Kepergian Indah nampak nya menjadi peluang bagus yang bisa Feni manfaatkan, wanita itu menarik-narik lengan Zayn agar lebih dekat dengan nya.
"Nih pegang kening aku, masih panas kan. Kamu jangan pergi yah, aku mau di temenin kamu Zay, pliss!"
"Kenapa gak minta tolong sama Darren aja, gue ada urusan."
"Hiks, ko ka-kamu gitu sih Zay, a-aku mau nya sama kamu hiks."
Zayn memejamkan matanya, karena jujur saja, Zayn masih sedikit memiliki rasa sayang pada wanita di hadapannya ini. Zayn berpegang teguh untuk bisa segera melupakan memori nya dengan Feni, tapi sepertinya akan sedikit lamban.
"Udah abis makanan nya, setelah ini lo minum obat, terus tidur!" ujar nya cepat
Feni menacabikkan bibir nya, dengan ekspresi di buat benar-benar sedih. Sedikit membuat Zayn goyah, namun ia tetap berusaha agar bisa lepas dari Feni.
"Zay"
"Hmm?" fokus nya teralih, tadi nya ia akan membereskan mangkuk bekas bubur
"Plisss, come back with me"
"Gue gabisa, dan jangan paksa gue!" ucap Zayn dengan tegas, nafas nya seketika memburu melihat wajah sedih dari Feni.
"Dua kali, dua kali gue kasih lo kesempatan Fen. Tapi apa, lo tetep aja begitu. Padahal gue berharap banyak sama hubungan kita dulu, tapi lo sia-siain begitu aja."
"Kalo dulu gue ngejar-ngejar lo, karena gue beneran suka sama lo. Gue suka sama kepribadian lo dari awal masuk sekolah, gue kira, lo itu beda dari cewek-cewek pada umum nya. Lo berhasil, berhasil bikin gue sedikit trauma dengan yang namanya pertemanan perempuan dengan laki-laki."
"Semenjak Darren masuk, dia gencar deketin lo. Lo sendiri, gak pernah keliatan risih atau nolak setiap dia deketin lo, bahkan ajak lo jalan."
"So, jangan menganggap gue jahat dalam hubungan ini. Udah yah, gue gak mau ujaran fakta dari yang keluar dari mulut gue, nyakitin hati lo."
Degh
Hati Feni mendadak sesak, semua yang di katakan Zayn adalah fakta. Sebuah fakta yang tidak bisa terbantahkan, mau mengelak seperti apapun, tamparan fakta sudah mendarat dalam hati nya.
"Jangan cengeng, jangan nangisin hubungan yang lo rusak sendiri."
"Cepet sembuh, gue pamit dulu." tanpa mendengar balasan kata dari Feni, Zayn langsung berlalu begitu saja dari kamar nya.
"Hiks hiks, gak! Aku gak bisa kaya begini hiks."
"Arghhh, ini semua gara-gara cewe itu. Kalo dia gak ada, Zayn pasti mau balik lagi sama gue."
Pranggg
Gelas minum yang ada di atas nakas, di lempar hingga menimbulkan suara keras. Pecahan kaca yang berserakan, terhempas oleh pintu yang terbuka kencang dari luar.
"Astaga, Feni!" sang mami masuk kamar Feni setelah mendengar suara pecahan gelas tadi
"Apa yang terjadi sama kamu?"
"Hiks, mami aku mau Zayn kembali hiks. Dia harus kembali sama aku hiks, aku gak mau kalo dia sama yang lain mami~"
"Dengan cara apa, emang nya Zayn masih mau kembali sama kamu?"
"Ihhh si mami mah malah begitu, ya pasti mau lah. Cuman, gara-gara cewe itu Zayn gak mau lagi sama aku!"
"Yaudah, berarti kamu gak bisa lagi kembali sama Zayn."
"Mami ko berubah-ubah sih, harus nya mami dukung aku."
"Mami udah denger percakapan kamu sama Zayn, mami berdiri di belakang pintu kamar kamu." mendengar itu, Feni tentu saja terkejut. Mami Feni baru mengetahui fakta yang sebenarnya, ia kira hanya satu kali Feni melakukan hal bodoh seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN?
Romance"berapa lama sampai semuanya kembali seperti dulu, aku rindu memeluk tubuh mu. Maafkan aku dan tolong, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. "gak tau, hati aku terlalu sakit dan terlalu kecewa mengingat kejadian dulu Feni, memang sebaikny...