( F )
***********
Hinata itu suka duit, gadis anak pak Hiashi yang oportunis. Pokoknya dimana ada duit disitu ada Hinata.
"Hin, minggu ini main yuk?" Pemuda sebelah kubikel Hinata menawarkan, laki-laki yang lumayan tampan yang sering menggodanya dan ajak kencan, Toneri namanya.
Mereka sama-sama berstatus karyawan tetap di salah satu perusahaan besar di Jakarta yang bergerak di bidang Job portal, sama-sama anak Sales juga.
"Nggak dulu Ton, gua mau kerja part time di rumah"
"Buju buset, gaji udah gede gitu masih aja nyari selingan" Kali ini yang menyaut rekan perempuannya di kubikel sebelah kanan, Ino namanya.
Siapa yang tidak kenal Hinata, sebagai sales karirnya sangat cemerlang di perusahaan, selalu sampai target satiap bulan, bahkan komisinya bisa dua kali dari gaji pokok. Bikin yang lain iri dan gigit jari.
Tapi yang bikin geleng-geleng kepala, udah gaji segede itu, tetap aja Hinata kerja sampingan di rumah, jualan mie ayam, yang mana sebenarnya itu bisnis ayahnya.
"Lu kan tau moto gua, pokoknya dimana ada duit, disitu ada gua No" Ucap Hinata cuek.
Prinsip Hinata, selagi badan sehat dan waras, bekerja keraslah sampai tetangga ngira lu pesugihan. Muda ngumpulin pundi-pundi, jadi tuanya tinggal ongkang-ongkang kaki.
Rekan-rekan yang lain hanya bisa terkekeh dan bertepuk tangan, salut sama gadis itu. Bahkan tidak ada yang julid, karena walaupun Hinata pinter bukan main, tapi gadis itu tidak pelit ilmu, nama baik lagi suka berbagi kalau dapat komisi gede.
"Yaudah gua pulang dulu, see you guys.." Hinata melambaikan tangan pada yang lain, termasuk Toneri yang sudah di cuekinnya dari tadi. Sorry, bagi Hinata tidak ada waktu buat asmara, duit nomor wahid pokoknya.
"Hinata keruangan saya sebentar!!"
Baru saja Hinata mau berbelok meninggalkan ruangannya, suara ngebass tiba-tiba memanggil, tidak lain tidak bukan adalah bossnya sendiri.
Sialan emang, kebiasan bossnya selalu memanggil jika sudah mau waktu pulang. Dari jam 9 pagi sampai 4:59 sore lu kemana bambang ????
Dengan tampang lesu dan kekehan rekan yang lain, Hinata melangkahkan kakinya keruangan itu, ruangan sales manager yang luas dan rapi, tapi dihiasi dengan tumpukan kertas-kertas di atas meja dengan kayu jati kokoh itu.
"Maaf pak, ada yang bisa bantu..?"
Pria itu menatap Hinata sekilas, boss muda nan tampan, kesukaan rekan-rekan wanitanya yang lain, sering jadi bahan gosip saat jam istirahat, sekedar untuk mengosipkan bentuk badan managernya itu, tak jarang membuat Hinata jengah mendengarnya. Seperti tidak ada pembahasan yang lain saja.
Naruto namanya, manager yang menjabat di posisinya itu baru beberapa tahun yang lalu, bahkan duluan Hinata bekerja disini ketimbang sang manager
"Kamu mau kemana..??"
Hinata menaikan alisnya heran, ini boss bloon atau emang belagak pilon ? Ya mau pulang lah, masa mau ngejablay.
"Mau pulang pak, sudah jam lima"
Pura-pura melihat jam di tangannya, mengabaikan sang atasan yang menatap Hinata penuh arti, lebih seperti tampang mau manelan Hinata hidup-hidup.
"Pulang dengan siapa..?"
"Ha, pulang sendiri pak"
Ishh, ini apaan dah, buang-buang waktu gua, rutuk Hinata dalam hati.
"Tungguin saya kalau begitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Trouble
Fiksi PenggemarHanya berisikan ke random-an otak udang ini Naruhina Drabble