Bab 16

57 40 12
                                    

Nyatanya pergiku pun tak lagi mengganggumu
Apa sudah ada kabar lain yang kautunggu?

–Satu bulan, Bernadya

🌟🌟🌟

Di suatu sisi...

"Suster, perempuan yang pernah masuk ke kamar saya dimana?" Tanya Calvin, kepada suster yang sedang mengecek kondisi kesehatan nya.

"Kurang tau pak, sudah dua hari perempuan itu tidak datang untuk membesuk bapak" Jawab suster itu dengan polos.

Calvin yang merasa seperti kehilanganmu dimana keberadaan perempuan itu hanya bisa merutuki diru nya sendiri. Walaupun ia Amnesia, tetapi ikatan batin antara Ia dan Nayanika tidak akan hilang.

Kepala nya perlahan berdenyut nyeri, seakan memori lama itu kembali berputar di ingatan nya. Calvin berusaha mengingat beberapa memori yang masih bersisa di benak nya.

"Sshhtt..." Rintih Calvin sembari memegangi kepalanya.

"Kenapa pak? ada yang sakit?" Tanya suster yang berada di samping nya.

Calvin tak menanggapi apa yang dikatakan sang suster, tetapi ia semakin memegangi kepala nya dan menjerit.

"AKKHHH!!"

"S-SAKIT SUS, TOLONG"

Dan, Calvin pun tak sadarkan diri. Suster yang menangani nya pun dengan sigap memanggil Dokter untuk menindaklanjuti keadaan Calvin lebih lanjut.

🌟🌟🌟

"Ael..." Panggil Naya kepada sahabat nya, Aelly yang posisi nya sedang menyetir mobil itu.

"Kenapa, Na?"Timpal Aelly tanpa melihat lawan bicara nya.

"Ayo ke psikiater! Aku mau konsultasi, udah lama ngga kesitu soal nya" Ucap Nayanika yang membuat Aelly mendadak mengerem mobil yang ia bawa.

"Hah? Nay? buat apa sih bukan nya kamu baik baik aja selama ini?" Cemas Aelly mendengar penuturan sahabat karib nya.

"Kamu pikir aku baik baik aja?"

"Semenjak Calvin kecelakaan dan ia Amnesia, semua nya hancur–"

"Ditambah, Azriel kembali menghantui ku setiap saat. Kadang, ada saja pesan tidak berguna dari nya mengganggu ku"

Nayanika hanya tertawa hambar setelah mengucapkan kata kata itu, ia dirundung rasa sakit yang luar biasa nya sakit. Bahkan, untuk tersenyum saja rasa nya perlu untuk meretakkan seribu topeng cadangan milik nya agar bisa tersenyum palsu di depan orang orang.

Terdiam, membisu tidak ada yang ingin membuka suara terlebih dahulu. Aelly hanya bisa merenung, memikirkan apa yang selama ini menjadi beban bagi sahabat nya itu, ia berpikir mengapa Tuhan sehebat itu menciptakan perempuan berhati besar seperti Nayanika. Walaupun ia sendiri tahu, Naya juga sering meminta agar cepat pulang ke diri Nya padahal masih banyak episode hidup yang belum ia lalui.

Naya itu masih muda, usia nya masih 20 tahun dan diri nya sangatlah cantik, dengan netra hazel dan kulit putih sebersih salju membuat paras nya begitu menawan dan tak bosan dilihati. Di usia nya yang seharusnya ia akan melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri berkat beasiswa yang ia terima di SMA dulu harus ia tolak terpaksa karena ia akan menikah, dan persyaratan dari beasiswa tersebut tidak boleh penerima nya yang sudah menikah ataupun mempunyai anak.

Diam yang perlahan lahan mengubah suasana antara Nayanika dan Aelly mulai meredup.

Naya yang tak lagi kuasa menahan semua air mata nya pun menangis sejadi jadinya, ia tahu bahwa rasa nya hidup terlalu pilih kasih bagi nya sehingga tidak ada cara lain untuk melampiaskan nya selain menangis.

Aelly hanya diam, perlahan mengelus pundak sahabat nya yang malang itu lalu memeluk nya.

"Naya, jangan nangis..."Ujar Aelly sembari menenangkan perempuan yang ada di pelukan nya itu.

"Ngga bisa Aelly, semua nya jahat di dunia ini–"

"Mau pulang... Mau nyusul Bunda main ayunan di taman bunga" Lirih nya melantur.

Aelly paham arah dari percakapan nya dengan Nayanika, iapun berusaha mengambil perhatian Nayanika agar mau mendengarkan ucapan nya meskipun Naya akan menuruti nya atau tidak.

"Nay, kamu tahu ngga apa yang paling indah di dunia ini?"

"Tahu"

"Kalau iya, sebutkan.."

"Mati, aku ingin mati!"

"Nay..."

"Ikhlas adalah hal yang paling indah di dunia ini, kamu tahu kenapa?" Ucap Aelly begitu lembut kepada sahabat nya.

Nayanika hanya menggeleng pelan mendengar penuturan dari sahabat nya.

"Ikhlas itu bermakna bahwa kamu sudah merelakan apa yang seharusnya kamu miliki. Dalam pengartian kamu rela, kamu mau melepaskan nya itu juga termasuk dari pengartian Ikhlas–"

"Contoh nya kamu, kamu sudah berusaha mengikhlaskan apa yang menghampiri hidup mu. Mulai Dari kepergian Ayah mu, disusul oleh Bunda mu, patah hati terbesar yang saat ini belum kamu selesaikan, kepercayaan mu ke orang lain hilang, dan beasiswa untuk berkuliah di luar negeri pupus seketika karena kamu akan menikah itu semua kamu ikhlaskan dengan baik, kan?"

"Kamu ngga perlu punya seribu topeng palsu yang membuat kamu harus tersenyum paksa di depan aku dan orang yang kamu sayang. Kamu cukup menjadi diri kamu saja adalah apresiasi terbesar untuk diri mu sendiri"

Nayanika termangu, mencerna sedikit demi sedikit apa yang dikatakan Aelly. Semua itu benar, ia terlalu naif akan segala hal. Sampai sampai ia tidak melihat ke belakang bahwa banyak orang yang menyayangi nya, memberikan nya semangat untuk hidup dan masih banyak lagi.

"Maka dari itu, ayo sempurnakan proses mengikhlaskan mu atas semua hal yang pernah menghampiri. Jangan jadikan semua itu sebagai penghambat mu untuk sembuh karena setiap manusia berhak untuk sembuh" Jelas Aelly panjang lebar yang berhasil membuat senyum manis Nayanika kembali terbit karena nya.

"Baiklah..."

"Berarti kamu harus bawa aku ke psikiater, kan? aku ingin sembuh!" Ujar Nayanika bersemangat untuk sembuh dari luka luka nya.

"Serius ini?"

"Duarius, cintaku"

Aelly pun kembali menghidupkan mobil nya, dan melaju dari tempat mereka berhenti menuju psikiater.

Ia berhasil, membuat sahabat nya kembali tertawa, tersenyum, dan kembali menjadi Nayanika Afsuna Rosalia yang ceria dan penuh kasih sayang.

🌟🌟🌟

TBC

Aku update lagii ‼️ , semoga suka yaa karena kita sekarang sudah berada di pertengahan cerita *insha Allah bab 30an cerita ini akan tamat. Sampai jumpa 👋🏻

Dear Marigold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang