Nggak Bisa Yura

119 26 9
                                    

( C)


*************


Jumat pagi harusnya happy-happy karena besoknya weekend dan nggak ngantor, tapi Hinata malah apes

Motor matic kesayangan pake acara mogok tengah jalan ibu kota yang macet padat merayap

Alhasil Hinata harus dorong tuh motor sampai bengkel di depan dekat perempatan

Nyampe bengkel juga abangnya bikin kesel, abangnya nanya banyak banget, udah kek pembantu baru. Mana belahan pantatnya kelihatan lagi.

"neng ini motornya udah berapa abad nggak ganti oli?"
"Pernah service mesin nggak?"
"Gilaa benerrrr, ini mesin kotor bet neng, kek jamban rumah saya"
"Remnya juga udah kendor ini, mesti di ganti neng"
"Harus di ganti semua ini neng"

Hinata terpaksa hanya menganguk. Serah abangnya dah mau apain tuh motor, yang penting bisa idup lagi.

Lagian mana Hinata tau perihal itu, yang penting kan pas dia bawa masih idup, jadi ganti oli atau apapun itu namanya kan bisa nanti-nanti lah, kalau ada waktu

Malahan seingat Hinata dia ganti oli empat bulan lalu deh, itupun yang bawa ke bengkel bang Neji, maklum Hinata sibuk nggak ada waktu

Alhasil pagi itu terkuras juga kantongnya, mana gajian masih dua minggu lagi, ah yasudah lah.

Bukan hanya itu kesialan Hinata, sebagai asisten boss di kantor, tentu saja degdegan sedikit pas masuk di jam yang telat banget. Masuk ngendap-ngendap, eh tau-taunya ketuan juga.

Baru nyampe depan meja, belum juga duduk, sudah di buat kaget dengan suara berat bossnya.

"Baguss, telat lagi. Kamu kira saya gaji kamu buat telat telat gini terus, hah..!!!"

Nah ini nih, boss galaknya udah mulai kebakaran jenggot, padahal nggak punya jenggot.

Hinata balik badan dengan cengiran tanpa dosa, "ehehe, Pak Naruto. Kapan sampai pak?"

"Menurut kamu..?"

"Ya nggak tau, kan saya tanya bapak" Hinata memutar mata bosan. Hinata sudah biasa sama kelakuan bossnya itu

"Maaf pak, motor saya mogok tadi di jalan, panas, macet. Beuuh parah banget pokoknya pak"

Kali ini giliran Naruto yang memutar matanya, ada aja alasan Hinata tiap hari. Yang kucingnya ambeien lah, ayamnya yang gagal berkokok lah, sampai paling parah, ayahnya yang nggak keluar-keluar dari kamar mandi.

"Sekali lagi kamu telat, saya potong uang makan kamu ya"

Naruto selaku boss tentu harus tegas, enak saja. Sudah empat kali dalam seminggu Hinata telat.

"Lah, kok gitu sih pak. Yaudah kalau gitu saya nggak mau bangunin bapak subuhan lagi"

Enak saja, Hinata juga bisa ngancem ya. Lagian banyak butuhnya si boss daripada dirinya. Gini-gini Hinata kuncian si boss tampan, minta bangunin pagi lah, bikinin kopi lah, yang katanya cuma adukan tangan Hinata yang sesuai sama selera. Pasangin dasi lah, milihin kaos kaki sama kemeja buat di pake ngantor lah. Mungkin kalau Hinata mau, kancut bossnya juga dia yang bakal milihin.

Rasanya aneh emang, padahal orang kaya, punya art di rumah, tapi si boss tetap mau dirinya yang lakuin itu, pas ditanya kok harus dirinya, si boss cuma jawab, "lah kamu kan asisten saya, jadi ya emang tugas kamu begitu"

Eh bakwan kemarin sore, asisten sih asisten, tapi nggak semuanya juga di kerjain. Untung cakep, kalau nggak, mau Hinata caplok ubun-ubunya

Kalau mengingat jobdesknya yang di luar jalur, Hinata cuma bisa ngelus dada sabar. Sabat Nat, KPR lu masih sisa lima bulan lagi.

