O.A 05

722 131 14
                                    

Memasuki waktu istirahat, semua murid berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka. Sedangkan pemuda bernama Zayn, tengah asyik mengerjakan tugas yang tadi sempat ia tinggal karena mengantarkan Feni ke UKS.

Sedang asyik menulis, ia di sadarkan dengan seseorang yang duduk di sebelah nya. Orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Feni, entah apa kali ini yang akan perempuan itu lakukan. Zayn terlihat menghela nafas, ia hiraukan dan terus mengerjakan tugas nya.

"Fokus Zayn fokus, dia cuman gangguin Lo aja. Inget tujuan utama lo, Zayn" Zayn mengumpat dalam hatinya, ia mewanti-wanti dirinya sendiri agar tidak terpengaruh lagi oleh Feni.

"Lo gak denger omongan gue tadi, apa gak ngerti bahasa Indonesia!"

"Zay, plis! aku gabisa kalo harus kaya gini terus. Ma-mafin aku Zay" Feni menundukkan kepalanya, tangan nya mencoba memegang tangan Zayn, merasa tak ada penolakan ia malah mencengkram tangan itu.

"Jangan kaya begini, gue gak mau sampe cowo lo liat. Cukup gue aja yang ngerasain sakit hati karena di khianati, jangan sampai asa korban selanjutnya" terdengar menyakitkan bukan? Iya! Feni di buat nya menangis oleh penuturan Zayn,

"Fen, cukup yah lepas. Gue gak mau sampe orang lain salah paham, mending sekarang lo cabut dari sini. Gue mau fokus ngerjain tugas, dan tolong sekali lagi, jangan ganggu gue!" tegas Zayn

"Enggak Zayn, aku masih sayang sama kamu, pliss maafin kekhilafan aku Zay hiks, a-aku menyesal. Aku c-cinta sama kamu, aku sayang sama kamu"

"Bulshit"

"Dan gausah minta maaf, kaya baru pertama kali aja nyakitin" Zayn terkekeh hambar di akhir kalimat nya

"Ma-maksus kamu"

"Ga mungkin kan, aku beberin semua nya di sini. Apa emang, kamu mau dengar?"

"Sebenarnya aku tau ini udah lamaaa~ banget, meskipun gak lihat langsung tapi aku punya Valdo, orang yang selalu tau gerak gerik kamu."

"J-jadi kamu nyuruh Va-valdo buat mata-matain a-aku" sela Feni

"Apa untung nya buat aku, toh aku dulu percaya banget kalau kamu emang sayang sama aku."

"Jangan bersikap manis Zay" batin nya

"Gue selalu berusaha agar tidak percaya dengan omongan nya Valdo, sampe-sampe gue sering berantem sama dia gara-gara bahas lo"

"Karena, gue ngira kalau gue bisa nemuin cinta yang bunda kasih, gue rasa itu ada di lo"

"Tapi gue salah Fen, gue berusaha menelan semuanya sendiri. Sampai dimana semuanya terbongkar, hati gue bener-bener hancur. Bahkan saat mengingat nama lo sebelum tidur pun rasanya sakit."

Feni, wanita itu sudah menangis sesenggukan dengan kepala yang menunduk. Dia mencengkram kuat rok nya, butiran demi butiran air mata nya mulai membasahi rok nya.

"Udah yah gausah nangis, ini gak sepenuhnya salah lo. Gue yang salah, gue salah karena udah begitu percaya banget kalo itu sayang sama gue. Makanya, begitu di sakitin, hati gue seakan tidak menerima kenyataan."

Isakan yang tadinya kecil kini terdengar semakin kencang, penuturan Zayn benar-benar membuat Feni tertusuk.

"Hiks hiks, ma-maafin aku Zay. Hiks, a-aku mo-mohon hiks"

"Hiks, ZAY, hiks hiks, maafin aku hiks"

"Sebelum lo minta maaf, gue udah sepenuhnya maafin lo!, udah kan? Mulai sekarang, gue minta banget sama lo, jangan ganggu gue lagi." Feni menggeleng kuat dengan air mata yang bercucuran

"Belum hiks, k-kamu belum maafin aku hiks"

"Lo tadi denger kan, gue udah maafin lo" tegas Zayn

"A-aku mohon kembali Zay, ke-kembali sama a-aku hiks" Zayn tak menggubris, dia menghiraukan wanita itu, sampai dimana ada seseorang yang datang dan langsung menggebrak pintu

ONCE AGAIN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang