7 Mimpi Berdarah - 21

46 29 7
                                    



          Pagi pun tiba.

Victor dan Leo pun sudah bersiap-siap untuk pergi menuju ruang makan.

Sesampainya diruang makan ternyata disitu sudah ada Daffa dan Barra yang menunggu mereka berdua.

Leo meminta maaf karena mereka datang terlambat, tetapi Daffa tidak mempermasalahkan itu.

Daffa bahkan mempersilakan Victor dan Leo untuk duduk menyuruh makan lebih dulu setelah itu mereka akan mulai memberitahu misinya.

Victor dan Leo hanya mengangguk saja.

Mereka semua makan bersama-sama tanpa adanya berbicara.

Selesai makan Victor, Leo, Daffa dan Barra pun pergi menuju ruang tamu untuk memberitahu tentang misi Victor dan Leo.

Mereka semua pun duduk bersama.

        "Oke. Jadi misi kalian berdua harus membunuh kawanan dari penghianat tersebut dengan cara menipunya secepat mungkin sebelum mereka yang menipu kalian berdua,” ujar Daffa memberitahu.

"Dan setelah kalian berdua membunuh kawanan penghianatan itu, Abang dan Bang Barra akan memberikan beberapa informasi lag.”

"Apa kalian berdua mengerti?” tanya Barra dan mereka mengangguk dengan serempak.

"Baguslah kalau begitu. Kalian berdua harus membawa pistol dan uang ini!” titah DDaffa 

"Dan kalian juga harus menggunakan kamera tersembunyi ini supaya kami bisa memberikan arahan,” sambing Barra.

“Berhati-hati dan kami harap kalian berdua pulang dengan selamat!” kata Daffa.

      "Kami berdua sudah banyak kehilangan rekan karena penghianat ini dan kami tidak mau kalian berdua yang menjadi korban, ya?" ucap Barra.

"Ya kami berjanji akan kembali dengan selamat,” sahut Victor.

      Daffa dan Barra hanya mengangguk saja.

Victor dan Leo pun langsung berdiri dan pergi menuju tempat yang ditunjuk oleh bang Daffa dan Bang Barra.

Dua puluh menit kemudian akhirnya Victor dan Leo pun sampai di tempat yang ditunjukan oleh Daffa dan Barra.

Mereka berdua pun turun dari mobil dan menunggu di depan rumah terbengkalai tersebut.

Sedangkan Daffa dan Barra ikut memastikan mereka berdua melalui kamera tersembunyi.

"Daffa! Apa mereka berdua akan berhasil?" tanya Bara.

“Gue yakin mereka berdua bisa,” sahut DDaffa

"Kenapa lo yakin sekali?"

"Entahlah, tapi gue ngerasa bakal berhasil kali ini,” jawab Daffa tanpa ada keraguan.

       Daffa dan Barra pun masih memastikan bahwa Victor dan Leo yang disana melalui kamera tersembunyi tersebut.

Victor dan Leo pun masih menunggu kawanan penghianat.

Lima menit kemudian akhirnya kawanan penghianat itu datang bersama anak buahnya.

"Ke mana uangnya?" tanya kawanan penghianat itu.

Tiba-tiba Victor langsung menembak pria tersebut tanpa ada rasa takut.

DRORRRRR

       Pria tersebut pun mati di tempat saat Victor melepaskan tiga peluru pistol yang dia genggam.

Dan anak buah pria penghianat tersebut langsung menyerang Victor dan Leo.

Sedangkan Daffa dan Barra masih melihat Victor dan Leo yang bertarung tersebut.

Tiba-tiba suara teriak Leo pun terdengar dan kamera tersembunyi tersebut mati.

“Bang!” teriak Leo.

Daffa dan Barra pun terkejut saat mendengar teriakkan Leo dan secara serempak juga kamera tersebut mati.

     "Daffa kameranya,” ucap Barra.

"Apa Victor dan Leo mati?” Daffa menebak.

"Sepertinya,” ucap Barra.

"Ternyata prediksi gue salah, Barra,” timpal Daffa.

           Setelah mengatakan itu Daffa dan Barra hanya berdiam saja dan mereka tidak menyangkal bahwa Victor dan Leo akan mati juga.

Kini harapan mereka berdua untuk mengetahui siapa penghianat tersebut itu pun hilang.

Beberapa jam kemudian di saat Daffa dan Barra yang masih diam di ruang tamu.

Tiba-tiba mobil yang mengantarkan Victor dan Leo pun tiba.

"Pasti itu mobil yang antar Victor dan Leo tadi, kan!” Daffa menebak.

        Barra mengangguk dan dia menebak kalau mobil itu yang membawa jasad Victor dan Leo.

Daffa dan Barra hanya berdiam saja tiba-tiba suara langkah kaki pun terdengar.

Saat  Daffa dan Barra melihat siapa yang datang.

Betapa terkejutnya Daffa dan Barra saat melihat Victor dan Leo yang masih hidup dengan baju yang banyak darah.

"Abang!” seru Victor dan Leo dengan serempak.

"A-apa? Kalian berdua masih hidup?" tanya Daffa mendekati Victor dan Leo.

"Maksudnya?" Victor kembali bertanya.

"Kami kira kalian berdua mati tertembak,” jawab Daffa, tapi dia salah mengira. "Jadi kenapa tadi kami liat dekat kamera tersembunyi Leo berteriak?” 

"Victor dan Leo ceritain dulu supaya bang Daffa dan Bang Barra nggak bingung,” kata Leo.

"Ya baiklah,” kata Daffa.

         Victor, Leo, Daffa dan Barra pun duduk kembali ke sofa dan untuk menceritakan semuanya.

Di mulai dari Victor yang memulainya. "Pas Leo berteriak abang itu cuman akting untuk mengalihkan perhatian kawanan penghianat itu dan anak buahnya,” kata Victor. "Setelah Leo mengalihkan perhatian lelaki itu dan anak buahnya, Victor langsung nembak lelaki kawanan penghianat dan Leo langsung nembak anak buahnya secara serempak.” 

"Nah, jadi gitu ceritanya,” sambung Leo.

"Ternyata seperti itu ceritanya,” sahut Daffa.

"Tapi kenapa kamera tersembunyi kalian mati?" Giliran Barra yang bertanya. 

"Kalau gak salah kesenggol sama anak buahnya lelaki itu,” jawab Victor.
Daffa senang jika mereka baik-baik saja.

Victor dan Leo hanya mengangguk. 

        “Ya sudah kalau begitu kalian berdua sebaiknya mandi dan membersihkan darah yang ada di pakain kalian itu,” saran Barra dan mereka berdua mengiyakan.

       Victor dan Leo pun langsung berdiri dan pergi menuju kamar mereka untuk mandi.

Sedangkan Daffa dan Barra masih duduk di ruang tamu tersebut.

"Darahh?"

"Kehilangan?!"

"Apa ini akan menjadi awal mula dari semuanya?”

To be continue
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen
And makasih
Lopyouu semuanya 🫵🏻 🤍

THE 7 BLOODY DREAMS [TERBIT] OPEN PO!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang