Bab 13

56 44 2
                                    

"Ya Allah, jaga lah suami ku dari segala marabahaya" Lirih nya dalam hati

Nayanika, yang masih saja menatapi Figura dengan foto pernikahan nya terpampang jelas sudah rusak bersama dengan kaca dari figura itu yang sudah hancur berkeping keping. Membuat Perempuan bernetra Hazel itu memanas, terdiam seribu bahasa menahan tangis yang sebentar lagi akan meluruh membasahi wajah nya.

Mungkin tidak bisa dipungkiri lagi bahwa firasat buruk dari salah seorang insan kepada orang yang ia cintai memang benar benar kuat, sebuah Insting yang selalu terhubung satu sama lain membuat cinta yang berada di tengah tengah mereka.

Takdir memang tidak seburuk itu. Tidak.. Bagi Nayanika, semua yang ia alami sepanjang hayat nya adalah kesialan yang diturunkan dari nenek moyang nya.

Kaki nya perlahan tertekuk, menyentuh lantai, dengan mata yang masih memanas disertai buliran air mata yang masih tertahan di pinggiran netra nya, berusaha ditahan tetapi tidak kuasa dan berakhir meluap luap air mata dari Perempuan itu.

"Tuhan, kalau engkau tidak adil dengan aku saja. Jangan suami ku, keluarga ku, orang yang selalu aku cintai dan sayangi... Biar, biar aku yang menimpa kesialan ini jangan mereka" Rintih nya terisak di ujung kalimat.

"Tetapi, kenapa bahagia ku masih engkau tahan? kurang sabar apa lagi hamba mu ini..."

Dengan pikiran yang masih berantakan, Nayanika dengan nekat nya pergi meninggalkan rumah sendirian dengan berjalan kaki. Menyusuri dimana keberadaan suami nya diiringi dengan isak tangis membersamai dengan hujan yang semakin deras, membasahi bumi dengan kiasan air mata nya.

🌟🌟🌟

"IYA, TUHAN, IYA!!!"

"AKU CAPEK SAMA KEADAAN!"

"SESEKALI ADIL KEK SAMA HAMBA MU INI, JANGAN KE YANG LAIN AJA"

"MASA IYA BAHAGIA HARUS KUPINTA DENGAN CARA APA LAGI? MATI?"

"BANGSAT MANA? BANGSAT MANA YANG GA TAU RASA NYA JIWA PADA DIRI NYA MATI BERKALI KALI TAPI RAGA NYA MASIH HIDUP?"

Diam, hening, dan kelabu.

Sebelum ada sahutan suara dari seseorang yang mungkin dikenali.

"Aishh, selalu menyalahkan Sang Pencipta padahal kamu yang belum melihat ke belakang, jika Tuhan mu telah memberikan hikmah dibalik semua ini?" Ucap lelaki misterius itu, membalas balik suara serak meminta keadilan itu.

"Kamu bukan perempuan sialan, kamu jauh bahkan sangat jauh dari kata "Sialan".

"Kendati demikian, kamu adalah perempuan spesial yang Ia ciptakan karena kamu memang ditakdirkan untuk menjalani semua hal ini"

🌟🌟🌟

"Bahkan, di ujung pelangi yang indah itu tak dapat kutemui ujung dari keindahan Nya itu, jadi bersenang senang lah atas apa yang selama ini menimpa mu"

T

BC

Halo rekk, gimana bab ini? seru? nah jangan lupa tinggalkan vote dan komen nya buat lanjut ke bab selanjutnya. See you 🤓‼️

Dear Marigold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang