BAB 15: Perubahan Sikap

318 42 8
                                    

Beberapa hari Jean lalui dengan cukup baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari Jean lalui dengan cukup baik. Meski ia hanya diam di rumah sendirian karena Langit dan Agung memiliki jadwal cukup padat, Agung dan pekerjaannya sebagai nelayan dan Langit yang sibuk mengajar.

Meski begitu, Jean tidak merasa kesepian karena setiap sore Langit akan pulang bersama teman-temannya dan beberapa anak yang katanya rindu pada Jean. Omong-omong, hubungan antara Jean dan teman-teman Langit sudah membaik sekarang. Bukan hanya Sastra yang mau berteman dengannya, Rahul, Edo, Rama, dan Andri pun sudah cukup akrab dengan Jean sejak kejadian yang menimpa Andri beberapa hari yang lalu.

Jean tidak menyesal sama sekali telah menolong Andri, meski kini ia harus sabar menunggu dua minggu lagi untuk kedatangan kapal selanjutnya. Rasanya memang berat begitu mengingat ia akan semakin lama menetap di pulau entah-berentah ini, tetapi rasanya lebih baik saat mengingat perlakuan orang-orang padanya pun tak seburuk dulu. Bahkan ia dan Andri kini menjadi sangat dekat. Andri pun beberapa kali menawari Jean untuk menginap di rumahnya yang memiliki fasilitas lebih lengkap.

Sayangnya, Jean sudah nyaman berada di rumah Langit. Meski sederhana, di sini Jean sudah tidak perlu ragu melakukan apa pun. 

Saat ini, hari sudah mulai sore. Jean tengah duduk di teras rumah sembari menunggu kepulangan Langit. Karena malam ini Agung tidak pulang dan harus mengurus sesuatu bersama penduduk dan keamanan desa, jadilah mereka berencana menginap ramai-ramai di kediaman Langit dan Agung.

Baru saja Jean menerka-nerka kapan mereka akan tiba, suara gelak tawa dan langkah kaki terdengar di sepanjang jalan menuju rumah Langit. Tampak enam orang pemuda dengan tinggi badan berbeda-beda tengah berjalan menuju rumah yang kini Jean tempati untuk sementara waktu.

"Lama banget kalian datangnya?" tanya Jean saat Langit, Rama, Edo, Andri, Satra, dan Rahul sudah duduk di kursi kayu yang ada pada teras rumah ini.

"Sory, kita abis bujukin anak-anak biar ga ikut ke sini, ribet entar nganterin mereka lagi," sahut Andri. Ya, Andri yang memang pernah tinggal di luar pulau hingga lulus SMA sudah tak asing dengan bahasa gaul yang Jean gunakan. Akan tetapi, ia baru beberapa hari ini berbicara tidak menggunakan logat khas penduduk pulau ini. Alasannya karena ia sudah nyaman berteman dengan Jean, lagi pula ia cukup rindu berbicara dengan bahasa gaul yang tidak baku ini.

"Keren lo, An, coba aja dari dullu kalo ngomong kaya gini, kan, gue jadi ga ngerasa sendirian." Jean tertawa pelan setelah mengucapkan kalimat tersebut. Andri meminta Jean untuk memanggilnya tanpa embel-embel Kakak atau sebagainya karena ia tak mau terlihat tua. Jean pun hanya menurut saja.

"Kalian bicara bahasa seperti itu saat sedang berdua saja bisa tidak?" tanya Sastra jengkel. Meski ada beberapa kata yang terdengar tak asing dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari, tetap saja rasanya tak nyaman. Ia bahkan terkadang masih sulit memahami kalimat yang Jean ucapkan.

"Maaf, Sas, abisnya aku juga kangen ngomong santai kaya gitu," jawab Jean yang memamerkan senyuman manisnya.

"Sudah-sudah, nanti malah kalian yang bertengkar. Sekarang lebih baik kita bersih-bersih secara bergantian lalu berkumpul di halaman." Langit lebih dulu beranjak dari duduknya an berjalan menuju dalam rumah untuk mandi dan berganti pakaian.

Find My Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang