O.A 01

1.4K 180 17
                                    

Di bawah gumpalan awan hitam, ada sesosok pria yang sedang duduk termenung di bangku taman. Hari ini adalah hari dimana dia akan merayakan anniversary bersama sang kekasih.

Namun ini sudah dua jam, dari waktu yang telah di janjikan. Hujan mulai turun membasahi kering nya tanah yang telah terkena paparan sinar matahari.

Bunga itu mulai layu akibat di terpa hujan yang turun dengan derasnya, tetapi laki-laki itu tetap duduk di bangku taman. Ia masih berharap sang kekasih akan datang menemui nya.

"Gak mungkin kan, kamu gak dateng" batin nya lirih

Satu jam, dua jam, bahkan sampai empat jam wanita nya tak kunjung datang. Ia sudah sangat menggigil kedinginan, sampai hujan reda tubuh nya masih betah duduk di bangku taman dengan tangan nya memegang bunga.

Plak

"Sadar bego, lo masih nunggu dia di sini hah! Gue merhatiin lo dari kejauhan, lo masih nunggu dia yang gak pasti akan datang"

Sebuah tamparan keras laki-laki itu terima, namun ia tetap tak bergeming, "sadar Zayn! Dia lagi asik-asik kan sama cowo lain di cafe, sementara lo kehujanan di sini"

"Do, dia bakalan datang kan do"

"Bodoh, lo adalah orang terbodoh yang nungguin cewe gak punya perasaan kaya dia!" Seseorang itu berteriak keras si hadapan wajah si pria yang masih di basahi oleh air hujan

"Ini udah empat jam lo di sini Zayn, gak, gak bisa. Lo harus pergi sekarang, kita pulang yah." Ucap nya mulai lirih, ia tak tega melihat keadaan nya

Zayn Askar Bumantara, pemilik nama Pria yang sedari tadi duduk di bawah guyuran hujan, dia menunggu sang kekasih untuk merayakan anniversary.

"Zayn plis, kita pulang aja yah. Gue, gak tega liat lo kaya begini."

"Kalau gue pergi terus dia kesini gimana Do" ucap nya polos

Plak

"Sadar Zayn, dia gak bakalan dateng ke sini"

"D-dia gak bakalan dateng Zay"

Revaldo Dolman Bumantara, adik dari pria yang bernama Zayn. Ie merengkuh tubuh sang kaka yang terlihat sangat mengigil.

"Plis Zay, kita pulang yah" ucap Valdo melirih

"G-gue mau ketemu sama Feni Do" hati Revaldo semakin sakit di buat nya, bagaimana tidak, suara dari kakaknya itu bergetar hebat

"Apa perlu gue pukulin lo dulu supaya sadar hah! Feni itu wanita bajingan yang mempermainkan lo Zay!"

"Plis jangan bikin gue jadi adik yang durhaka karena mukulin lo" mohon Valdo

"Gue m-mau, k-ketemu Feni Do" ucap Zayn memandang lurus ke depan, tanpa membalas pelukan sang adik

"Huhft, yaudah. Tapi!, ini yang terakhir kali nya, gue gak mau lo ada hubungan lagi sama cewe itu" peringat Valdo,

Mengapa demikian, Valdo sudah sangat tahu sekali tabiat wanita yang bernama Feni itu. Dia kerap memergoki wanita itu tengah jalan bersama dengan pria yang sama.

"Do, apa gue bisa lupain dia ya do" tanya Zayn masih memandang lurus ke depan

"Bisa, lo pasti bisa lupain kak Feni, Bang" perlahan emosi Valdo pun mulai mereda, terlihat dari cara pemanggilan nya berubah mengunakan embel-embel Bang

Valdo menuntun langkah Zayn yang tertatih, bisa ia rasakan tubuh abang nya masih bergetar akibat kedinginan. Mobil Valdo mulai melaju meninggalkan area taman.

Ia melajukan mobil nya ke sebuah cafe yang letak nya cukup jauh dari tamah tadi, dan kini mobil yang Valdo Kendarai sudah berada di parkiran cafe tersebut.

ONCE AGAIN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang