Pak Dosen 🔞

419 44 24
                                        

Lagi-lagi Hinata mendesah lelah, menatap tumpukan kertas di depan meja kantin kampusnya. Lembaran awal kertas putih itu sudah penuh dengan coretan tinta merah yang menyebalkan, kertas proposal pengajuan judul skripsinya yang lagi-lagi gagal. Hinata menatap sendu, apa lagi yang salah kali ini?

Padahal Hinata sudah mengerjakan sesuai arahan dan beberapa contoh dari proposal dan skripsi mahasiswa terdahulu, bahkan mencari referensi juga dalam perpustakaan dan media online.

"Salah lagi, Nat..?" Ino menatap kasihan, sambil menyesap es jeruk. Kasihan juga melihat Hinata, sudah ke lima kali selalu salah, padahal mereka yang lain hanya mengulang dua kali, setelah itu di acc untuk lanjut ke skripsi.

"Coba lu kasih jatah dulu tuh dosen Nat, siapa tau nanti di acc..?" Kali ini Sakura yang berucap, memberikan solusi yang seketika membuat Hinata mendelik heran. Tapi dua gadis temannya itu malah terkekeh.

"Maksudnya jatah apa..??" Ucap Hinata bingung. Apa dia harus kasih sogokan gitu ya? Apa bisa pakai uang ? Masa sih bisa gitu.

Ino dan Sakura saling tatap dan tergelak keras, ucapan sahabat polos nan lugunya itu membuat mereka geli, masa iya sudah umur segini, Hinata tidak paham

Hinata yang tidak mendapatkan jawaban, hanya mengakat bahu tanda tidak ingin memperpanjang hal itu. Membereskan tumpukan kertas itu di atas meja dan mengapitnya di tangan. Hinata harus menemui langsung sang dosen, ingin tahu proposalnya salah dimana kali ini.

"Mau kemana..?"

"Nemuin Pak Dosen. Kali aja nanti di jelasan lagi salah proposal aku dimana. Penasaran soalnya..!" Dua gadis itu mengangguk, memberikan semangat dan membiarkan Hinata pergi sendiri.

Tok tok tok

Pintu kayu itu di ketuk dari luar, Naruto nan tengah sibuk dengan beberapa kertas skripsi dan tugas mahasiwa di depannya tersentak pelan. Siapa yang mengetuk ruangannya di jam makan siang ini ? Padahal dirinya tengah mencuri waktu mengerjakan semua tugas pada jam istirahat agar tidak ada yang menganggunya. Jika itu mahasiswa laki-laki, liat saja, akan di berinya tambahan tugas nanti.

"Masuk..!" Tanda silahkan darinya membawa pintu kayu itu terbuka pelan.

"Permisi, pak.." Naruto mengangkat alis keheranan. Suara lembut itu dia kenal betul, salah satu mahasiwa tingkat akhir yang tengah dirinya bimbing saat ini. Ya benar, Hinata namanya. Seketika senyum cerah terbit di bibir merah hati sedikit gelap akibat keseringan merokok itu.

"Owh, look who is this, Hinata? Masuk, masuk Nat." Aura yang melelahkan tadi entah kenapa menjadi cerah dan bersemangat. Naruto terlalu bersemangat, menerima tamu yang tidak terduga dalam ruangannya. Mahasiswi cantik nan aduhainya itu.

"Maaf pak, saya mengganggu waktu jam makan siang, pak Naruto" Ucap Hinata pelan, dengan takut-takut."

Naruto menggeleng, mempersilahkan Hinata duduk pada kursi di depannya. "Nggak sama sekali. Saya belum makan siang juga."

"Ada apa? kamu ada yang mau di diskusikan dengan saya..?" Hinata mengangguk dan mengeluarkan kertas proposal dari dalam totebag, menaruh di atas meja, Naruto memperhatikan gerakan lembut perempuan itu dengan seringaian tipis

"Jadi gini pak. P-proposal saya yang ini, salah di bagian mana ya, pak..??" Hinata berujar takut-takut. Menatap Naruto dengan cemas, takut salah ucap.

Naruto mendesah, menyandarkan punggungnya pada kursi kerja. "Kamu sudah perhatikan semuanya memang, sesuai arahan saya..?"

Hinata mengangguk, "Sudah pak. Ini sesuai bimbingan bapak minggu lalu."

Hinata rasa sudah cukup untuk pengajuan judul dan lanjut ke skripsiannya nanti. Jadul juga sudah di pilihnya se relate mungkin dengan isi pembahasan yang akan dirinya bahas di dalam bab per bab.

Drabble TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang