal, dan dianggap terlambat dan tentu saja akan masuk pada catatan buku tebal Jenna.
"Girls, sarapan udah hampir siap. Kalian dikasih waktu sepuluh menit buat sampe ke ruang makan, ya? bergegas, bergegas!" Jenna muncul di depan pintu sembari memukul-mukulkan tongkat logamnya pada pintuㅡmenyuruh kami bergegasㅡlantas kembali menghilang dari balik pintu.
"Eh, tuh, Kak Jenna udah woro-woro, ayok cepet!" Wilona berucap dengan tangannya yang otomatis bergerak cepat mengikat pitanya di kepangan rambutnya yang tersampir di bahu kanannya.
"Sebentar Onaa, terus ini cardigan aku gimana?"
"Udah pake yang warna lain aja dulu, cantik kok cantik. Nanti abis pulang sekolah, gue bantu cari lagi deh!" aku menawarkan solusi. Reva mengangguk dan menyambar outer denim sebagai ganti, lantas menyemprotkan parfum bubble gum-nya sebagai langkah terakhir.
"TUNGGUIN GUE!!" kemudian ia bergegas mengikuti langkah kami yang lebih dulu beranjak keluar dari pintu.
・༓☾•☽༓・
Embun masih menyelimuti dedaunan ketika aku melangkah keluar dari gedung asrama. Suasana pagi terasa segar dengan tetesan embun yang berkilauan di bawah sinar matahari yang mulai muncul di ufuk timur. Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 06.05, jauh lebih awal dari biasanya aku berangkat. Rasanya masih sepi, hanya suara burung yang sesekali berkicau menyapa pagi. Aku berjalan dengan semangat karena hari ini aku memiliki misi penting: mendapatkan kunci perpustakaan lebih awal untuk mengambil buku yang sudah lama aku incar. Buku itu adalah edisi langka yang sulit ditemukan, dan aku sudah menunggu kesempatan ini sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Bulan 🌙
HorrorTadinya Luna adalah siswi pindahan yang kini menetap di asrama Decelis semenjak orang tuanya pindah di kota ini. Harapnya tak muluk-muluk, ia hanya ingin beradaptasi di asrama dengan baik, mendapatkan banyak teman dan ilmu yang bermanfaat. Namun sem...