7 Mimpi Berdarah - 30

40 21 9
                                    


     Victor dan Leo pun masih diam saja saat melihat siapa orang dari dalang semua ini.

Victor tidak menyangka dan mengira dia orang baik.

Sayangnya, pemikiran mereka salah.

Leo melontarkan satu buah pertanyaan mengenai alasan dia berkata demikian.

"Kenapa E-Evano?" tanya Leo.

            Evano lah dalang dari semua permasalahan ini, dia tidak menjawab pertanyaan itu dan hanya diam saja meski Leo mengulang kembali pertanyaannya.

"Ini semua gara-gara orang tua lo berdua!” seru Evano.

"A-apa?” 

"Emang salah mama dan papa kami apa?" tanya Victor.

        Evano mengungkapkan bahwa gara-gara orang tua mereka sudah membunuh orang tuanya.

Victor yang tidak percaya begitu saja meminta bukti dan Evano memberikannya.

"Lo nggak tahu apa masalah dari orang tua lu dan mama papa kami,” kata Victor. "Lo nggak tahu kalau ortu lo sendiri yang berniat mau bunuh mama papa kami!”

"A-apa?! Itu enggak mungkin.”

        Evano berusaha menyangkalnya, tapi Leo memberikan buktinya.

Dia yang melihat bukti itu pun terkejut dan terdiam sejenak.

Dia membantah tuduhan itu dan mengira bahwa Victor juga Leo merekayasa semua ini.

"Kami dapat bukti itu dari cctv di kantor mama dan papa kami!” seru Leo.l

         Evano pun tidak bisa berkata-kata lagi dan semua yang ia lakukan hanya sia-sia saja.

Victor meminta dirinya untuk ikut saja, sampai Evano tak bergerak dia meminta bantuan Daffa serta yang lainnya.

Victor dan Leo pun membawa Evano sesuatu tempat.

Sesampainya di tempat tersebut. Ternyata tempat itu adalah kuburan mama dan papanya Evano.

"Ngapain lo berdua bawa gue ke makam ortu gue?" tanya Evano.

          Victor dan Leo hanya diam saja dan tiba-tiba Leo langsung memukul kepala Evano menggunakan tongkat bisbol.

Evano memegangi bagian kepala belakangnya dan merintih kesakitan.

"Gimana rasanya? Sakit, kan?" tanya Leo.

Setelah mengatakan itu Leo pun langsung melanjutkan memukuli kepala Evano beberapa kali.

Bug …

"Aaaa sa-sakitttt!” jerit Evano. "Sa-sakitttt tolonggg ber-berhenti!”

        "Lo kira semudah itu apa?” tanya Victor. "Lo enggak tau masalah dari ortu lo dan ortu gue,  tapi tiba-tiba lo bunuh mama dan papa kami. Nggak mikir apa?”

Evano hanya diam saja sembari memegangi kepalanya yang mengeluarkan darah.

“Nggak habis pikir, sih ternyata semua ini ulah lu.”

"Ke-kenapa ka-kalian berdua e-enggak laporkan gue aja ke-kepolisi?" lirih Evano.

"Belum tentu kami meminta keadilan itu dikasih,” sahut Victor.

         "Dan belum tentu juga semua itu akan dibayar nyawa juga,” sambung Leo. "Kami berdua lebih memilih membunuh lo sendiri dengan tangan kami berdua.

Daripada kami harus membawa lo kepolisian.” 

"Tolong lepaskan gue,” pinta Evano. "Gue enggak akan lakukan ini lagi. Gue janji.”

"Emang janji lo itu bisa buat mama dan papa kami hidup lagi? Nggak bisa, kan?” tanya Victor.

    Evano menyadari. Dengan kata maaf saja hal itu tidak akan menghidupkan kedua orang tua Victor dan Leo.

Dia ingin lepas dari mereka, dia terus memohon meminta untuk dimaafkan. Sayangnya, ucapan permohonannya tidak digubris.

Kakak beradik itu menginginkan kematiannya.

Evano tidak bisa menjawab pertanyaan dari Victor saat mereka memberinya pertanyaan.

        Tiba-tiba Leno, Daffa dan Barra pun sampai juga di sana. "Gimana kalian yakin mau bunuh ni orang?" tanya Daffa diikuti anggukan oleh Leo bahkan dia mengiyakan.

"Baiklah kalau itu mau kalian. Kami tidak bisa membantahnya,” ujar Barra.

"Leno tolong gue!” seru Evano.

"Maaf, Evano. Gue enggak bisa nolongin.”

"Kenapa, Leno?" tanya Evano.

"Karena lo juga. Gue hampir dibunuh!” seru Leno.

     Evano hanya diam saja saat mendengar perkataan Leno.

Leno menyarankan agar mereka secepatnya membunuh Evano.

Tiba-tiba Leo pun memukuli kepala Evano menggunakan tongkat bisbol sampai Evano sekarat.

"To-tolong he-hentikan!” lirih Evano

Bug …

Evano merintih kesakitan karena dipukuli oleh tongkat bisbol itu.

Sa-sakit.”

      Tiba-tiba Victor mengeluarkan pistol dari dalam saku celananya dan menodongkan pistol tersebut ke arah Evano. "Sampai jumpa lagi,  Evano!” seru Victor.

Dor …

        Suara tembakan tersebut yang mengenai kepala, perut dan dada Evano.

Setelah Victor menembak Evano pun mulai menutup matanya dan mengatakan. "Ma-maaf  a-atass kesalahan k-ku,” lirih Evano sembari sudah menutup matanya.

  Evano pun meninggal ditempat tepat didepan makam orang tuanya sendiri.

Selesai Victor melakukan hal-hal tersebut ia hanya melihat jasad Evano yang sudah mati tanpa ada rasa kasihan padanya.

"Selamat atas ketangguhan kalian berdua!” seru Barra. "Kalian udah berjuang sampai akhir dan sekarang telah mengetahui siapa dalang dari semua ini.”

"Hem, makasih, Bang,” sahut Victor.

"Makasih, Bang,” ujar Leo.

"Iya, sama-sama.”

         Victor menitipkan jasad Evano kepada Daffa dan dia juga adiknya sementara akan ke makam kedua orang tuanya. Victor dan Leo pun langsung pergi menuju makam mama dan papa.

Sedangkan Leno, Daffa dan Barra pun menguburkan jasad Evano.

"Apa ini sudah berakhir??"

"Atau masih berlanjut?”



To be continue
.
.
.

Jangan lupa vote dan
And makasih
Lopyouu semuanya 🫵🏻 🤍

THE 7 BLOODY DREAMS [TERBIT] OPEN PO!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang