BAB 13: Selamat

311 47 19
                                    

"Gimana, Pi? Udah ada kabar?" Wanita tersebut menatap suami dan dua anaknya yang memasuki rumah dengan wajah lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana, Pi? Udah ada kabar?" Wanita tersebut menatap suami dan dua anaknya yang memasuki rumah dengan wajah lesu.

Kepala pria tersebut menggeleng lemah. Tak sanggup menopang beban berat yang hinggap di bahunya. "Belum, Mi ...."

Anak sulungnya memilih untuk berjalan ke dalam tanpa memedulikan sekitar, begitu pun dengan si bungsu yang memilih tak acuh dan menyusul kakaknya.

"Ini gara-gara kamu tau ga? Seandainya kamu ga pilih kasih sama anak-anak dia ga akan pergi dari rumah dan ini semua ga akan terjadi!" marah wanita tersebut dengan jari telunjuk mengarah pada wajah suaminya.

Pria yang berstatus sebagai suami dari wanita itu mengusap rambutnya kasar. "Kamu bisa diem ga, sih? Kamu cuma nyalahin aku padahal di sini kamu juga salah, Linda!" bentak pria yang tak lain adalah Ferdi itu.

"Kamu yang keterlaluan sama Jean! Aku masih ada kontribusi untuk ngasih dia perhatian, sedangkan kamu? Kamu Ayah paling buruk yang pernah aku temui Ferdi!" Linda berdiri dengan tangan yang terkepal kuat, menahan diri agar tak membuat keadaan semakin runyam.

"Linda, aku mohon ... aku juga sama kehilangannya dengan kamu, Sean, dan Kean. Kenapa hanya aku yang kalian salahkan?" Suara Ferdi terdengar bergetar saat mengucapkan kalimat tersebut. Ia juga lelah karena tak kunjung mendapat kabar baik dari tim yang beertugas untuk mencari korban kecelakaan pesawat yang hilang.

Hingga saat ini hanya Jean yang belum ditemukan keberadaannya. Meski beberapa pihak terus saja mendesak untuk menyatakan jika Jean mungkin sudah tak dapat ditemukan Ferdi, Linda, Kean, dan Sean bersikeras bahwa Jean masih hidup.

Jasadnya tidak ditemukan, bagaimana mungkin mereka menarik kesimpulan jika Jean sudah meninggal?

Tubuh Linda luruh, membuat Ferdi dengan sigap menangkap tubuh lemah istrinya. "Mi, kita usaha lagi, ya? Papi yakin Jean masih hidup, dia anak yang kuat. Dia ga mungkin pergi ninggalin kita." Kalimat Ferdi tak mendapat balasan dari Linda karena wanita itu sudah menangis keras sembari memanggil nama Jean berkali-kali.

Meski rasanya mustahil Jean dapat ditemukan dalam kondisi hidup setelah hampir dua minggu tak ditemukan, setidaknya jasad Jean ditemukan dan dapat dimakamkan dengan layak di samping makam omanya.

Kean dan Sean kini sedang berada di kamar Jean. Memerhatikan tatanan kamar yang tak berubah sedikit pun sejak Jean meninggalkan kamar itu. 

"Kak, Abang kayaknya marah banget, ya, sama kita? Dia lagi ngerjain kita ga, sih? Mungkin aja dia sembunyi di rumah temennya." Kean menatap medali-medali yang disusun rapi oleh Jean.

"Gue juga berharap gitu, Dek. Pokoknya di mana pun Jean sekarang, gue yakin dia masih hidup. Kita bertiga kembar dan gue ngerasa kalau Jean masih ada meski ga tau di mana posisinya sekarang." 

Kean mengangguk setuju dengan kalimat Sean. "Kalo pun semua ini cuma prank gue ga akan marah sama Bang Jean, gue malah baka peluk dia erat banget."

Find My Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang