KONDANGAN

219 28 21
                                        

Baju sudah, heels sudah, tas sudah, rambut sudah rapi. Semua sudah pas.

Hinata, wanita beranak dua itu menatap pantulan diri di kaca besar dalam kamar dan terkekeh pelan, "Cantik banget kamu Nat, padahal udah punya buntut dua.." Pujinya pada diri sendiri. Hinata memutar badannya beberapa kali. "Nggak sia-sia diet selama ini, masih kayak gadis lah ya" Lagi-lagi Hinata jumawa.

Ya siapa juga yang nggak bakal bilang wanita itu cantik, secara dia menganut Gen papa Hiashi, pria yang masih kelihatan tampan di usia yang bahkan sudah masuk kepala tujuh itu.

Padahal masih pukul satu siang, tapi Hinata sudah sibuk bersiap-siap. Ya soalnya hari ini dia mau datang ke kondangan salah satu teman kantornya dulu sebelum resign dan menjadi ibu rumah tangga yang baik seperti sekarang.

"Sibuk banget kayaknya.." Wanita itu sedikit terkejut kala mendengar suara dari arah belakang, yang ternyata suaminya tengah berdiri disana dan menatap Hinata yang sedari tadi asyik sendiri di depan kaca. Naruto melangkah mendekati istrinya yang terlihat bak bidadari itu

"Pantesan dari tadi aku cariiin nggak ada, ternyata lagi disini, fitting baju pengantin" Naruto mencolek dagu wanita itu, menggoda. "Issh abang, apaan sih, baju pengantin, baju pengantin" Hinata kontan malu, padahal kan yang dirinya kenakan ini dress semi formal, bukan baju pengantin.

"Heheh, habisnya kamu cantik banget sih, mirip pas waktu aku nikahin dulu" Pria itu terkekeh, makin mendekat dan menggoda istrinya yang pemalu.

"Jadi..sekarang aku udah nggak secantik dulu, gitu..!?" Ah sial, wanita dan semua ke overthinkingannya sukses membuat Naruto kelabakan, dia sepertinya salah bicara.

"Ahahah, bukan begitu dong, sayang. Kamu mah tetap cantik, mau dulu dan sekarang, sama-sama cantik. Makanya aku cinta banget" Beruntung Naruto bermulut manis, walaupun Hinata mencebik tidak percaya setelah itu

"Gomballl..Basi tau" Nah kan, wanita itu emang makhluk ter mood swing sejagad raya, padahal baru beberapa menit lalu ketawa sendiri, muter-muter di depan cermin sambil berlenggak lenggok, sekarang malah cemberut.

Naruto tidak kehabisan ide, karena sudah tau cara menjinakan betinanya ini, sebagai jantan terlatih, tentu harus bisa pandai-pandai menguasai suasana. Maka dengan percaya dirinya di peluknya Hinata dari belakang. "Istrinya aku udah cantik gini, masa dirusak sama tampang cemberut ini sih, smile for me, pleasee..!?" Tangannya tidak lupa menggelitik pinggang Hinata, jadi mau tidak mau wanita itu ikut terkekeh kegelian. "Ahhh, abanggg..udah ah, geli tau..Ahahah..abanggg" Hinata itu paling lemah kalau di gelitikin, bisa terkencing-kencing dia kegelian, dan Naruto sangat tau kelemahan istrinya, maklum sudah menikah hampir sembilan tahun.

"Nah, kan jadi cantik banget kalau ketawa gitu" Di kecupnya pipi istrinya beberapa kali, luluh juga akhirnya Hinata. Memang Naruto paling bisa.

"Anak-anak dimana, bang..?" Hinata bertanya masih dengan Naruto memeluk perutnya. Rumah mereka tumben berasa sepi banget, tidak ada suara gaduh seperti biasanya, kemana bocah tujuh dan lima tahun itu..? Perasaan tadi Hinata tinggalin sama Naruto setelah makan siang. Soalnya hari ini hari minggu, suami dan anaknya libur kerja dan sekolah.

Kepala Naruto dengan antengnya bersandar di bahu Hinata, mengendus-endus leher terbuka istrinya "Barusan dibawa mami dan papi ke sebelah, mau di ajak jalan-jalan katanya." Ucap Naruto. Rumah mereka itu bersebelahan dengan rumah orang tua Naruto, jadi anak-anak memang biasa disana. Hinata mengangguk

"Jadi, ini kamu mau kemana pake dress segala..?!" Naruto masih tidak mengerti istrinya itu akan kemana. Hinata dengan kesal memukul pelan lengan Naruto.

"Kannnnn, abang pasti lupa deh. Udah aku duga..pasti nggak bakal inget" Hinata kesel, padahal semalam sudah dirinya kasih tau buat nemenin kondangan sore ini, rencananya bareng anak-anak juga. Tapi kalau anak-anak sudah sama nenek dan kakeknya, ya sudah, mereka pergi bedua saja.

Drabble TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang