Halo, maaf ya Naru slow update karena bentar lagi aku siap siap mau hiatus nih *tidak menjamin tapi siap ga siap ya sudah siapin diri 🙏🏻. Naru meminta maaf jika selama Dear Marigold berjalan cerita ini berkesan banyak menyindir pihak pihak tertentu, tetapi Naru tidak bermaksud untuk menyindir siapapun.
So, enjoy these last few chapters before reaching the epilogue 🤍!!
🌟🌟🌟
"Lo tau ngga?"
"Sebenarnya Gua nikahin Lo karena terpaksa."
"Yah, lagian Gua pura pura romantis depan Lo ya biar apa?
"Lo terlalu bodoh dan terlalu polos buat disakitin"
"Kek, kok ada ya Wanita sebodoh Lo yang–"
Plak!
Kesabaran nya habis, manik mata nya memanas dan berderai air mata. Laki laki yang sekarang berada di hadapannya, membawa dokumen perceraian diantara mereka dan menunggu tanda tangan dari sang Perempuan untuk mengakhiri hubungan mereka.
"AKU NGGA BODOH, GEOVANI!"
"AKU MASIH PUNYA AKAL SEHAT, BISA NGGA GA USAH NGATA NGATAIN AKU SEAKAN AKAN AKU BODOH, TULI, BISU?!!"
"Aku terima kamu ingin meminta cerai kepada ku sekalipun konsekuensi ini tidak direstui oleh Tuhan"
"Kau tahu? Tuhan saja membenci perpisahan diantara dua insan yang telah disatukan dalam satu ikatan tetapi apa. Kau tentang apa yang Tuhan benci!"
"Dimana? dimana belas kasihan mu dulu?!"
"Kau ingkari semua–"
Prang!
Vas kaca kembali terlempar ke lantai, emosi diantara kedua nya. Tak ada lagi yang bisa melerai bait bait teruntai di tengah ketegangan itu.
"SUDAH, NONA NAYANIKA AFSUNA ROSALIA!"
"Kita, Sah bercerai!"
🌟🌟🌟
Kembali, di kenyataan yang menyakitkan. Psikiater yang berhadapan dengan Perempuan hancur ini ikut menangis dengan kisah pilu milik nya. Rasa ingin mati, menenggak pisau di pangkal tenggorokan dan berlerai darah, kembali memutar kaset rusak itu di tengah hiruk pikuk ramai nya Dunia.
"Kak.. Aku lelah.."
"Semua orang di Dunia bisa membunuh ku dengan satu persatu ucapan yang keluar dari lisan nya, tapi aku bisa terbunuh disaat orang yang aku sayangi hilang dan tenggelam dari permukaan"
"Nyata Nya, Perempuan yang disangka kuat ini–"
"Tiap malam nya menyisir pelan helai rambut yang sedikit demi sedikit rontok, meminum puluhan dosis obat penenang agar kepala ku tenang walau itu berujung sakit ke raga ku. Aku sakit, hati ku, raga, jiwa, dan semua nya hancur"
"Semua di Dunia ini tak ada yang tetap. Fana, sebuah kata pasti yang mendeskripsikan Dunia dengan singkat dan aku adalah makhluk yang tenggelam di dalam kefanaan sadis itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marigold
RandomDengan kata lain sebenarnya, arti dari hidup itu apa? hanya untuk menjalani dan mendapati cacian, hinaan, dan trauma berkepanjangan? atau menyanyikan syair dengan suara keledai? bertanya pada makhluk hidup apa arti kehidupan yang mereka jalani atau...