Hari semakin larut, bulan semakin naik hingga berada lurus di atas kepala para remaja dewasa yang sedang menikmati masa mudanya di cafe langganan mereka."Eh anjir, gak kerasa ini udah jam segini," ujar Kaning saat melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan malam. "Balik yuk?" ajaknya pada kelima temannya.
"Yaelah Ning, sans. Masih sore." ujar Jerome.
"Lo udah bukan anak kecil ini Ning, gak dicariin Mama kan?" Hesa terkekeh.
"Yeee dia mah bukan masalah itu," sahut Minella. "Dia kan harus skincare-an di bawah jam sepuluh," jelas Minella yang sudah hafal kebiasaan bestienya itu.
"Hehehehehe." Kaning tertawa malu.
"Yaudah yuk, balik." ajak Minella yang tinggal satu atap dengan Kaning.
"Aya ikut gak?" tanya Kaning pada Aya, saat mereka hendak berdiri.
"Udah gak searah lagi kita guys..." ujar Aya dengan sedih.
"Aya gue anter, sans." Jerome mengeluarkan kunci motornya dari saku.
"Bareng gue aja, kan dia di kos gue." Hazan ikut mengeluarkan kunci motornya.
Aya menatap bingung kedua temannya. Ia sudah terbiasa diantar-jemput Jerome, tapi kali ini jarak kos mereka sangat bertolak belakang. Sedangkan Hazan, memang satu kos, tetapi Aya baru mengenalnya.
"Udah kayak cinta segitiga lo berdua," Hesa berpangku tangan memandangi Jerome dan Hazan bergantian. "Aya bareng gue aja, gimana? Biar cinta segiempat." kelakar Hesa.
Kaning menjitak kepala Hesa. "Yang satu ini paling gak bener sih, Ya. Kata gue mah bareng Hazan aja biar sekalian." usul Kaning.
Aya menggaruk kepalanya. "Gue nanti harus belajar motor sendiri dah kayaknya." gumamnya.
"Gak perlu, kan ada gue." sahut Jerome.
"Yuk, sini gue ajarin." timpal Hazan.
"Udah ini mah beneran cinta segitiga," kelakar Hesa, lagi.
Aya stres.
Tapi akhirnya Aya memutuskan untuk pulang bersama Hazan saja karena memang mereka tinggal satu atap. Mereka semua bersiap untuk meninggalkan cafe itu. Merapikan masing-masing bawaannya dan memastikan tak ada yang tertinggal. Aya baru memeriksa smartphone-nya dan cukup terkejut saat melihat riwayat panggilannya.
(6) missed call from Tante Sonya
(4) missed call from Kak Juan
(13) missed call from Abang ♡
(15) missed call from Kak Eri ♡
(7) missed call from Bunda ♡♡♡
(5) missed call from Papi ♡♡
"Eh, kenapa nih," gumam Aya. Ia hendak melakukan panggilan kembali tapi terlalu bingung harus ke siapa dulu. Setelah berpikir sejenak akhirnya Aya memutuskan untuk menghubungi Bunda Irina.
"Ayaaa? Sayang?" suara merdu khas Irina langsung menyapa begitu telfonnya diangkat.
"Iya Bunda? Kenapa nelfon tadi?" tanya Aya.
"Kamu dimana, Sayang? Tante Sonya nyariin kamu tadi, katanya gaada di kos." tanya Irina dengan tenang.
"Aku ngampus Bun, pagi. Abis itu ke cafe. Ini mau otw pulang." jelas Aya. "Emang kenapa nyariin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tebak-Tebak Rasa ; Haechan Jeno Mark ✔️
Fanfic"Laba-laba apa yang cuma gue doang yang tau?" "Apa?" "Laba-laba kayaknya gue naksir sama lo nih,"