"Kamu ngancem saya ?"

"Nggak tuh, kan bapak yang ngancem saya padahal"

"Nggak mau tau, jobdesk kamu tetap seperti awal, saya nggak bisa bangun kalau nggak denger suara cempreng kamu. Buruan duduk, bikinin saya kopi, habis itu bawa proposal yang saya minta kemarin ke meja saya, setengah jam lagi saya tunggu"

Habis berucap panjang lebar, si boss gila meninggalkan meja Hinata. "Untung cakep lu boss, coba kek pulu-pulu, gua isep nyawa lu" vampir kali yee

Hinata menarik napas dalam, belum juga duduk dan taro tas, udah di marahin aja, nasip babu.

Hinata buru-buru merapikan meja, mending dia bikinin kopi boss dulu dari pada nanti tu makhluk meradang lagi

Setelah kasih sajen kopi buat si boss, gadis anak pak Hiashi itu duduk dikursi, buka laptop dan siap mulai hari dengan merapikan proposal yang di minta Naruto tadi

Karena Hinata anaknya audio, dia paling nggak bisa kalau kerja diam-diam bae, jadi harus ada bunyi-bunyian gitu, ya Hinata harus dengerin musik gitu biar enjoy.

Nah kebetulan playlist baru dalam spotifynya baru di update, ada lagu yang akhir-akhir ini hit lagi, dari Yura yunita, salah satu penyanyi kondangan tanah air. Judulnya 'Risalah Hati'.

Sebetulnya itu lagu salah satu band kenamaan yang di remake ulang, tapi pas di bawain Yura, kek nyantol aja gitu liriknya.

Hinata memasang earphone di telinga, volumenya nggak besar juga nggak kecil, biar tetap masih kedengeran kalau ada yang manggil

Mulai hanyut pada lantunan suara penyanyi disana. Liriknya itu loh, relate banget sama kehidupan

"Aku bisa membuat mu, jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta" Begitu lah kira-kira

Hinata terkekeh sendiri dengerin tuh lirik, jadi ingat pak boss yang sempat di taksir pas awal-awa jadi asisten dulu.

"Nggak bisa Yura, aku nggak bisa. Dia cakep sih, tapi kek Iblis"

"Siapa yang mirip iblis..?"

"Siapa lagi kalau bukan boss gua Yur. Gimana mau bikin doi jatuh cinta, tiap hari kerjaannya marah-marah mulu, kek kucing mau kawin. Capek ini ati" Hinata kembali terkekeh sendiri

"Jadi kamu naksir boss kamu sendiri gitu..?"

"Hehehe, ya gitu deh. Eh tapi diam-diam aja Yur, ini rahasia kita. Lu jangan ember"

Hinata masih sibuk dengan kerboard di tangan.

Eh, perasaan kenapa Yura bisa nyahutin suara hati gua ya..?

Patah-patah Hinata melihat kesebelah kanannya, bajigurrrr, itu boss galak sudah berdiri dengan tangan bersidekap di dada. Tajam bener tuh tatapan, kek piso ayahnya pas mau sembelih sapi qurban.

Tamat riwayat Hinata, pasti yang yahutin dari tadi Pak Naruto, "Eh bapak, k-kok bapak disini..??" Takut-takut Hinata bertanya

Entah kenapa bisa Hinata liat seringaian tipis di bibir cipokable bossnya itu.

Naruto tidak membalas pertanyaan asistennya, tapi malah melenggang keluar. Tapi belum sampai pintu dia balik badan lagi.

"Besok tolong aturin jadwal saya ketemu sama orang tua kamu...dan...Sore ini kamu harus cari baju kebaya"

Begitu katanya, setelah itu keluar ninggalin Hinata yang cengo.





END

Drabble TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang