Pagi itu di sebuah kamar yang terlihat sangat minimalis, di atas kasur masih terlihat sesosok perempuan yang masih terlelap dalam tidur nya. Dunia mimpinya seperti sedang tidak baik-baik saja, terlihat dari wajah nya yang nampak gusar.
Sementara itu dari balik pintu terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang mengetuk pintu, ia mencoba membangun putri tidur si penghuni kamar.
Tok
Tok
Tok
"Astaghfirullah, anak ini kenapa kebo banget sih, gak biasa nya loh dia begini" monolog nya terdengar kesal
Wanita paruh baya itu sudah berdiri di depan pintu hampir 20 menit lamanya sembari terus mengetuk pintu kamar. Namun, si pemilik kamar sama sekali tidak terusik dari tidur nya.
Dugh
Dugh
Dugh
Ketukan kecil tadi berubah menjadi sedikit brutal, kali ini ia kepal kan tangan nya untuk berusaha membangunkan wanita yang masih saja tertidur.
"Eughhh" akhirnya putri tidur itu terusik, mulut nya melenguh panjang, perlahan tubuh nya mulai bangkit.
Matanya mengerjap, sedang badan nya ia regangkan untuk melemaskan otot-otot tubuh yang sempat di bawa olahraga oleh dunia mimpinya.
"FENI"
"Astaga mami apaan sih" pekik nya setelah mendengar teriakkan dari balik pintu
Ya, wanita itu adalah Feni. Ia terbangun dengan mata yang sembab, setelah malam tadi melihat sebuah video yang di kirimkan oleh Valdo, adik dari mantan yang telah ia khianati.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, matanya seketika melebar saat melihat sang mami tengah melipat tangan nya di dada, Ia menatap tajam ke arah Feni.
"Aduhhh duhh sakit mama~" telinga nya di tarik cukup kuat oleh orang yang di panggil nya mama itu
Karena tidak tega, mama nya melepas tangan dari telinga anak perempuan nya itu. Ia menggelengkan kepalanya ke arah Feni, sembari berdecak kesal.
"Setengah jam yang lalu, mama ngetuk-ngetuk pintu kamu. Kamu tidur, atau latihan mati sih" ujar sang mama
"Ish si mama mah gitu banget ngomong nya, malem tadi aku gabisa tidur mah" eluh Feni dengan bibir yang melengkung ke bawah
"Salah sendiri itu mah, siapa suruh main api"
"Maa~" rengek Feni
"Mama udah peringatin kamu beberapa kali, tapi masih aja begitu. Sekarang nikmati aja apa yang sudah kamu perbuat, sana kejar laki-laki yang kamu agung kan itu" ujar sang mama kesal
Mamanya sering kali memperingatkan Feni agar tidak terlalu jauh bergaul dengan laki-laki lain, tetapi ya namanya juga anak muda. Jika belum merasakan dia tidak akan jera, mau menyesal pun sudah kejadian.
"Maaf mah" Feni menundukkan kepalanya
"Kalau di bilang, mama menbela Zayn, memang betul!"
"Mama gak pernah sekalipun ngajarin kamu mengkhianati kepercayaan atau cintanya seseorang sama kamu Fen"
"M-mama hiks"
"Gausah nangis, nikmatin aja apa yang udah kamu perbuat. Sekarang mandi! dan pergi ke sekolah!" Ucap sang mama dengan sangat tegas
Feni kembali masuk ke kamar nya dengan kepala yang terus menunduk dan juga air mata yang masih bercucuran, ia berharap bisa kembali pada laki-laki yang begitu hebat mencintai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN?
Romance"berapa lama sampai semuanya kembali seperti dulu, aku rindu memeluk tubuh mu. Maafkan aku dan tolong, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. "gak tau, hati aku terlalu sakit dan terlalu kecewa mengingat kejadian dulu Feni, memang sebaikny...