7 Mimpi Berdarah - 22

41 30 3
                                    



Saat Victor dan Leo sudah sampai di dalam kamarnya.

Leo menyuruh Victor untuk mandi duluan saja.

Ketika ditanya Leo tidak memberikan jawaban yang tepat, tetapi demi adiknya Victor pun mengalah dan dia memasuki kamar mandi untuk mandi duluan.

Victor pun pergi menuju kamar mandi.

Dan Leo duduk di sofa sembari mengingat kembali kejadian tadi siang itu.

Flashback on

DORRR …

Suara tembakan dari pistol Leo.

‘Maafkan Leo, Ma, Pa,’ batin Leo. "Leo terpaksa harus ngelakuin ini semua. Maaf, Mama, Papa.” 

Flashback off


      "Maaf, Ma, Pa, Leo terpaksa ngelakuin hal yang Mama sama Papa benci!" ucap Leo sembari melihat ke arah langit-langit kamar. "Apa Mama sama Papa bakal sayang sama Leo lagi? Apa Mama sama Papa bakal benci Leo?”

       Saat Leo masih berbicara sendiri dan Victor pun selesai mandi dan sudah mengenakan kaos hitam dan celana panjang.

Victor kaget mendapati adiknya yang menangis, ditanya tetap saja jawabannya selain bilang, ‘nggak ada, Bang,’ Victor melihat kepergian Leo memasuki kamar mandi setelah dia berusaha izin.

          Leo pun masuk ke dalam kamar mandi tersebut.

Sedangkan Victor langsung keluar dari kamar tersebut dan berniat untuk mencari angin di luar.

Saat berjalan menuju pintu keluar tiba-tiba Barra memanggil Victor dan bertanya ia ingin pergi ke mana.

"Victor!" seru Barra dari belakang badan Victor.

"Eh, iya, Bang,” kata Victor.

"Victor mau ke mana malam-malam begini?" tanya Barra.

"Victor mau cari angin doang, Bang. Boleh, kan?” tanya Victor.

       Barra hanya mengangguk saja dan melihat Victor yang sudah keluar dari rumah tersebut.

Barra pun duduk lagi di sofa ruangan tersebut.

Sedangkan Victor yang masih berjalan sembari melihat pemandangan di malam hari terakhir.

Victor terisak sembari dia mengingat kejadian beberapa puluh menit yang lalu, dia menyesal dan dia tidak pernah menyangka kalau dia akan membunuh seseorang.

Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

          "Victor sudah kehilangan Mama sama Papa dan sekarang Victor dan Leo harus bunuh orang supaya tau siapa dalang dari semua ini, Ma, Pa,” lirih Victor.

Victor masih berjalan dan ia masih juga menangis.

Ia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya.

Sedangkan Leo yang sudah selesai mandi bingung saat melihat kamar tersebut bahwa tidak ada Victor disitu.

Leo bertanya-tanya ke mana perginya abangnya ini.

"Apa abang di ruang tamu?”

Leo pun pergi meninggalkan kamar tersebut dan langsung menuju ruang tamu.

Saat Leo berjalan menuju anak tangga ia hanya melihat bang Barra yang duduk di sofa. "Bang! Nampak, Bang Victor, Ndak?” tanya Leo kepada Barra.

        "Oh Victor, tadi dia bilang mau keluar sebentar untuk cari angin,” kata Barra.

"Cari angin? Apa Abang tahu k emana Bang Victor pergi?” tanya Leo.

       Barra menggeleng, dia sama sekali tidak tahu ke mana perginya kakak Leo ini.

Leo pun mmengagguk mengerti, Leo gegas berpamitan kepada Barra jika dia ingin mencari di mana keberadaan kakaknya.

Leo pun pergi menuju keluar rumah untuk mencari Victor.

Sedangkan Victor yang masih berjalan ia kepikiran untuk ke pantai saja dan menenangkan dirinya.

Saat sampai di pantai Victor duduk di tepi pantai dan merasakan angin yang sejuk dan hanya terdengar suara ombak pantai saja.

Victor hanya duduk di tepi pantai dan hanya memandang ombak pantai yang tenang.

"Ombak pantainya tenang sekali,” ucap Victor. "Apa yang dirasakan orang saat terbawa ombak pantai yang tenang?”

          "Apa Victor harus mencobanya?” tanya Victor. "Apa dengan cara bunuh diri akan membuat semua keadaan membaik?" lirih Victor.

           Setelah mengatakan itu Victor pun berdiri dan berteriak untuk menghilangkan rasa penat dirinya. "Victor capek, Ma, Pa!” seru Victor setengah berteriak. “Viktor ingin nyusul mama dan papa. Victor ingin nyusul kaljan, Pa, Ma.”

      "Ma! Pa! Victor kangen kalian berdua, Viktor kangen keluarga kita yang dulu, Ma, Pa!” seru Victor. “Tapi, kenapa Mama sama Papa yang pergi meninggalkan Victor dan Leo, Ma, Pa?”

Setelah mengatakan itu Victor hanya berdiri dan diam saja.

Sedangkan Leo masih mencari keberadaan Victor yang entah ke mana.

Leo pun berniat untuk ke pantai sejenak sebelum ia mulai mencari Victor lagi.

"Ke pantai dululah,” ucap Leo.

        Leo pun berjalan dan menuju arah pantai.

Saat sedang berjalan di pasir pantai yang sepi tiba-tiba Leo melihat seseorang yang berada di pantai itu juga. "Apa itu, Abang, ya?” pikir Leo. "Kenapa mirip seperti abang?” Leo masih berjalan sembari melihat orang itu.

“Nggak mungkin itu abang, kan?” tanyanya pada diri sendiri.

           Setelah mengatakan itu Leo langsung duduk ditepi pantai tersebut sembari beberapa kali melihat ke arah seseorang.

Victor yang masih berdiri itu ia mulai berjalan ke arah air laut,  Leo yang melihat orang itu dan ia terkejut yang ia lihat itu adalah Victor abangnya sendiri.

"Abang!” teriak Leo.

      Victor yang mendengar teriakkan tersebut tidak menghiraukannya dan tetap mulai berjalan lagi kearah air laut.

Leo yang melihat Victor yang mulai mendekati dirinya ke arah air laut ia pun mulai tegak dan berlari ke arah Victor.

"Air laut?"

"Ombak yang tenang dan berniat untuk bunuh diri!"

"Itu mungkin mengasikan???"


To be continue
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen
And makasih
Lopyouu semuanya 🫵🏻 🤍

THE 7 BLOODY DREAMS [TERBIT] OPEN PO!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang