Dan tertatih dia mencari hatimu
Dengan lembut retakkan semua-perayaan mati rasa, Umay Shahab, Natania Karin.
🌟🌟🌟
"Dokter, keadaan suami saya bagaimana?" Deru cemas terlihat dari ucapan seorang perempuan berhijab yang penampilannya bisa dikatakan sudah tidak berbentuk lagi.
Dokter itu, hanya diam sembari menatap lantai rumah sakit berwarna putih bersih dan enggan menjawab pertanyaan dari perempuan itu.
Ia tidak ingin, jika perempuan yang berada di hadapan nya ini terkejut dengan apa yang akan ia ucapkan. Menunggu sedikit lagi dan meyakinkan diri agar bisa memberitahukan perihal kabar buruk yang ia pegang ke istri dari pasien yang sedang ia tangani.
"Huft..."
"Ibu Naya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati suami ibu"
"Tetapi sayang, Suami ibu dinyatakan Amnesia permanen..."
Deg!
Apa lagi ini, yang menimpa diri nya dan Suami nya. Seakan petir yang menggelegar di siang bolong, membuat Nayanika mematung, terdiam mendengar penuturan dari sang Dokter. Bagaimana tidak? kabar bahwa Suami nya kecelakaan baru saja ia ketahui disaat ia sampai di rumah sakit ini.
Pemilik netra hazel itupun perlahan menitikkan air mata nya, sakit rasa nya membayangkan bahwa Suami yang sangat ia cintai harus kehilangan ingatan nya untuk selama nya. Ia menyesal karena amarah yang tadi nya menguasai diri, justru malah menambah luka di diri nya dan Suami nya.
Dokter itu masih setia menemani seorang perempuan yang pasti meraskan keterpurukan mendalam. Suami nya yang dinyatakan Amnesia permanen dan Dokter itu pun tahu, bahwa permasalahan mengapa terjadi nya kecelakaan dan derita luka yang dialami sepasang suami istri ini.
Ntah dorongan dari mana, Nayanika tiba tiba spontan memeluk Dokter yang membersamai nya itu seerat mungkin, seperti orang yang takut akan kehilangan. Ia menangis sekencang-kencangnya di pelukan Dokter itu, sang Dokter hanya memaklumi dan membalas pelukan dari perempuan itu.
"D-dok... Kira kira suami ku bisa sembuh ngga ya?"
"Dok, Anda pasti bisa kan menyembuhkan Suami nya Naya? K-kan Dokter itu bisa menyembuhkan segala penyakit"
"Dok... Suami Naya..."
Begitulah racauan Naya yang murni dari hati nurani nya, membuat rasa iba menghampiri sang Dokter tetapi ia tidak tahu cara nya agar istri dari pasien nya ini berhenti bersedih.
Perlahan, ia merenggangkan pelukan nya dengan Naya dan memberikan tisu untuk menghapus air mata perempuan itu, perlahan ia menepuk pelan bahu perempuan itu dan berkata.
"Mbak, saya tahu kalau penderitaan nya memang berat tetapi sekali kali jangan menyalahkan takdir ya, Mbak?"
"Saya pernah melihat Mbak di pinggir Danau, berteriak sekencang mungkin dan berusaha melompat dari pembatas Danau tersebut, tetapi saya hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa ingin melarang Mbak untuk nekat melakukan hal yang lebih jauh"
"Bukan kah begini, Kita semua punya masalah masing masing dan semua itu pasti akan ada penyelesaian nya, kan?"
Naya terdiam, menghentikan tangis nya sejenak dan beratensi mendengar penuturan dari Dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marigold
RandomDengan kata lain sebenarnya, arti dari hidup itu apa? hanya untuk menjalani dan mendapati cacian, hinaan, dan trauma berkepanjangan? atau menyanyikan syair dengan suara keledai? bertanya pada makhluk hidup apa arti kehidupan yang mereka jalani atau...