BAB 8: Perasaan Tidak Nyaman

322 35 2
                                    

Jean sudah berada di pulau selama lima hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean sudah berada di pulau selama lima hari. Dua hari terakhir teman-teman Langit selalu datang ke rumah untuk mengajak Langit bermain atau mencari ikan dan hewan laut lainnya. Namun, Langit tak pernah mengacuhkan kemauan teman-temannya. Alasannya selalu karena ia tak ingin Jean ditinggal sendirian.

Jean sendiri merasa tak enak hati pada teman-teman Langit. Bagaimanapun, ia menjadi alasan utama Langit menjadi jauh dengan teman-temannya.

Maka, hari ini Jean putuskan untuk membujuk Langit agar mau pergi bermain dengan  kelima pemuda itu. Karena jujur saja Jean sudah tidak sanggup terus mendapat tatapan tajam dari kelima teman Langit.

"Kak, nanti mau pergi sama Sastra dan yang lain?" tanya Jean sesaat setelah Agung berpamitan untuk kembali mencari ikan ke laut.

Langit yang tengah mencuci piring pun mengalihkan perhatiannya. "Tidak, saya di rumah."

Jean menghela napas. "Kenapa? Kasihan temen-temen Kakak, bentar lagi pasti mereka bakal ke sini buat ngajak Kak Langit." Tangan Jean terlipat di depan dada, tatapannya tak lepas dari Langit yang memunggunginya.

"Mereka masih berlima, sedangkan kamu sendirian." Jawaban itu lagi. Bukannya Jean tak suka, hanya saja ia benar-benar merasa tak enak hati.

"Kan, aku bisa di rumah aja, bersih-bersih sedikit." Kalimat yang keluar dari mulut Jean iti justru membuat Langit menghela napas kasar.

Langit yang telah selesai mencuci piring pun kembali mendudukkan dirinya di seberang Jean. Sejenak ia terdiam, memikirkan solusi terbaik agar tak merugikan ke dua belah pihak. Setelah diam beberapa saat, wajah Langit berubah menjadi cerah saat menemukan sebuah solusi. "Bagaimana kalau kamu ikut dengan kami? Kamu belum pernah, kan, pergi mencari kepiting?"

Kini giliran Jean yang terdiam dan memikirkan jawaban atas ajakan Langit. Di satu sisi, Jean memang merasa ingin tahu bagaimana rasanya mencari kepiting. Namun, di sisi lain, ia juga merasa akan banyak merepotkan karena kondisi tubuhnya yang masih belum bisa berjalan dengan normal. "Aku pakai tongkat gini? Yakin?" ujarnya dengan mata yang menatap ragu.

Lagi-lagi Langit terdiam. Kali ini ia berusaha menutupi keraguannya. "Yakin! Lagi pula kamu sudah cukup lancar berjalan dengan tongkat."

Helaan napas Jean terdengar jelas. Ia memiliki banyak keragauan di hatinya. Ia terlalu bimbang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila ia memutuskan untuk ikut bersama Langit.

Saat Jean tengah termenung memikirkan jawabannya atas ajakan Langit, pintu rumah tiba-tiba saja diketuk. Dari luar dapat terdengar jelas suara beberapa pemuda yang bersahutan. Pasti temen-temen Kak Langit, batin Jean.

Langit bangkit untuk membukakan pintu, meninggalkan Jean sendirian di ruang makan dengan perasaan bimbangnya.

"Jean!"

Suara Langit yang memanggil namanya membuat Jean dengan cepat mengambil tongkatnya yang sejak tadi bersandar ke meja makan. "Iya, Kak, sebentar!" katanya.

Find My Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang