O.A 02

634 139 9
                                    

Masih di hari yang sama, Bunda Zayn tadi sudah mengabarkan bahwa dirinya sudah sampai di bandara setelah belasan jam duduk si pesawat. Bunda, itulah sebutan yang sering Zayn panggil pada perempuan yang telah melahirkan nya ke dunia.

Perempuan yang senantiasa menyayangi nya, perempuan yang senantiasa menjaga hatinya, perempuan hebat yang tidak mau anak laki-laki nya kenapa-kenapa.

Bunda dari Zayn sebetulnya belum mengetahui akar permasalahannya, bagaimana anak laki-laki nya itu bisa sampai masuk rumah sakit berhari-hari.

Dan kini, Revaldo sudah sampai di bandara. Matanya celingak-celinguk mencari keberadaan wanita yang memiliki kunci surganya.

"Bunda mana sih, tadi katanya di lobby" gumam Valdo sedikit kesal, ia berusaha menghubungi bundanya itu namun belum mendapatkan jawaban.

Hingga saat netranya menangkap sosok yang sangat ia sayangi, senyum nya merekah begitu saja. Raut wajah kebahagiaan terpancar dalam diri Valdo.

"BUNDA" teriak nya tanpa memperdulikan orang-orang di sekitar yang kini menatap nya aneh

Yang di panggil menengok, ia tersenyum hangat ke arah Revaldo. Bunda mereka sudah ada satu bulan berada di negara Swiss, sebenarnya hanya menemani sang suami melakukan perjalanan bisnis.

Pelukan hangat itupun berlangsung cukup lama, mereka menyalurkan rasa rindu yang sudah lama sekali mereka tahan-tahan.

"Gimana keadaan kamu nak" tanya nya setelah melepas pelukan

"Aku, baik Bunda. Bunda sendiri, gimana kabar nya" tanya balik Valdo

"Bunda baik sayang, yaudah yu kita langsung aja. Bunda udah kangen sama abang kamu" Valdo tersenyum menanggapi, dia mengambil alih koper yang di pegang Bunda nya itu.

Bunda dari valdo tersenyum sembari melihat-lihat sekitar dari balik kaca mobil, padahal baru sebentar tetapi ia sudah merasa asing dengan kota ini.

"Bunda kangen kemacetan kota Jakarta" ucap nya

"Bunda sih lama banget di sana, gak tau apa anak-anak bujang nya kangen di sini" sahut Valdo dengan masih terfokus pada jalan

"Bunda kan nemenin ayah sayang, lagian ayah juga kayanya sebentar lagi pulang deh"

"Serius bun,! Sama adek gak pulang nya" ucap Valdo antusias

"Serius sayang, ayah sebenarnya mau ikut pulang juga. Tapi, ada beberapa kerjaan yang mendadak, dan itu harus ayah yang tangani" jelas sang Bunda

"Pasti karena kerjaan lagi aja" batin Valdo

"Kamu jangan kesel yah sama ayah, dia begitu juga kan buat kalian. Buat anak-anak nya" ucap sang bunda lembut sembari mengusap pelan punggung lengan Valdo

Ia tahu anak tengah nya ini sangat tidak suka dengan kesibukan ayah nya, tetapi lagi dan lagi dia harus memberikan penjelasan.

"Enggak bunda, cumah... Ya gitu deh" sang bunda menggelengkan kepalanya dengan sedikit tersenyum

Perjalanan berakhir di parkiran rumah sakit yang begitu besar, keduanya turun dan langsung berjalan ke arah lift yang ada di basement.

Sepanjang perjalanan, para perawat terlihat memberikan hormat dengan cara membungkukkan badannya. Bagaimana tidak, rumah sakit ini sebenarnya milik dari mendiang kake Zayn dan juga Valdo.

Maka tak heran, jika mereka memberikan hormat pada cucu atau anak pemilik rumah sakit ini.

-VVIP MELATI 1

Tempat dimana Zayn di rawat, ruangan paling nyaman yang ada di rumah sakit ini. Dengan beberapa perlengkapan di dalam nya, seperti, kulkas, televisi dan juga di lengkapi dengan sofa untuk keluarga yang menunggu pasien.

ONCE AGAIN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang