08. Jalan Labirin

4 1 0
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾Jalan Labirin☽༓・*˚⁺‧͙

Malam jam 8 setelah selesai makan malam di kafetaria asrama, mereka kembali ke kamar masing-masing karena sudah malam begitu pula Darius dan Damian yang kini berjalan menuju pojok lantai 4 letak kamar mereka yang cenderung gelap dan sepi karena kamar-kamar di lantai 4 banyak yang kosong sehingga yang di pojokan hanya kamar mereka.

Swusshh..

Woo..woo..

Hawa dingin dan suara burung hantu mulai menemani mereka berdua "duh kok serem ya.." gumam Darius sedikit takut, Damian hanya terkekeh kecil "nggak usah takut, kita sudah tinggal di sini 4 setengah tahun..".

"Iya sih kau tidak perlu takut, soalnya hantu yang kabur duluan kalau lihat kamu!!" sela Darius kepada Damian yang hanya menatap Darius malas dan menghela nafas kasar "jaman sekarang masih percaya hantu?, mana ada yang namanya hantu kagak pernah liat tuh gue.." celetuk Damian acuh tak acuh membuat Darius sedikit cemberut "tapi kata kakek ku itu nyata!!".

"Memang nya profesi kakek lu apa?, percaya banget dah sama hal ghaib.." tutur Damian terkekeh kecil.

"Orang pintar, kata orang itu.. Dukun kalau nggak salah katanya.." jawab Darius dengan polos nya, Damian hanya mengangguk sebelum akhirnya berhenti dan tersadar "apa kata lo tadi Dar?" tanya Damian memastikan ia tidak salah dengar.

*kaget kan lu Dam sama kenyataan :v

"Dukun sakti" jawab Darius lagi.

"Hah!?, lu bohong kan Dar!?" balas Damian terkejut pasal nya kok bisa kakek nya Darius ini Dukun tapi punya cucu sepolos dan se-positif vibes seperti Darius, di mana-mana orang bakalan lebih percaya kalau Damian yang memiliki keturunan dari dukun bukan Darius "beneran kok Dam.." sela Darius.

"Orang tua lu apa profesi nya?" tanya Damian lagi.

"Mama dokter bedah dan papa dokter gigi, jadi aku nanti mau jadi dokter juga.." balas Darius menjelaskan jika kedua orang tuanya adalah dokter, akhirnya Damian hanya mengangguk "oh berarti sifat nya emang udah di netral kan oleh ortu nya.." gumam Damian dalam hati.

Swuussh..

Di saat pohon-pohon berguncang karena angin, di pojok dekat kamar mereka terlihat sebuah siluet seorang pemuda seperti mereka, tampak hanya diam tetapi bisa terlihat jelas warna mata hijau emerald nya yang bersinar...

"Eh ngapain lo malem-malem keluar?, nggak ke dalem?" tanya Damian mulai menghampiri tetapi di cegah oleh Darius "ja..jangan Dam, nanti kena sial..".

"Hah kenapa?" gumam Damian bingung.

Ceklek..blam!!

"Hoi weh!?" teriak Damian kaget saat Darius dengan cepat menarik nya masuk ke kamar dan menutup pintu dengan cepat.

Klik..

Setelah selesai mengunci kamar Darius tampak mengatur nafas nya dan wajah nya yang serius berubah jadi lega "huft..syukur lah.." ujar Darius, sedang kan Damian menatap tajam "sekarang jelaskan apa maksud mu tadi itu!?" sahut Damian cepat membuat Darius tersadar "oh iya jadi begini..".

"yang tadi itu bukan orang.." tambah Darius pelan.

"Hah? Ngaco lu.." timpal Damian berkomentar.

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu terdengar membuat intensitas mereka mengarah ke pintu "tolong jangan ganggu kami, kami hanya murid di sini.." tegas Darius menjawab dari dalam dan ketukan itu menghilang.

"..."

"Apa tadi itu?" tanya Damian merasa aneh dengan jawaban Darius "makhluk tadi yang mengetuk pintu kita, dia itu bukan manusia tapi arwah.." balas Darius singkat sebelum merapikan tas dan buku nya di meja belajar, sontak Damian menjatuhkan diri di kasur dalam keadaan bingung berat "dahlah nggak ngerti gue anjirr!!" sarkas Damian kesal dan pusing.

『Secret Of My Classroom』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang