30. Berdarah

2.4K 127 8
                                    

Hallo love~❤️

Author balik lagi nih, ada yang kangen gak sama aku?😋

Berhubung author nya lagi males ngetik panjang lebar jadi gitu dulu deh.

See you next part Babay😘











Happy reading
________________

"EVEE SENGKU~" Eve tersentak kaget saat tiba-tiba tubuhnya ditubruk oleh Vena. Tubuhnya akan jatuh jika saja Theo tidak memegangnya

Theo yang melihat istrinya hampir jatuh karena gadis asing ini pun dengan cepat melepaskan pelukan itu.

"Anda siapa main peluk-peluk istri saya?" Theo menatap Vena tajam.

Vena menatap Theo dan Eve bergantian, setelah sadar matanya melotot ke arah Theo.

'jadi ini pria yang bikin Eve ilang selama dua tahun?' batin Vena dendam.

Gara-gara pria ini dia harus mencari Eve kemana-mana. Belum lagi ia juga harus berurusan dengan banyaknya klien yang menginginkan kontrak dengan Eve.

"Oh jadi Lo cowo yang bikin model gue ilang selama dua tahun tanpa kabar?!" Theo tersentak kaget saat mendengar perkataan gadis asing ini.

"Tunggu, model? Maksudnya?" Tanya Theo bingung.

"Halah, gak usah sok gak tau deh! Gak mungkin Lo nikahin Eve tanpa tau pekerjaan istri Lo"

Eve memijat pelipisnya pelan. Pertengkaran Vena dan Theo membuat mereka jadi pusat perhatian. Dengan cepat Eve membungkap mulut Vena sebelum gadis itu kembali mengoceh dan membuatnya semakin malu.

"Ayah " tunjuk Eve dengan tangan yang masih membungkam mulut Vena, Vena pun menoleh kearah tangan Eve menunjuk, dan matanya melotot saat melihat sang ayah berjalan mendekat kearah mereka sembari melotot garang diri nya

Dengan cepat Vena melepaskan bungkaman tangan Eve yang berada dimulutnya dan menoleh kearah Theo sinis.

"Ehem, urusan kita belum selesai" ucap Vena pelan ke Theo dan bersikap pura-pura anggun layaknya gadis yang elegan, padahal tadi gadis itu terlihat seperti preman yang ingin mengajak Theo berantem.

"Tunggu, maksud tadi apa?" Seakan belum puas karena pria itu tidak mendapatkan jawaban yang sesuai keinginannya, Theo berusaha mencari tahu lebih banyak informasi dari gadis kaleng rombeng didepannya ini.

"Diem!"

"Tapi..." Theo kicep saat melihat mata Eve yang melotot kearahnya.

"Selamat malam Mr. Theo " sapaan dari pria paruh baya yang menandatangi mereka bertiga. Pria itu tersenyum ramah ke Theo dan melotot kearah Vena yang sudah nyengir.

"Maaf kan putri saya yang sudah kurang ajar dengan anda" sambung pria paruh baya itu.

"Hm" jawab Theo singkat

Eve menatap pria paruh baya itu dengan lekat. Sudah lama ia tidak bertemu pria didepannya ini.

"Ayah apa kabar?" Sapa Eve ke pria paruh baya yang sedang mengomeli anaknya itu, mendengar suara yang familiar untuknya pria itu menoleh kearah Eve kaget.

"Evellyn?" Pria itu menatap Eve dari atas sampai bawah

"Iya ini Eve yah"

Eve dan Vena memang sudah kenal lama, jadi mereka biasa memanggil orang tua masing-masing dengan panggilan akrab layaknya orang tua dan anak.

"Ya ampun kamu membuat ayah pangling. Kamu sekarang terlihat sangat cantik dan dewasa sekali" Eve tersenyum mendengar pujian dari pria itu.

"Terimakasih. Ayah juga masih sama terlihat tampan" Theo panas dingin mendengar sang istri memuji pria lain, walaupun pria didepannya ini sudah tua tapi Theo tetap saja cemburu.

The Different Lives Of Four Bestie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang